Lompatan Besar Indonesia, Bagaimana Prabowo-Purbaya Mendorong Pertumbuhan 6-8%
H Lalu Tjuck Sudarmadi
GEMARI.ID-JAKARTA. Target besar yang menjadi lompatan bangsa dalam pemerintahan Prabowo - Gibran memasuki periode awal dengan semangat besar yaitu membawa ekonomi Indonesia naik kelas dengan pertumbuhan 6%, kemudian 7% dan 8%; menurunkan kemiskinan dan stunting dengan kecepatan tiga kali lebih cepat dibanding pemerintahan sebelumnya; memastikan bonus demografi menjadi kekuatan, bukan beban; serta membangun 80.000 Koperasi Desa Merah Putih sebagai jantung ekonomi rakyat. Target ini bukan sekadar angka, tetapi visi untuk mengantar Indonesia naik ke tangga negara berpendapatan tinggi.
Realitas Ekonomi yg menjadi tantangan besar yang harus diatasi, bahwa selama bertahun-tahun Indonesia stabil di pertumbuhan 5%. Namun stagnasi bukan takdir. Banyak negara mampu melompati zona 5% menuju 7–8% melalui keberanian reformasi dan konsistensi kebijakan. Proyeksi IMF dan Bank Dunia memang masih di kisaran 4,8–5,2%, tetapi proyeksi itu selalu konservatif—dan seringkali gagal menangkap potensi negara ketika kepemimpinannya berani mengambil langkah besar. Prabowo menempatkan keberanian itu di garis depan: mendorong hilirisasi, memperkuat ketahanan pangan, membangun kemandirian energi, dan meningkatkan nilai tambah di sektor pertahanan.
Peran Purbaya sebagsi nesin eksekusi dan konsolidasi reformasi memegang peran strategis dalam memastikan visi besar ini berjalan di lapangan. Sebagai teknokrat yang disiplin, tegas, dan kaya pengalaman, Purbaya menjadi figur yang menghubungkan visi politis Prabowo dengan eksekusi teknis di birokrasi. Ia dikenal mampu memotong hambatan regulasi, menyinkronkan kementerian yang sering berjalan sendiri-sendiri, dan memastikan keputusan di tingkat pusat benar-benar dieksekusi di daerah. Dengan gaya kerja yang terukur dan fokus pada efisiensi, Purbaya sangat mungkin menjadi motor percepatan reformasi—sesuatu yang selama ini dibutuhkan Indonesia untuk keluar dari zona pertumbuhan 5%.
Bonus Demografi yang merupakan kesempatan emas, bahwa Indonesia sedang memasuki periode dengan tambahan sekitar 2 juta angkatan kerja baru setiap tahun. Di tangan pemerintah yang tepat, ini adalah kekuatan sejarah yang bisa membawa Indonesia menjadi ekonomi besar dunia. Prabowo memahami hal ini, dan kebijakan industrinya diarahkan untuk menyerap tenaga kerja besar-besaran—baik melalui hilirisasi, manufaktur, pertanian modern, maupun percepatan transformasi digital. Di era sebelumnya, penciptaan lapangan kerja mencapai 1,5 juta per tahun. Dengan kebijakan yang lebih agresif, target Prabowo untuk memperluas basis industri dan memperkuat UMKM melalui koperasi memberikan peluang riil untuk menyerap kekuatan demografi ini.
Salah satu program paling visioner adalah pembangunan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih. Ini bukan sekadar jumlah, melainkan transformasi besar dengan membangun koperasi modern yang terhubung digital, terintegrasi ke rantai pasok industri, dan memiliki akses pembiayaan murah. Koperasi modern ini akan menjadi basis produksi pangan, energi terbarukan, perikanan, serta manufaktur skala rakyat. Jika program ini berjalan sesuai rencana, Indonesia bukan hanya mengejar pertumbuhan tinggi, tetapi membangun ekonomi yang lebih merata—di desa, kota kecil, dan wilayah maritim. Koperasi yang kuat akan menjadi fondasi stabilitas ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Penurunan kemiskinan dan stunting dengan lompatan tiga kali lebih cepat merupakan perhatian Prabowo. Perhatian pada gizi anak dan kesejahteraan keluarga, dan program makan bergizi gratis merupakan salah satu kebijakan revolusioner yang langsung memukul akar persoalan: stunting dan kemiskinan. Jika nutrisi membaik, kualitas SDM meningkat, dan produktivitas bangsa naik. Dengan skala program nasional dan dukungan anggaran yang besar, target penurunan stunting tiga kali lebih cepat bukan hal yang mustahil. Di sisi lain, percepatan pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi dan koperasi modern akan mengurangi kemiskinan secara struktural. Bukan hanya bantuan sosial, tetapi peningkatan kualitas pekerjaan.
Syarat utama agar target 6–8% untuk mencapai lompatan besar, beberapa syarat utama harus dijaga:
1.Eksekusi cepat dan disiplin, dipimpin oleh figur sekelas Purbaya
2 Peningkatan investasi, baik asing maupun domestik
3.Transformasi industri, terutama hilirisasi dan digitalisasi
4.Pemberdayaan UMKM dan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi
5.Penguatan infrastruktur kesehatan dan pendidikan.
Dengan kepemimpinan yang kuat dan koordinasi yang rapi, maka syarat-syarat ini akan bisa dipenuhi.
Pemerintahan Prabowo memanfaatkan peluang dan berada dalam posisi unik: memiliki legitimasi politik kuat, dukungan masyarakat yang luas, dan kondisi demografi yang menguntungkan. Jika reformasi berjalan cepat dan eksekusi konsisten, Indonesia bukan hanya mampu mencapai 6–8% pertumbuhan, tetapi juga memantapkan diri sebagai kekuatan ekonomi baru dunia. Visi besar ini bukan mimpi. Ini peluang sejarah. Dan dengan eksekusi yang tepat, Indonesia berada di jalur yang benar untuk meraihnya. Penulis adalah Pengamat Birokrasi dan Pemerintahan