Rina Mardiana Manusia Istimewa
Ananda Ria dan Rina
Rina Mardiana sekarang dr Rina adalah anak pak Haryono yang bungsu, beliau dilahirkan sekitar tahun 1968 tatkala Bapaknya selesai tugas sebagai Wakil Kanwal Kantor Sensus dan statistic DKI, selanjutnya sebagai Ka Kanwai kantor yang sama. Sejak kelahiannya dr Rina telah membuat kejutan disiarkan noleh RRI Nasional keseluruh Nusantara sebagai berita kelahiran.
Di tempat tugasnya di Riau dmana pak Haryono sedang melatih [etugas survey tentang ikan, banyakyang mendengar siaran raduo tersebut dan beramai ramaiendatangi temoatpelatihan di kantor Senus menguang dan mengucapkan selamat atas kelahiran purii kami tersebut. Hanya ada tanda tanya siapa yanga dioperasi. Kanor Gubernur segera membantu mencari tiket balik ke Jakarta.
Samapai Jakarta kami langsung dari Kemayoran ke RS Sint Carolus di Salemba dan bertemu ibu Astuty senyu gembira suaminya telah Kembali dari tugasnya di Riau. Anaknya belum bisa dilihat karena habos operasi. Jadi yang dioperasi anaknya karena ususnya terllu pendek tidak samapai temat pembuangan kotoran. Dokter Adang yang masihmuda cekatan segera melakukan operasi perut bayi tersebut agarbisa buang kotoran denagn baik. Operasi berjalan mulus dan bayi sehat sampai sekarang.
Pada waktu tamat SMA Rina kami kirim sekolah di USA dengn ongkos sendiri. Tahun berikutnya kakaknya mas Fajar ikut nyusul sekolah di Amerika. Pada waktu mereka di USA kami sngat sibuk di BKKBN sehingga tidak bisa ikut memonitor Rina dan mas Fajar. Akhirnya Rina bisa menamatkan diri sebagai BA dlam bidang ekonomi dan kami minta Kembali saja ke Jakarta karena sudah kelewat lama di Amerika.
Sekembali di Jakarta Rina bekerja pada Kedutaan Yunani di Jakarta. Kemudian pindah pada Kantor swasta yang mencari tenaga yang bisa menjadi manager deng””an gajiyang besar semacam “head hunter”. Sementara itunibunya sakit sakitan. Mula-mula jantung kitab awa ke Houston di USA. Sembuh dari sana sakit lagi kita bawa ke Singapur. Rina ynag bahsa Inggrisnya baik kita tugasi mengantar dan mnunggu inunya berhadapan denagnan dokter menceritan sakit ibunya dan berdialog dengan banyak dokter spesialis.
Ruanya dialog dengan dokter2 spesialis itu menimbulkan minat untuk jadi dokter. Dibawalah oleh seorang teannya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiah Jadilah Rina dalam usia menjlang 50 tahun menjadi mahasiswa Kedokteran. Untung p ada waktu yang tepat bisa selesai dan lulus serta diwisuda jadi dokter. Langsung praktek di Rumah Sakit. Sementara lagi asyik jadi dokter di RS ibunya sakit lagi, kali ini gula tinggidan tidak teratur. Rina kami minta keluar dan jaga ibunya damapaiibunya dipanggil yang maha kuasa.
Eh bapaknya pension dan sakit idak bisa jalan sehingga dokter Rina hari2 ini jadi dokter pribadi bapaknya. Tidak di RS dan tidak praktek sehingga papan prakteknya tidak jadi dipasang. Kebetulan krena menunggu ibunya dan bapakny lebih sering dr Tina terganggu sakit oerutnya, semoga tiadak ada apa-apa hanya saking seringnya makan di luar bersma dengan kawan-kawannya. Tapi untung sudah haji jadi dr Rina banyak beribadah brsama anak2 ponakannya. Selamat mengabdi dr Rina.