Masjid Hassan II Casabalanca. Masjid Indah di Maroko.

Pukul 7.00 pagi tiba dan mendarat di Bandara Casablanca Maroko. Dalam kereta api Bandara Casablanca menuju pusat kota saya bertemu dengan sekelompok anak muda, tiga perempuan dan satu pria. Dalam perjalanan mereka berbicara dalam bahasa yang saya tidak familiar. Cara mereka mengobrol mencerminkan gaya gen Z, rileks, bebas, sampai tertawa-tawa. Generasi Z ini memiliki beberapa kesamaan bahkan di tempat-tempat yang berbeda sekalipun. Saya melihat mereka anak-anak muda baik-baik.

Tadinya saya pikir mereka orang Maroko. Ternyata bukan. Waktu saya tanya mengenai stasiun Casa Port mereka menjawab dengan ramah, “Nanti turun di stasiun terakhir”, ujar salah seorang diantaranya. Ternyata mereka juga mau ke sana. Mereka orang Spanyol rupanya. Yang pria bisa berbicara bahasa Inggris. Mereka hanya mampir di Casablanca, tujuan akhir Marrakesh kota besar lain di Maroko. Tapi mereka ingin melihat masjid indah Casablanca. Ingin melihat mesjid yang terkenal keindahannya. Ternyata itu Masjid Hassan II Maroko di Casablanca.

Keindahan Masjid Hassan II Maroko. Di tepi laut. Casablanca.

Dari informasi di beberapa travel on line, masjid Hassan II Maroko menjadi tempat yang disarankan pada urutan paling atas saat mengunjungi Casablanca. Jadi saya jangan melewatkan untuk mengunjungi masjid indah tersebut.

Dari hotel tempat menginap di kawasan Ville Premiere dekat dengan kota lama Medina masjid ini hanya berjarak kurang lebih dua puluh lima menit-an. Tidak terlalu jauh. Taksi hanya 30 Dirham uang Maroko. Sopir bisa berbicara bahasa Inggris sedikit, ia biasa berbicara bahasa Perancis. Waktu ia bertanya saya dari mana, ia senang waktu saya jawab dari Indonesia. Orang Indonesia baik-baik, ramah dan murah senyum… Saya banyak ketemu orang Indonesia, katanya. Sebelumnya ia mengira saya orang Korea, Cina atau Jepang, karena wajah saya yang mirip orang Asia Timur.

Masjid megah ini berlokasi di Boulevard de la Corniche, Casablanca. Di depan masjid pengunjung yang berasal dari berbagai negara harus melewati antrian loket, karena masuk masjid bagi wisatawan berbayar. Untuk memasuki masjid dikenakan tiket 140 Dirham Maroko. Pembayaran bisa dengan tunai ataupun kartu (visa, master card, dll.) di loket. Saya lihat hari masih pagi. Shalat dzuhur masih lama. Saya berpikir, kalau untuk shalat apa turis harus bayar juga.

Kota Casablanca dari pelataran Masjid Hassan II.

Ternyata selain masjid, ada juga musium masjid Hassan II, persis di sebelah gerbang masuk mesjid Hassan II. Musium yang berisi informasi sejarah dan pembangunan masjid Hassan II menjadi wajib dikunjungi untuk mengetahui gagasan dan proses pembangunan masjid Hassan II. Masuk musium dikenakan biaya tiket masuk 30 Dirham Maroko.

Biasanya pengunjung memasuki musium terlebih dulu, sebelum memasuki masjid Hassan II. Memasuki masjid dan menikmati keindahannya memerlukan waktu cukup lama, bisa di atas satu setengah jam. Apalagi masjid ini begitu luas, selain banyak hal yang bisa dilihat dan dinikmati terutama arsitekturnya yang luar biasa, termasuk desain interior-nya. O ya, ada pemandu (guide) saat memasuki Masjid megah ini. Para pengunjung dikelompokkan kedalam beberapa bahasa, antara lain kelompok bahasa Spanyol, Bahasa Portugis dan Bahasa Inggris.

Salah satu interior dari salah satu sudut bangunan Masjid Hassan II

Pembangunan masjid Hassan II ini luar biasa cermat dan canggih. Ruang wudlu dan toiletnya tidak kalah dengan ruang toilet umumnya hotel bintang lima. Ruang wudlunya begitu menakjubkan, dengan pilihan air pancuran yang bisa dipakai. Betul-betul bersih dan nyaman, layaknya hotel berbintang.

Keindahan Mesjid Hassan II Maroko di Casablanca.

Mesjid Hassan II dibangun untuk mengenang Raja Hassan II dari Maroko. Inisiatif pembangunan Masjid ini sudah mulai sejak tahun 1980-an, didesain oleh arsitek berkebangsaan Perancis, bernama Michel Pinseau, yang terinspirasi oleh gaya arsitektur khas bangsa Moor dan pembangunan fisik mesjid dibangun oleh Bouygues. Masjid ini sering disebut sebagai salah satu masjid terbesar di dunia. Masjid ini juga memiliki minaret (menara) salah satu yang paling tinggi di dunia dengan ketinggian 210 meter (689 kaki) dan memiliki kapasitas 25.000 orang dan ditambah lagi dengan pelataran luas dan menarik yang mampu menampung 80 ribu jemaah.

Masjid Hassan II menjorok ke Lautan Atlantik. Saat Laut surut.

Masjid Hassan II kemudian dibangun pada tahun 1986-1993 untuk memperingati ulang tahun mendiang Raja Maroko Hassan II, yang berkuasa antara tahun 1961 sampai tahun 1999. Masjid Hassan II dibangun menjorok ke Samudra Atlantik membuatnya terlihat seakan akan berada di tengah laut layaknya sebuah masjid yang benar benar terapung. Tak mengherankan bila kemudian masjid ini sering mendapat julukan sebagai masjid terapung terbesar di dunia. Masjid ini kini menjadi penanda (landmark) Kota Casablanca.

Salah satu pintu masjid yang menghadap lautan Atlantik.

Desain Interior masjid ini sangat megah. Berada di tengah-tengah masjid seolah-olah berada dalam suatu bangunan klasik seperti katredal atau bangunan-bangunan bersejarah di Eropa (konon Raja Hassan II memiliki harapan akan kerukunan umat beragama di Maroko), sehingga desain interior-nya mencerminkan paduan beragam gaya arsitektur, termasuk arsitektur Eropa. Desain Interior-nya sedemikian canggih sehingga menimbulkan decak kagum para pengunjung, termasuk pengunjung non-Muslim. Juga pilihan keramik lantainya, termasuk penggunaan kaca sebagai lantai di beberapa area mesjid.

Teknologi tinggi diaplikasikan di masjid ini dengan memanfaatkan teknologi cahaya Laser untuk pencahayaan dan memberikan keindahan tersendiri di malam hari. Sayang saya tidak berkesempatan melihat mesjid ini di malam hari. Juga pada lantai ada penggunaan pemanas lantai untuk mengontrol temperatur ruangan masjid melalui lantainya ketika suhu dingin, penggunaan pintu elektrik, rancangan atap yang bisa di buka tutup dengan teknologi mutakhir dan beberapa bagian lantai masjid menggunakan kaca tebal sehingga memungkinkan jemaah melihat Samudera Atlantik yang menyapu bebatuan di bawah masjid. Betul-betul canggih. Selain itu masjid ini juga secara keseluruhan berukuran sangat besar, langit-langit yang tinggi dan artistik dengan dekorasi interior ruang shalat yang mengagumkan, buah karya ukiran tangan para pengukir yang memang profesional di bidangnya ditambah dengan dekorasi hasil cetakan semen.

Untuk menyelesaikan projek megah ini, sebuah tim besar para maestro pengukir dipekerjakan khusus menangani proyek pembangunan masjid ini. Bahan bahan terpilih berupa kayu kayu cedar dari kawasan Atlas, batu pualam dari pegunungan Agadir dan batuan granit dari Tafroute, semuanya berasal dari negeri Maroko sendiri. Luar biasa!

Sudut lain masjid Hassan II Maroko.

Dari informasi di musium disebutkan lebih dari 6000 seniman Maroko dipekerjakan pada proyek pembangunan masjid ini sejak dari awal pembangunannya. Dengan biaya proyek mencapai setengah miliar dolar Amerika (sumber informasi lainnya mengatakan 700 juta dolar Amerika) dan disebutkan sebagian besar dari dana pembangunan tersebut merupakan sumbangan dari rakyat Maroko sendiri. Meskipun arsiteknya orang Perancis, namun bahan-bahan utama pembangunan masjid berasal dari negeri Maroko sendiri.

Saya lihat pengunjung masjid Hassan II ini banyak juga berasal dari kalangan non-Muslim terutama berasal dari Eropa Barat. Mereka memasuki masjid dengan leluasa, dibawah bimbingan pemandu. Kedatangan wisatawan non-Muslim memberikan kesan tersendiri terutama mencerminkan perwujudan hubungan antar umat beragama yang harmonis yang ingin dibangun di Maroko, sesuai dengan harapan Raja Hassan II.

Aam Bastaman. Ketua Senat Universitas Trilogi. Hobi melancong mancanegara untuk belajar antar budaya.

Photo: Dokumen pribadi

Aam BastamanComment