Mengitari Bumi Bulat dalam 14 Hari
Bersama anak-anak Sao Paulo, Brazil.
Pada tanggal 21 Agustus sampai dengan 4 September 2024, saya berkesempatan melakukan perjalanan mengitari bumi bulat. Perjalanan ini sebenarnya terinspirasi dari bukunya Jules Verne – Mengelilingi Bumi dalam 80 Hari, yang saya baca sewaktu masih di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tasikmalaya. Kedua, saya ingin merasakan sendiri dari pengalaman perjalanan keliling bumi untuk membuktikan bumi bulat.
Biasanya perjalanan mancanegara hanya searah, atau beberapa tempat, namun kemudian balik lagi ke Tanah Air dengan rute yang sama. Belum pernah mengelilingi bumi sampai kembali ke tempat asal.
Bedanya Jules Verne mengitari Bumi dengan Kapal Laut. Saya menggunakan pesawat udara, menyeberangi lima Benua dan tiga samudra besar (samudra India, Atlantik dan Pasifik (selatan). Delapan negara terlewati, namun hanya tiga negara yang tinggal untuk beberapa hari.
Perjalanan menggunakan lima maskapai penerbangan yang berbeda. Dimulai dengan maskapai nasional Citilink (Jakarta - Kuala Lumpur). Etihad (Kuala Lumpur - Abu Dhabi dan Abu Dhabi - Casablanca). TAP Air Portugal (Casablanca - Lisbon dan Lisbon - Sao Paulo). LATAM Air (Sao Paulo - Santiago). Qantas - dioperasikan oleh LATAM Air (Santiago - Auckland dan Auckland Sydney), serta Qantas (Sydney - Jakarta).
Rute perjalanan:
1. Jakarta – Kuala Lumpur - Rabu/21 Agustus 2024. -/+ 2 jam perjalanan udara. Beda waktu Kuala Lumpur – Jakarta 1 jam. Kuala Lumpur lebih awal.
2. Kuala Lumpur – Casablanca, Maroko - Kamis/22 Agustus 2024. Transit di Abu Dhabi 14 Jam.
Kuala Lumpur – Abu Dhabi -/+ 7 jam perjalanan udara. Beda waktu Jakarta - Abu Dhabi 3 jam. Jakarta lebih awal.
Abu Dhabi – Casablanca, Maroko -/+ 8 jam perjalanan udara. Beda waktu Casablanca, Maroko – Jakarta 6 jam. Jakarta lebih awal.
3. Casablanca, Maroko - Sao Paulo, Brazil. Senin/26 Agustus 2024. Transit di Lisbon Portugal 2.5 Jam.
Casablanca - Lisbon +/- 1.5 jam perjalanan udara. Beda waktu Lisbon - jakarta 6 Jam. Jakarta lebih awal.
Lisbon – Sao Paulo -/+ 10 Jam penerbangan udara. Beda waktu Sao Paulo – Jakarta 8 Jam. Jakarta lebih awal.
4. Sao Paulo, Brazil – Santiago, Chile. Jumat/30 Agustus 2024. -/+ 3 jam penerbangan udara. Beda waktu Santiago – Jakarta 12 Jam. Jakarta lebih awal.
5. Santiago Chile - Jakarta. Selasa/3 September 2024. Transit di Auckland, New Zealand dan Sydney, Australia.
Santiago, Chile – Auckland, New Zealand -/+ 14 Jam penerbangan udara. Beda waktu Auckland – Jakarta 4 jam. Auckland lebih awal.
Auckland, New Zealand – Sydney Australia -/+ 3 Jam penerbangan udara. Beda waktu Sydney - Jakarta 4 jam. Sydney lebih awal.
Sydney – Jakarta -/+ 7.5 jam penerbangan udara.
6. Tiba di Jakarta - 4 September 2024, pk. 18.45.
Total perjalanan 14 hari. Dari 8 negara destinasi yang dilalui, hanya tiga destinasi yang saya tinggal untuk beberapa malam, yaitu: Casablanca, Maroko (3 malam), Sao Paulo, Brazil (3 malam) dan Santiago, Chile (3 malam). Selebihnya transit, dan tidak keluar bandara.
Casablanca, Maroko.
Dari ketiga negara yang dikunjungi tersebut, masing-masing memiliki Bahasa nasional yang berbeda. Maroko (Bahasa Perancis dan Arab), Brazil (Bahasa Portugis) dan Chile (bahasa Spanyol). Begitu tiba di New Zealand dan Australia untuk transit bahasa-bahasa sebelumnya sudah jarang terdengar lagi (menggunakan Bahasa Inggris, tentu saja).
Mesjid Hassan II Casablanca, Maroko.
Saya tidak menguasai Bahasa Perancis, Arab, Portugis dan Spanyol, namun penguasaan Bahasa Inggris sangat membantu. Meskipun begitu, banyak kalangan di negara-negara non-bahasa Inggris yang saya temui (Maroko, Brazil dan Chile) tidak biasa dan tidak bisa menggunakan Bahasa Inggris - bahasa isyarat (non-verbal) menjadi penting. Bahasa universal antar budaya.
Sao Paulo, Brazil.
Hal yang menjadi catatan lainnya, Casablanca kota terbesar di Maroko, kota klasik yang kuat dengan atmosfir Islam. Memiliki ciri khas pohon palem dan gedung-gedung klasik serta beragam mesjid yang indah. Sao Paulo kota modern yang sangat kosmopolitan, lebih glamor dan sibuk, namun tetap memberikan suasana hangat yang menunjukkan keakraban penduduknya. Sedangkan Santiago kota klasik dengan atmosfor Katolik, dengan banyaknya Gedung-gedung katedral tua yang klasik dan indah. Putih salju di puncak pengunungan Andes menghiasi wajah kota Santiago. Masing-masing kota memiliki kekhasan dan daya tariknya sendiri-sendiri. Secara umum, warga di ketiga kota ini ramah-ramah terhadap pendatang, terutama wisatawan.
Santiago, Chile dari Casa San Cristobal.
Iklim di Casablanca bulan Agustus ini cenderung agak panas, sinar matahari cukup melimpah, meskipun tidak terlalu panas untuk ukuran warga yang biasa tinggal di iklim tropis seperti saya. Sao Paulo sedang mengalami musim dingin, sangat berasa dinginnya. Sedangkan Santiago juga cukup dingin. Baju tebal yang hangat atau Jaket menjadi sangat penting di Sao Paulo dan Santiago di akhir bulan Agustus dan awal September ini.
Santiago, dengan latar belakang salju di puncak pegunungan Andes.
Sedikit komentar mengenai makanan – di ketiga kota ini sepertinya tidak tumbuh cabe rawit… Hampir tidak ditemukan makanan yang pedas, bahkan sambal (hot sauce) jarang ditemukan, yang ada sambal tomat, tidak pedas sama sekali. Kenapa mereka tidak suka pedas ya…
Perjalanan mengitari bumi bulat dicapai dalam waktu 14 hari, dengan berhenti beberapa hari di tiga kota tersebut di atas, selebihnya, Kuala Lumpur, Abu Dhabi, Lisbon, Auckland dan Sydney hanya transit.
(Bersambung).
Aam Bastaman - Ketua Senat Universitas Trilogi, Jakarta. Sering melancong mancanegara untuk belajar antar budaya.