Sekali Lagi Tentang Stunting

Menjelang dilantiknya ;bulan Oktober nanti ada baiknya BKKBN yang diserahi tugas mengkoordinasikan penanganan srunting bergerak dengan lincah memperkenalkan pendekatan masyarakat dengan mrngerahkan PLKB bergerak Kembali bersama bidan dan keluarga di desa-desa.

Presideb Peabowo pasti sangat hormat pada mantan Presiden Soehartao yang berhasil memberi kesempatan pada rakyat untuk ikut berjuang bersama TNI sampai ke desa-desa. Rakyat desa pasti dengan mudah bisa mengenali keluarga mana yang rawan terkena stunting dan dengan rekayasa sederhana bisa dikurangi dengan usaha keluarga menanam kebun bergizi.

Rakyat dipersiapkan oleh bidan desa dan PLKB untuk secara ilmiah nebgadakan intervensi kepada krluarga rawan stuniing, trmasuk minta bantuan guru Paud dan tanan kanak-kanak. Perhatian itu tidak saja pada stunting yang ada di Paud tetapi juga dilihat pada anak-anak yang selalu keluar dari bangkunya untuk membaca tulisan gurunya di papan tulis karena kurang terang. Anak-anak itu pasti menderita kurang jelas oada jarak dalam kelas. Perlu juga guru SD mengadakan rotasi anak-anak yang duuk paling depan dengan yang duduk paling belakang agar ada Latihan membaca jarak jauh,

Anak-anak Perempuan di SMP SMA kalau perlu tidak saja dijatah makan sekali di sekolah tetapi makan dua kali dengan mrngamb jatah orang kaya di desa untuk dibagi keada abak keluarga miskin agar niai gizinya bertambah baik dan siap menikah dalam keadaan cukup bergizi. Semua usaha diusahakan agar abak perempuan memperoleh masukan gizi yang memadai utamanya menjelang usia 18 tahun yang dibenarkan menikah. Program itu akan mencegah stunting dan anak Perempuan soap menikah dalam keadaan sehat dan cukup gizi.

Kita pernah adakan Kuliah Kerja Nyata bersama sekitar 400 perguruan tinggi, Kegaiatan ini perlu dihidupkan lagi guna mendukung pecegahan pendekatan Masyarakat,

Haryono SuyonoComment