Mata Kuliah Akademi yang Sudah Sangat Tinggi
Pada angkatan ketiga, hampir semua mata kulia diajarkan oleh dosen yang umumnya ahli-ahli PBB yang diperbantukan untuk berbagai Sensus yang akan diadakan oleh BPS seperti Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Industri.
Karena para anggota Tim Ahli PBB itu sarjana di negaranya dan umumnya mantan pegawai BPS di negaranya, maka mata kuliah yang diberikannya adalah mata kuliah yang diambilnya pada tingkat perguruan tinggi sebelum menjadi sarjana.
Jadi sesungguhnya mahasiswa Akademi Ilmu Statistik (AIS) angkatan ketiga tersebut lulusnya adalah sebagai Sarjana Statistik bukan Bachelor atau BSt, Keadaan tersebut memudahkan bagi mahasiswa yang melanjutkan pada perguruan tinggi di luar negeri.
Karena itu waktu kami diberi Intro Statistik 101 kami protes, karena kami justru sudah mengajar di Indonesia. Kami dinaikkan ke Statistik 202 yang lebih rumit atau advance Statistic. Sahabat kami yang menyusul ikut saja dgm Stat 101 dan Stat 102 yang lebih mudah, kami langsung ke Stat 202.
Selisihnya dua semester mengulang kuliah di Akademi Ilmu Statistik (AIS) di Jakarta. Mas Budi Suradji nyombong belum tentu kami bisa pecahkan soal statistic 102,
Begitu juga dengan kuliah matematik di Universitas berbeda dengan di Akademi. Di Universitas kuliahnya matematika modern dan di Akademi matematika biasa sehingga perlu penyesuaian yang drastis.
Di Universitas Chicago kami tidak dianjurkan kuliah Matematik, Statistik sehingga semua bisa lancar. Kuliah lain lebih pada teori Sosiologi yang cukup berat bagi mahasiswa asing karena harus tahu tentang karakteristik suku2 di kota besar, seperti di New Yok atau Chicago.
Bacaan ilmu-ilmu sosial yang sangat banyak dan sangat sulit dicerna bagi mahasiswa asing, khususnya Korea dan Indonesia.
Mata kuliah lain biasa-biasa saja, hanya bacaan dibidang Sosioloagi cukup berat sebagai bahan ujian komprehensip sebagai syarat sebagai Sarjana Sosiologi.
Setelah lulus ujian komprehensip, kami harus segera menyelasaikan pembuatan Disertasi yang dimudahkan karena hasil survey di Jakarta belum dianalisa. Kami mendapat ijin menulis disertasi menganalisa hasil survey di Jakarta.
Kami mendapat jatah mengolah hasil survey itu dengan computer time tanpa batas dan bantuan asisten dari CFSC
Pekerjaan sangat lancar dan bisa selesai dengan cepat. Sisa waktu sebelum wisuda kami ditunjuk sebagai Wakil Direktur Internatinal training dengan gelar doctor sebelum ujian doktor. Para peserta, termasuk dari Indonedia, menganggap kami sudah doktor.
Wisuda dilaksanakan setelah acara Summer selesai dan kami resmi jadi doctor untuk kembali ke Indonesia.