Membangun Desa dengan Semangar Global yang Dinamis

Setiap kali kami didorong Mas Teguh melewati pintu kamar menuju ruang makan untuk sarapan pagi atau makan siang dan kembali ke ruang komputer, kami selalu lewat pintu kamar dan melihat koper kecil warna biru gelap yang ditempeli kertas putih tanda lolos mesin security bandara tanda bebas benda berbahaya untuk naik ke pesawat.

Mengiringi koper yang didorong mas Dr. Mulyono, Asisten pribadi yang rajin dan selalu mengawal keberbagai desa itu, pikiran mulai menerawang pada rentetan tema pidato untuk memberdayakan keluarga desa menstimulir semangat mereka memberdayakan diri membangun keluarga, memperkuat kerja gotong riyong dan maju dengan tujuan pemberdayaan keluarga umtuk membangun keluarga yang Bahagia, mandiri dan sejahtera.

Tepuk tangan yang gegap gempita selalu bisa dibangkitkan karena yang muncul dari mulut kecil dibawah kumis tebal ini afalah aspirasi dan cita cita rakyat yang diimpikan dan jarang terlealisir dengan nyata. Mendadak sosiolog yang makan garam selama membangun KB ini bisa menangkap keinginan rakyat desa itu seakan “calon Presiden” yang kampanye menjanjikan masa depan yang menjadi cita-cita bersama.

Waktu itu Presidennya tetap saja satu Pak Harto sehingga suara nyaring tidak pernah berakhir dengan cita-cita menang pemilu kecuali memperkuat kedudukan beliau sebagai pemimpin bangsa.

Mengenang pengalaman masa lalu membangun keluarga desa itu kita terharu mendengar nada kampanye dewasa ini yang makin hari makin mengerucut pada focus yang seakan Kembali kepada masa lalu keinginan memenuhi kebutuhan rakyat akan Pendidikan dan kesempat yang makin terbuka akan kesempatan kerja sebagai sarana mengantar keluarga yang Sejahtera.

Kini dimulai dengan makan cukup gizi bagi semua orang, utamanya keluarga miskin agar bisa menyatukan diri membangun bangsa dengan kekuatan yang makin kompak dan hasil maksimal untuk sebesar besar kejayaan bersama. Bukan makan untuk kegemukan, tetapi makan untuk mampu belajar dan bekerja bersama  secara gptong royong.

Kekuatan gotong royong ini seakan seperti koperasi yang memberi hasil untuk kenikmatan anggota secara adil dan merata sehingga setiap unsur merasakan kenikmatan itu secara adil karena ikut serta dalam perjuangan dengan keringat dan semangat bersama.

Haryono SuyonoComment