Kekuatan R. Werkudara Selamatkan Raja Wirata
Ada sepenggal adegan cerita wayang kulit pada masa pengasingan keluarga Pendowo karena kalah main dadu dengan keluarga Kurawa di Astina.
Peristiwa itu adalah sepenggal cerita antara Raja Wirata yang dituntut anak beliau yang baru saja diberikan kedudukan sebagai Pangeran pati agar berwibawa menywlesaikan kemelut di lingkungan istana raja tersebut.
Rupanya kesudukan sebagai Pangeran Pati yang dimasa lalu pernah memberontak kepada ayahnya dan kalah itu tidak memadai. Dulu pernah kalah karena Raja Wirata dikala itu masih muda dan kuat, kini raja sudah sepuh,
Pangeran Pati ini ingin sekali lagi memberontak, tidak saja membantu raja menyelesaikan kemelut dilingkungan Kerajaan tetapi kepingin sekaligus mengambi alih kedudukan raja.
Dia lakaukanlah pemberontakan dan Raja yang mengangkatnya menjadi Pangeran Pati ditantang nya berduel, Raja yang sudah sepuh kalah, Rupanya dendam karena pernah dikalahkan oleh Raja pada waktu masih muda belu reda. Raja Wirata yang kalah diikat dan digandengkan dibelakang kereta kadipaten untuk diarak keliling alun-alun dengan disaksikan prajurid yang sengaja dijejerkan dipinggir alun-alun untuk bersorak riuh ikut menghina dan bersyukur gembira sang raja kalah dan dihinakan.
Di pasar Raden Puntadewa menemui Raden Werkudara yang sedang sibuk membelih kerbau dan mencacah dagingnya untuk pemesannya. R Puntadewa nengabarkan bahwa raja Wirata disiksa di Alun-alun dan perlu pertolongan. R Werkudara tidak peduli karena dia adalah jagal di tempat pemotongan hewan, bukan prajurut Kerajaan, kata R Werkudara mengelak. Kemudian terjadi dialog panjang lebar dengan tujuan agar R Werkudara membantu raja Wirata karena telah memberi ruang kehidupan kepada keluarga Pendowo. Malah R Werkudra nengumpat bahwa kakaknya adalah orang lemah, tidak punya pendirian dan putusannya selalu salah.
Akhirnya R Yudistiro akan majun membela raja Wirata biarpun diketahui bahwa dirinya orang yang lemah tidak memiliki kekuatan perang dan sebentar pasti kalah dan mati. TapI ditegaskan bahwa R Yudistiro akan berbakti dan siap mati sebagai bukti kasih sayangnya pada Raja Wirata.
R Werkudara luluh hatinya dan menangis terharu mendengar tekad kakakya tersayang tersebut. Werkudara lari menuju alun alun untuk menumpas Pangeran Pati yang menyeret Raja Wirata di alun-alun. Sekali gempur saja kereta dan penumpangnya, Pangeran Pati hancur, pangeran pati hancur lebur dengan seluruh jeretanya, raja selamat dan pangeran pati mati di tengah alun alun lengkap dengan hancurnya kereta yang menyeret raja Wirata yang selamat dan Kembali bertahta.
R Puntadewo berterima kasih dan akhitnya diteriama oleh raja dengan suka cita bahwa cucunya masih hidup dan menyelamatkan Kerajaan Wirata.