Penghargaan Perdamian Dunia

Suatu Kelompok Perdamaian Dunia di Indonesia yang dibentuk sebagai Organisasi Perdamaian Dunia, sejajar dengan kelompok terdahulu yang dipimpin Bapak Jutoto. Organisasi yang baru ini dipimpin oleh Bapak Bambang Herry Purnomo SH, MH, yang malam Minggu kemarin menggelar suatu pertemuan besar-besaran di Hotel Sahid di Jakarta. Pertemuan yang dihadiri beberapa Duta Besar termasuk dari Nigeria, Maroko dan Belanda itu juga dihadiri beberapa mantan pejabat tinggi termasuk mantan Gubernur Sutiyoso yang sekaligus adalah penasehat Organisasi Perdsamian Dunia tersebut.

Pertemuan yang dihelar itu diacarakan sebagai ajang pemberian penghargaan kepada beberpa toloh Nasional dan Internasional yang dianggap berjasa dalam menyebarkan gagasan perdamaian Dunia diantaranya Sri Chinmoi alamarhum, Nelson Mandela, Bung Karno, Prof. Dr Haryono Suyono, Gubernut Sulawesi barat dan beberpa tokoh lainnya.

Pada waktu penghargaan diberikan almarhum Sri Chinmoi dari India san terakhir tinggal di New York yang beberapa kali berkunjung ke Indonesia diwakili oleh Kanjeng Dipokusumo putra Sunan Solo almarhum dengan isteri beliau, sedangkan Bung Karno diwakili oleh putra beliau Guruh Sukarno Putra. Almarhum Nelson Mandela diwakilkan kepada Duta Besar Nigeria yang kebetulan seorang Perempuan yang hadir dalam pertemuan semalam. Selanjutnya Bapak Prof Dr Haryono Suyono secara langsung menerima penghargaan tersebut diantar oleh Putera mantu beliau Drs. Rudi Lubis didepan panggung karena beliau duduk diatas kursi roda.

Acara yang meriah itu selanjutnya diisi dengan pengukuhan Duta Perdamian Wanita cantik terdiri dari gadi-gadis cantik puteri Indomesia yang ditugasi sebagai duta perdamaian ke seluruh dunia selama lima tahun mendatang. Salah seorang puteri Duta Perdamian itu mengucapkan Pidato dalam nahasa Inggris tanpa teks yang cukup menawan dan diharpkan menarik minat dan kerja sama para diplomat dari seluruh dunia.

Semoga gagasan kerja sama perdamian dunia ini berlangsung mulus dengan rencana pamasangan “genta perdamaian” sebagai simbul perdamaian yang pada organisasi sebelumnya dilakukan dengan pemasangan “Gong Perdamaian” yang dipasang di negara shabat perdamian sebagai simbul kerja sama yang berhasil.

Perhatian terhadap para penerima sangat tinggi dan karena penerima yang hidup sangat sedikit, maka pehatian itu menumpuk pada tokoh yang masih hidup, termasuk pada Prof. Dr Haryono Suyono  yang masih segar bugar biarpun duduk diatas kursi roda.

Menurut rencana pada bulan September nanti akan dilakukan Gerakan yang lebih gegap gempita guna menarik simpati pada usaha merangsang Perdamaian Dunia tersebut. Semoga Indonesia tetap jaya sebagai pelopor perdamaian dunia yang abadi.

Haryono SuyonoComment