Gotong Royong Memberdayakan Keluarga Miskin
Pada jaman Ibu Dr Rina dan Bapak Untung menjabat kedudukan sebagai Bupati Karang Anyar dan Sukoharjo mulai kita bahas upaya gotong royong mengurangi atau menghabiskan sisa sisa keluarga miskin sekaligus membangun jaringan Wisata Desa yang ada disuatu Kecamayan atau Desa mengundang kerja sama partispasi masyarakat setempat.
Pertama-tama keluarga miskin tersebut duberi pinjaman sebidang tanah milik Desa disisipkan antara keluarga biasa agar asa interaksi membangun rumah layak huni bersama masayarakat setempat. Kepadanya diberikan sebidang halaman rumah untuk membuat Kebun atau empang guna memelihara ikan kalua kebetulan tem[atnya dalam jalur aliran sungai seperti sebuah Desa Jati di Kabupaten Klaten. Apabila berada dalam jalur Sungai maka para tretangga diharap dihimnau melakukan usaha di masing-masing rumahnya memelihara ikan untuk membuka jaringan rumah makan di desa sebagai jaringan wisata desa.
Setiap empang perlu memiliki fungsi masing-maing, yaitu sebagai pusat pembibitan, pusat membesarkan ikan, dan pusat suplai harian untuk jaringan seluruh wilayah wisata yang ditempatkan di rumah-rumah penduduk setempat. Sekaligus keluarga dalam jalur wisata ditugaskan memasak atau menggoreng ikan sesuai standar yang diajarkan. Kerjasama ini penting agar suplai kebutuhan ikan untuk penggemar harian terjamin dari sudut jenis, jumlah maupun variasi pilihan ikan untuk keperluan konsumsi harian. Sekaligus sebagai jaminan kebutuhan restoran yang tidak pernah putus dari penyediaan suply bahan baku yang dimasak.
Keluarga miskin yang disisipkan tinggal dalam kelompok keluarga biasa perlu kesadaran bahwa dirinya harus ikut arus masyarakat setempat disertai komitmen dan pekerjaan yang disadari harus memiliki disiplin tinggi. Penyisipan dalam lingkungan keluarga yang luas itu adalah usaha mengajak setiap insan ikut berpartisipasi dalam usaha pemberdayaan secara gotong royong, sekaligus memberi contoh bahwa keluarga lain juga bekerja keras membangun keluarganya.