Menyongsong Hari Kemerdekaan RI

Hari ini tanggal 14 Agustus, tiga hari lagi kita merayakan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus dengan penuh kebanggaan. Adik-adik balita banyak yang berlatih berbaris ria ikut baris berbaris memakai seragam lucu-lucu merayakan Hari Kemerdekaan. Tidak sedikit yang ikut pelatihan tari nasional dan internasional seperti srimpi dan balet dengan tekun agar tidak ketinggalan jaman karena banyak orang asing yang berlatih gamelan. Anak-anak usia SMP dan SMA berlomba dengan aneka macam lomba ketrampilan dan tidak sedikit yang ditiuntun orang tuanya ikut lomba permainan yang orang tuanya dulu bermain seperti lomba kelereng, kasti, dan lainnya.

Beberapa organisasi yang mengurusi lansia yang jumlahnya lebih banyak disbanding anak balita bersatu dan berkumpul di arena Yayasan RIA Pembangunan guna merancang peringatan Hari Lansia sedunia tanggal 1 Oktober mendatang. Banyak Perguruan Tinggi masih membuka pendaftaran agar jumlah dan prosentase anak-anak yang mengikuti pendidikan tinggi makin besar sehingga tatkala Indonesia 100 tahun nanti kita sudah memiliki tenaga Akademisi yang melimpah.

Para petani makin mengenal tanaman Organik yang bebas pupuk kimia sehingga tubuh manusia yang makan hasil pertanian tidak tercemar sisa-sisa bahan kimia yang terbawa makanan sehari hari. Makanan jaman sekarang bukan asal banyak dan kenyang tetapi bermutu gizi yang kaya.

Para pedagang tidak saja menumpuk di kota tetapi makin menyebar sampai ke desa-desa sehingga warung desa menghasilkan pengalaman bagi anak-anak desa bahwa “apa saja bisa dijual” dan untung. Karena itu sawah dan ladang bisa disulap menjadi obyek wisata desa dengan rumah tinggal sebagai “hotel” yang diberi nama keren dan mentreng sebagai “home stay” yang nyaman dan friendly karena dilengkapi dengan system toilet yang bersih dan modern.

Tamu dari luar negeri makin nyaman ke desa karena anak-anak SMP dari desa dewasa ini makin cerdas dan bisa berbahasa Inggris gara-gara siaran TV, Radio dan intenet makin menyebar ke desa-desa yang dibantu oleh peristiwa Covid-19.

Banyak penduduk desa miskin juga pandai bernahasa Inggris karena pengalaman ikut berjuang sebagai TKI atau buruh biasa di luar negeri. Mari kita sambut perayaan Hari Kemerdekaan kita dengan rasa Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan tetap Bersatu dan gigih berjuang memajukan bangsa dan tanah air yang Merdeka Berdaulat Adil dan Makmur.

Haryono SuyonoComment