Lansia Indonesia Harus Diberi Ruang Untuk Berpartisipasi Dalam Pembangunan

Pendiri Yayasan Swastisvarna, Dra Setyo Ediningsih, MM saat memberikan keterangan kepada awak media didampingi oleh Ketua Yayasan Swastisvarna, Dr Ataswarin Oetopo, MPd

GEMARI.ID-JAKARTA. Yayasan Swastisvarna itu didirikan awalnya memang untuk memberikan perlindungan dan pemberdayaan terhadap Lansia, karena kita tahu di Indonesia, Lansia itu terbagi dua, ada yang tidak berdaya dan perlu dilindungi, dan ada Lansia-lansia yang masih produktif dan potensial yaitu yang perlu kita berdayakan, demikian dijelaskan salah satu pendiri Yayasan Swastisvarna, Dra Setyo Ediningsih, MM seusai pertemuan dengan pembina dan pengurus Yayasan di Haryono Suyono Center (HSC) di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Kamis (27/07/2023).

Ketua Yayasan Swastisvarna, Dr Ataswarin Oetopo, MPd saat melaporkan rencana kegiatan yayasan dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia Internasional (HLUIN) 2023.

Ibu Setyo panggilan akrab Dra Setyo Ediningsih, MM mengatakan, kalau kita melihat kembali undang-undang Lansia nomor 23 tahun 2004, itu sifatnya masih Charity, dan ini mindset-nya harus kita rubah, bahwa semakin berkembang Lansia Indonesia itu mayoritas trennya itu kepada Lansia yang berdaya dan produktif, karena pendidikan meningkat, pekerjaan meningkat yaitu yang perlu kita perhatikan juga harus diberi ruang, ruang untuk bisa berpartisipasi terhadap pembangunan. Jadi konsep kita harus mulai berubah, untuk itu di Hari Lanjut Usia Internasional (HLUIN) nanti itu ada sarannya Prof Haryono Suyono harus ada seminar, itu saya sangat setuju, karena dengan seminar tersebut nanti kita mungkin akan menemukan saran-saran atau rekomendasi yang bisa kita sampaikan kepada pemerintah, agar kebijakan-kebijakan di sektoral atau di Legislatif itu bisa memberikan dukungan kepada kepentingan Lansia sesuai dengan kapasitasnya, yaitu yang memang perlu dilindungi kita lindungi, kita beri akses yang seluas-luasnya untuk bisa mandiri, sejahtera, bahagia dan bermartabat. Kedua kelompok Lansia itu harus diberi ruang yang seluas-luasnya, katanya.

Suasana pertemuan silaturahmi antara Pembina, Pengurus dan anggota Yayasan Swastisvarna dengan Prof Dr Haryono Suyono di HSC di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan

Dirinya menambahkan, sekarang pun sudah ada pendidikan Pra-Lansia di sektor-sektor atau di kementerian-kementerian itu sudah diadakan pendidikan Pra-Lansia, jadi bagaimana mempersiapkan mental, bagaimana menghadapi hari tua itu agar bisa tetap eksis, bisa mandiri dan bisa sejahtera. Jadi ada kiat-kiat bagaimana mempersiapkan setelah pensiun itu kita tetap siap. Hal itu tidaklah mudah, karena tidak bisa dipersiapkan secara instan, jadi harus ada tahapan yang cukup panjang untuk itu, imbuhnya.

Sementara itu Ketua Yayasan Swastisvarna, Dr Ataswarin Oetopo, MPd juga menjelaskan, dalam rangka memperingati Hari Lansia Internasional (HLUIN) 2023, Yayasan Swastisvarna akan mempersiapkan berbagai kegiatan, diantarnya adalah mengadakan pelatihan-pelatihan seperti pembuatan berbagai macam kerajian, termasuk melukis, kemudian nanti acara-acara terakhir atau puncaknya adalah pameran hasil karya para lansia. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan bisa menyenangkan bagi Lansia. Disamping itu kita juga akan mengadakan seminar, lomba-lomba, peragaan busana, paduan suara, yang intinya ada kegiatan-kegiatan agar supaya para Lansia ini tetap sehat, kemudian hatinya senang, bisa mandiri, bahagia dan bermartabat, paparnya.

Seusai pertemuan silaturahmi Pembina, pengurus dan anggota Yayasan Swastisvarna berkesempatan untuk berfoto bersama Prof Dr Haryono Suyono

Dirinya mengharapkan para Lansia boleh saja disebut sebagai Lansia, tetapi tetap semangat, mempuyai kualitas hidup yang baik, tidak saja untuk dirinya sendiri, tetapi juga bisa membantu dan mendorong untuk orang lain agar semangat, dan keberadaannya tetap bisa berguna serta bermanfaat bagi nusa dan bangsa, pungkasnya. @ MDP.

Mulyono PrawiroComment