Siasat Perang Prabu Kresna
Peabu Kresno, raja Dwarawati, aber 2018Ki Pradhah Nalamartyadalah “Penasehat” atau “botoh”nya keluarga Pandowo dalam prang Barata Yudha. Salah satu rahasia kemenangan banyak pertempuran adalah srearegi Prabu Kresna dan penasehat kedua Semar Badrayono.
Salah satu nasehatnya yang ampyh adalah bagaimana mangalahkan Panglima Astina pada waktu dijabat oleh Raja Mandaraka Prabu Salya yang ketika masih muda bernama Raden Narasoma yng sangat sakti. Beliau memiliki tiga anak perempuan yang ketiganya mrnjadi permaisuri raja, yaitu Namun Sebagai ayah Banowati permaisuri Raja Astina selalu hadir pada perempuan Raja di Astina, mendampingi Raja Kurupati biarpun nasehatnya selalu tidak didengar,.
Dua anak perempuan laijnya yang sulung adalah Dewi Erawati istri dari Baladewa. Yang kedua Surtikanti istri dari raja Awangga Adipati Basukarna. Sedangkan yang ketiga Dewi Banowati istri dari Duryudana raja Astina.
Raja Salya sangat sakti karena sejak muda telah berlatih perang dan memiliki Aji Candabirawa yang sangat ampuh. Raja Salya semasa muda agak congkak dan mudah marah. Karena agak sombong dan sakti sering memberi nasehat kepada mantunya Raja Astina biarpun tidak selalu ditanggapi secara positif, Raden Narasoma belum mau menikah. Dia hanya mau menikah kalau bertemu dengan wanita yang mirip ibunya. Akhirnya Narasoma menikah dengan anak Begawab Bagaspat bernama Dewi Pujawati yang sangat cantik. Dewi Pujawati adalah seorang istri yang setia dan penuh cinta kepada suami. Segala yang tidak disukai suami selalu dihindari. Meski suami kecewa karena isterinya anak raksasa. Kekecewaan itu terbayar dengan diturunkannya Aji Candabirawa. Sebuah ajian yang kalau dirapatl musuh mampu memanggil raksasa Candabirawa yang tidak bisa mati. Setiap kali Candabirawa mati tetesan darahnya akan berubah menjadi raksasa baru, sehingga jumlahnya bertambah banyak,
Narasoma selalu berselisih dengan ayahnya. Suatu ketika di Mandura ada sayembara ketangkasan memperebutkan Dewi Kunthi. Narasoma diminta ikut sayembara, tetapi menolak karena sudah punya isteri. Ayahnya, marah sampai sakit. Narasoma merasa bersalah. Dia kemudian ikut sayembara setelah menilapkan Setyawati.
Narasoma yang sakti ikut sayembara dan menang. Ketika dia menghadap Prabu Basukunthi untuk mengambil Dewi Kunthi dia bepasasan dengan Pandu yang ingin ikut sayembara, Karena sudah terlambat Narasoma menjajal kesaktian Pandu yang terkenal, Pandu boleh mengambil hadiah Dewi Kunthi asalkan bisa mengalahkannya. Pandu sebenarnya enggan tetapi Narasoma yang sombong kalah. Dewi Kunthi diambil Pandu di boyong ke Astina.
Bersamaan itu datang pula Arya Suman dari Gandara. Dia pun memaksa ikut tanding ulang dengan Pandu. Namun Arya Suman bukan lawan berat. Sebentar kalah melawan Pandu. Kakak Arya Suman, Dewi Gandari, ikut diambil sebagai putri boyongan. Tiga putri dibawa ke Astina. Kelak Kunthi dan Madrim menjadi istri Pandu.
Kekalahan Narasoma membuat Prabu Madrapati semakin sedih. Sakitnya semakin parah hingga wafat, Narasoma kemudian menggantikan sebagai raja bergelar Prabu Salya.
Selain mempunyai tiga putra cantik Salya juga mempunyai dua anak lelaki. Salah satu bernama Burisrawa. Seorang pengagum Sumbadra istri Arjuna. Namun sayang dia menjadi gila karena cintanya tak kesampaian. Dia selalu ngalor-ngidul mirip orang linglung. Putra yang lain adalah Rukmarata.
Prabu Kresna mengetahui bahwa Prabu Salya amat menyayangi si kembar Nakula dan Sadewa, anak peninggalan adiknya, Dewi Madrim itu seolah dianggap anak sendiri. Pengetahuan ini menjadi bahan bagi Raja Kresna untuk mengutus Nakula Sadewa agar membujuk Raja Sakya menyerah karena kedua anak Dewi Madrim tahu kalua Pendawa akan kalah dan kedua anak kesayanagn Prabu Salya itu pasti akan dibunuh,
Pada hari ketujuh belas Salya menjadi kusir dari Mahasenapati Karna dari Awangga, yang juga menantunya sendiri. Pada hari itu Karna tewas setelah sebelumnya berselisih dengan Salya. Keesokan harinya Salya menggantikan sebagai Mahasenapati, di hari kedelapan belas atau hari terakhir Baratayuda.
Pada hari itu Salya mengamuk. Ajian Candbirawa dikeluarkan. Ribuan raksasa Candabirawa mengobrak-abrik pasukan Pandawa. Prabu Kresna mengatur siasat agar Nakula Sadewa menghadap Prabu Salya pasrah untuk mati karena kesajtian Prabu Salya. Prabu Salya menasehati agar Puntadewa maju perang dengan sabar agar taksasa Candabirawa sabar karena musuh Semakin beringas Candabirawa akan semakin ganas.
Sementara itu kini, Prabu Salya harus berhadapan dengan musuh sendirian. Dia sadar ajalnya telah dekat. Rasa hatinya tidak tega kalau harus menghadapi Yudistira sang keponakan. Ketika melihat Yudistira mengangkat senjata dia sudah pasrah. Senjata yang dikeluarkan Yudistira bukanlah senjata perang biasa. Candabirawa bisa bangkit lagi kalau Yudistira mengeluarkan senjata perang. Yang diangkat Yudistira adalah pusaka jamus Kalimasada yang berbentuk kitab. Ketika kitab itu diangkat Yudistiwa segera berubah menjadi tombak dan melesat. Candabirawa tak sempat bangun. Tombak telah menancap di dada Prabu Salya. Tewas seketika.
Gugurnya Prabu Salya menandai akhir dari Baratayuda. Dewi Setyawati mendengar kalau suaminya telah tewas di medan laga segera menyusul mencari jenazah sang suami. Setelah ketemu Setyawari menumpahkan kesedihan yang memilukan. Sebuah patrem dia hunus dan ditancapkan ke dadanya. Dewi Setyawati bela mati untuk suaminya. Kesetiaan Setyawati terbukti sampai akhir.