Pahlawan Alengka Diraja pembela Rakyat
Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini ada baiknya kita bicara tentang kepahlawanan. Rupanya dalam pewayangan yang sudah ada sejak nenek moyang kita, lakon yang memberi petunjuk tentang pelajaran kepahlawanan itu sudah nuncul dalam cerita-cerita yang menarik, tidak saja pada cerita Perang Besar Barata Yuda tetapi muncul pada jaman Prabu Romo Wijaya, jauh hari sebelum perang besar tersebut.
Di kalangan Prabu Romo ada Hanoman yang sudah sangat terkenal karena sampai jaman Pandawa masih tetap hudup dan selalu muncul dalam lakon-lakon yang menarik konon karena dikaruniai usia yang sangat panjang.
Di jaman Prabu Romo dan Raja Raksasa Prabu Rahwana yang konon sangat sakti, pencuri Dewi Sinta. Negaranya diobrak abik oleh Anoman dan pasukan kera. Pasukan Raja Rahwana mati-matinya melawan pasukan kera tetapi karena kompak dan jumlahnyaribuan, maka para raksasa prajurit Alengka itu kalah total. Salah satu sebabnya adalah karena adik Raja Rahwana Raden Kumbokarno selama perang besar hanya tidur saja tidak mau membela kakaknya yang mencuri isteri Raja Romo.
Belakangan setelah diingatkan bahwa Negara Alengka Diraja dirusak habis-habisan oleh pasukan kera maka Raden Kumbokarno merasa tersinggung dan berjuang untuk rakyat dan tanah airnya sampai titik darah penghabisan. Kepada siapa saja diserukannya berjuang keras membela negara da rakyatnya. Karena itu Raden Kumbokarno dijuluki Pahlawan unntuk rakyat dan tanah air Alengka Diraja.
Jadi, Raden Kumbokarno baru bergerak pada waktu Negara itu diobrak abrik utusan khusus Anoman dan pasukan kera. Sementara sebelumnya diam saja karena alasannya minta Dewi Sinta Kembali dan Raja Rahwana ngotot tidak mau mengembalikannya kepada Raja Romo Wijaya.
Tetapi setelah Negara Alengka Diraja hancur lebur dan segala perlengkaan untuk rakyat rusak, maka Raden Kumbakarno diingatkan bahwa pasukan kera sudah kelewat batas tidak saja meminta Dewi Sinta tetapi memporak porandakan Negara dan semua rakyatnya yang tidak berdosa. Maka barulah Raden Kumbakarno marah bukan lagi membela adiknya yang mencuri Dewi Sinta tetapi membela rakyat dan perlengkapan kebutuhan rakyat banyak.
Barulah Kumbakarno marah dan ngamuk sehingga banyak prajurit pasukan kera Raja Romo tewas biarpun Raja Rahwana tetap kalah dan gugur tidak dibela oleh Raden Kumbokarno yang berjuang sebagai pahlawan membela rakyat banyak.