Werkudoro Celaka Malah Dapat Jodoh Cantik

Suatu keadaan sial tidak dapat dihindari tetapi keuntungan tidak bisa tiba sebagai anugerah yang sangat membahagiakan. Demikian sekelumit kisah kasih Raden Werkudoro yang bertempur melawan “musuh bebuyutan Raden Suyudono” raja Astinopuro atau Ngestino.

Dalam suatu pertempuran Raden Werkudoro dikeroyok oleh Prabu Suyudono dari Ngastino beserta prajurit anggota Kurowo lainnya. Setelah keseser setengah kalah, Raden Werkudoro diberi beban batu-batu besar dan dicemplungkan kedalam Sungai Gangga yang airnya mengalir dengan sangat deras.

Konon ada seorang Begawan Nimpuna yang tinggal didekat Sungai itu sedang bercengkerama dengan putrinya yang cantik, Dewi Urang Ayu. Tidak seperti biasa putrinya yang biasanya ceria minum kopi bersamanya, pagi itu Nampak sayu dan kelihatan sedih. Rupanya sang Dewi Urang Ayu semalam bermimpi berkasih mesra dengan seorang muda yang gagah bernama Raden Werkudoro. Kecewanya begitu bangun tidur Raden Werkudoro, seperti biasanya dalam suatu mimpi, kekasihnya itu tidak ada disampingnya. Setengah malu malu kucing, Dewi Urang Ayu menceritakan nama dan tingkah laku Raden Werkudara tatkala saling bermain dalam mimpi yang tidak bisa dilupakan, sehingga Dewi Urang Aring tidak mau sarapan bersama sang Begawan malah kelihatan sangat sedih.

Setelah didesak oleh sang Begawan akhirnya anak semata wayang yang cantik itu mengaku jatuh cinta kepada Raden Werkudoro yang semalam bersama dalam mimpi. Dengan manja sang Dewi meminta kepada Sang Begawan agar mencari dan membawa pulang ke pertapaan Sang Kekasih yang sangat dicintainya dalam impiannya yaitu Raden Werkudoro. Kalau tidak maka sang Dewi akan keliling Desa dan hutan sekitar oertapaan mencari sendiri karena yakin bahwa Raden Werkudoro ada di sekitar desa tidak jauh dari pertapaan.

Setelah sejenak bersemedi Sang Begawan memperoleh bisikan Dewa bahwa Raden Werkudoro dihanyutkan di Kali diganduli dengan beban batu-batu besar yang sangat berat sehingga tidak bisa bergerak sama sekali seakan telah meninggal dunia. Dengan bantuan para santri Raden Werkudoro dientaskan ke darat dan segera dibawa ke pertapaan. Dewi Urang Aring berteriak gembira karena wajah mimpinya sama dengan seseorang yang baru dibawa ke pertapaan. Sang Dewi langsung memeluk tanpa malu-malu, menangis sekeras kerasnya karena Raden Werkudo0ro kelihatan sudah wafat. Sang Dewi melonglong manja dan minta kepada Bapaknya Sang Begawan untuk menolong sambil merayu. Dewi yang cantik itu bahkan berkata akan menyusul pujaan hatinya untuk bersama sama dalam surga.

Sambil senyum penuh arti, Sang Begawan segera memberikan pertolongan dan semedi dengan khusuk meminta doa restu para Dewa. Berkat pertolongan yang gesit dan doa sang Panembahan, Raden Werkudoro mulai bergerak membuat sang Dewi tidak tahan dan memeluk Raden Werkudoro tanpa rasa malu kepada Sang Begawan dan para santri yang mengerumuni Raden Werkudara berbaring dengan tenang disamping sang Begawan dan Dewi Urang Aring yang tidak pernah melepaskan pijitan mesranya pada Raden Werkudoro.

Raden Werkudoro yang sadar segera menutup matanya Kembali karena sadar ingin menikmati pijitan puteri cantik sang Begawan yang sekejab diliriknya. Begitu dirasa cukup Raden Werkudara yang masih muda itu membuka mata penuh dan segera duduk dan berdiri mengucapkan terima kasih atas pertolongan Sang Begawan dan para santri. Raden Werkudoro siap mwembalas budi baik sang Begawan serta bersedia memenuhi permintaan apa saja sebagai balas budi baik mereka. Secara spontan dan genit Dewi Urang Aring nenerombol minta agar dirinya diperkenankan “suwito atau mengabdi” pada sang pangeran. Pesan itu sambil senyum diteruskan kepada Raden Werkudoro.

Dengan suaranya yang besar Raden Werkudoro menyambut permintaan itu dengan senang hati dan ikhlas. Selanjutnya keduanya dinikahkan dan untuk beberpa bulan Raden Werkudoro tinggal di pertapaan sampai Dewi Urang Aring mengndung anak. Raden Werkudoro baru ke,bali ke Amarto untuk memenuhi tugasnya sebagai bagian dari Punggawa kerajaan.

Suatu anugerah bagi Raden EWerkudoro yang gagah berani tetapi dibalas dengan baik budi sang penolong itun dengan menikahi dengan penuh kasih saying dan cinta kasihnya pada gadis cantik puyri sang Begawan dengan perasaan cinta kasih yang Ikhlas dan sangat mesra.

Haryono SuyonoComment