Yayasan Swastisvarna Gelar Hari Lanjut Usia Internasional 2023 Dengan Meriah

Dr (HC) Susianty Kawira saat potong tumpeng diserahkan kepada Ully Sigar Rusady dan Paramitha Rusady.

(GEMARI.ID) - JAKARTA.Setiap tahun Yayasan Swastisvarna menggelar acara Hari Lanjut Usia Nasional dan Internasional, dengan berbagai kegiatan yang dilakukan. Yayasan yang didirikan oleh beberapa tokoh nasional diantaranya adalah Dr (HC) Susianty Kawira yang saat ini duduk sebagai Ketua Pembina Yayasan ini. Dalam memperingatan Hari Lanjut Usia Internasional (HLUIN) 2023, Yayasan ini menggelar acara di Auditorium Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta di Kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Minggu (08/10/2023).

Turut hadir dalam acara ini, Duta Lansia dan Putri Perdamaian Dunia, Paramitha Rusady, Artis, Musisi, Aktifis Lingkungan dan Duta Perdamaian Nusantara, Ully Sigar Rusady, Ketua Kerta PB PWRI, Dr Rahayu Setyo Wardhani, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, drg. Maria Margaretha, MSi, Dokter spesialis Paru, dr Huherman Harun, Sp.P, Panglima Barisan Adat Raja Sultan Nusantara (BARASUNA), H. Muslil Siregar, SE, Sp.An, CHT, Pendiri Gong Pancasila, Imam Maarif, Gurubesar dari Universitas Hasanuddin Makassar, Prof Dr H Muhammad Asdar, SE, MSi, Dosen Pasca Sarjana Universitas Satyagama dan STIKes Ria Husada Jakarta Dr Mulyono D Prawiro dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya. Peringatan HLUIN 2023 ini mengambil tema LANSIA Membangun Kepedulian dan Kebersamaan Lintas Generasi.

Ketua Pembina Yayasan Swastisvarna, Dr (HC) Susianty Kawira saat menyampaikan kata sambutan di acara peringatan HLUIN 2023.

Dr (HC) Susianty Kawira dalam sambutannya mengatakan, suatu anugerah dan kehormatan kita bisa bersama sama berada diruangan ini, saya percaya semua ini karena kebesaran rencana Sang Pencipta kepada kita semua, menjadikan hidup bermanfaat bagi banyak orang. Dirinya menjelaskan bahwa Yayasan Swastisvarna didirikan pada tanggal 12 Desember 2011, hal ini terinspirasi dari pikiran yang sederhana sewaktu kecil saya tinggal di kota Singkawang bersama nenek, ortu dari mama. Belum sempat membahagiakan nenek sudah meninggal di usia 99 tahun, karena sering merindukan sosok nenek, saya sering kunjungi berbagai panti werda dimanapun saya berada, dan mama selalu mendukung sampai akhirnya lahirlah Yayasan Swastisvarna yang diambil dari bahasa sansekerta, yang artinya “Kehidupan Emas diusia Lanjut” yang Sehat, Bahagia dan Berkualitas. Misi Memberi ruang gerak para Lansia agar mampu menikmati hari tua sehat, bahagia, berkualitas. Melaksanakan program pemberdayaan Lansia sesuai kebutuhan jasmani dan rohani, katanya.

Dr Mulyono D Prawiro sebagai moderator acara Dialog Nasional ikut berfoto bersama saat potong tumpeng.

Dirinya mengucapkan terima kasih atas dukungan berbagai pihak termasuk Bunda Ully Sigar Rusady, Paramitha Rusady, dan seluruh hadirin dan tamu undangan. Ia juga menyampaikan bahwa Yayasan Swastisvarna akan terus berbuat khusus berbagai hal dalam bidang Lansia, ujarnya.

Pembina Yayasan Swastsvarna menambahkan, setiap tanggal 29 Mei Indonesia memperingati Hari lanjt Usia Nasional atau HLUN. HLUN adalah gagasan dari Dr Radjiman Wedyoningrat dan kemudian HLUN di sah kan tgl 29 Mei 1996 di Semarang. Sejak itu pemerintah memberikan perhatian khusus kepada para Lansia maupun para penggiat Lansia berdasarkan Peraturan Pemerintah no 88 tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjut Usia an, mewujudkan Lansia sejahtera, mandiri & Bermartabat. Tahun ini, pada 1 Oktober 2023 dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia Internasional ke 33 tahun diusung tema "Fulfilling the Promises of the Universal Declaration of Human Rights for Older Persons: Across Generations" artinya 'Memenuhi Janji Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia untuk Orang Lanjut Usia: Lintas Generasi". Semoga masyarakat global untuk lebih peduli terhadap orang-orang yang telah lanjut usia, imbuhnya.

Ia berharap, semoga Peringatan Hari Lanjut Usia Internasional tahun ini bisa sebagai tempat kita saling berbagi kebahagiaan, pengalaman maupun penghiburan untuk mengisi HLUIN setiap tahun. Saya Pribadi konsen dan merindukan permainan jadoel jaman kita era tahun 1960an, dimana Permainan tersebut selalu mengajari bermain dalam kebersamaan. Seperti permainan Kelereng, Congklak, layang-layang, dampu, bola kasti, ular tangga dan lainnya. Saya bercita-cita, semua permainan kita dulu untuk bisa dikenalkan di kancah Internasional setiap kegiatan kunjungan misi Perdamaian Dunia, harapnya. @mdp

Tari-tarian sumbangan dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pemprov DKI Jakarta.

Ade SudrajatComment