Hj. Robiyatun PLKB Pelopor Kebun Bergizi

Ibu Hj Robiyatun adalah sebuah sosok yang luar biasa. Pensiunan Petugas Lapangan KB yang berusia diatas 60 tahun itu, tepatnya 67 tahun, dari Cilangkap, Cipayung Jakarta Timur itu menikah pada karyawan swasta, Bapak H. Sri Rahardjo, dikaruniai dengan tiga orang anak dan lima orang cucu. Bersama empat beraudara memiliki hobi kemah di lapangan ternuka sekaligus menikmati indahnya bulan purnama. Para saudaranya adalah guru sehingga menurun pada anaknya sebagai Dosen pada Sekolah Tinggi RIA Husada di Cibubur Jakarta,

Biarpun sudah sepuh suaminya memiliki stamina yang tinggi. Pada liburan yang lalu tatkala anak-anaknya tidak cuti, bersama isterinya Ibu Hj Robiyatun dan cucunya, menyetir mobil sendiri dari Jakarta ke Solo dan Kembali lagi ke Jakarta. Barangkali hoby berkemah di lapangan terbuka itu menjaga stamina yang kuat.

Selama menjabat sebagai Petugs Lapangan KB (PLKB) tugas beliau adlah mengajak pasangan usia subur menjadi akseptor KB. Pasang spiral di Rahim. Sekarang setelah lebih separo pasangan usia subur sudah menjadi akseptor, maka akseptor baru diajak juga ketularan akseptor lama. Maka “salah satu tugasnya” adalah memelihara agar pasangan usia subur tetap sehat dan apabila mengandung dan melahirkan tidak ada anak yang lahir dengan berat nadan kurang dari tiga kg atau stunting. Para PLKB harus ikut memelihara Kesehatan pasangan usia subur. PLKB bisa berarti “Program Lahan Kebun Bergizi” artinya asal ada lahan kosong dijadikan Kebun Bergizi, di halaman rumah atau bahkan di atap rumah seperti di atap Kanor HSC di Jalan Perdatam atau di rumah Ibu Hj Robiyatun sendiri di Ciracas.

Di lantai tiga di Gedung HSC Center atau di lantai dua di rumah Ibu Hj Robiyatun dijadikan Kebun Bergizi. Mula-mula tanamannya tidak sirancang untuk dijual, tetapi karena makin melimpah hasil Kebun itu bisa dijual. Ada perbedaan cara tanam untuk dijual yaitu sayur yang laku jual, bukan sekedar tumbuh subur. Masa panen perlu disesuaikan dengan masa kebutuhan konsumen, sepeti Kebun Astuty di Loji dan di Cinangka setiap hari Kamis pagi panen dan setiap minggu selalu ada panen. Dengan demikian pelanggan ada pegangan bahwa minggu depan bisa pesan sayur sesuai keperluannya.      

Begitu juga jenis sayurnya. Bukan yang disukai penanam, tetapi yang disukai oleh konsumen sayur yang akan mmbeli hasil panennya. Debfab demikiam ,aka setaipa panen selalu habis terjual. Apabialsetiap  PLKB mau menjadi pelopor seperti Ibu Hj Robiatun, pasti semua Desa akan memilikimKebun Bergizi dan para peserta KB akan menjadi sehat dan tidak kuranggizi. Selamat untuk Ibu Hj Robiyatun.

Haryono Suyono1 Comment