Ingat pada Imam Besar Al Azhar tahun 1904

Sahabat kami Prof. Dr Asep Syaefuddin, Rektor Universitas Al Azhar di Jakarta sebelumnya adalah Rektor Universitas Trilogi di Jakarta, pada tahun baru ini mengucapkan selamat tahun baru 2023. Nama Al Azhar mengungatkan kepada nama terkenal di Mesir yang sekaligus menjadi idola pada waktu diadakan Konperensi kependudukan dunia tahun 1904. Konperensi PBB sangat besar yang dihadiri para Kepala Negara itu Delegasi Indonesia diperdcayakan kepada kami, Prof. Dr. Haryono Suyono yang sengaja datang ke Cairo Ibu Kota Mesir itu dengan rombongan cukup lrngkap. Dalam rombongan ada para Deputy, termasuk seorang Wanita Ibu Prof. Yaumil Agus Akhir, almarhumah, dan seorang alim ulama terkenal dari Jawa Tengah Kyai Sahal Mahmud.

Imam Besar Al-Azhar (bahasa Arab: الإمام الأكبر Al-Imam al-Akbar‎), juga dikenal sebagai Grand Syaikh Al-Azhar atau Syaikh Besar Al-Azhar (bahasa Arab: شيخ الأزهر الشريف Syaikh al-Azhar asy-Syarif‎) adalah jabatan ulama Islam Sunni yang dihormati dan jabatan publik penting di Mesir.[1] dan dianggap oleh sebagian umat Islam sebagai otoritas tertinggi dalam pemikiran Islam Sunni dan fikih.[2] dan mempunyai pengaruh kuat dalam masyarakat Islam di seluruh dunia terutama bagi pengikut mazhab Asy'ariyah dan Maturidi. Imam Besar mengawasi Masjid Al-Azhar, ekstensi Universitas Al-Azhar dan bertanggung jawab atas urusan agama resmi selain Mufti Besar Mesir. Saat ini, Ahmad el-Tayeb menjabat sebagai Imam Besar Al-Azhar.

Karena Delegasi Indonesia termasuk Delegasi terhomat, oleh Panitia Lokal kami diwalkan bertemu dengan Syeck Pimpinan Al Azar yang pada waktu itu Syeckh Ali bin Muhammad al-Biblawi. Pada waktu menghadap beliau kami secara khusus kepada Petugas yang menerima meminta ijin apalah seorang wanita bisa menghadao. Dan ternyata dibreri ijin sehingga Ibu Prof Yaumil bisa ikut serta sebagai tamu Pimpinan Al Azar tersebut.

Pembicaraan dalam jamuan itu cukup menarik biarpum dilakukan dalam Bahasa Arab. Kyai Sahal yang mahir berbahasa Arab menjadi penterjemah yang dinamis. Pada waktu secara khusus aPimpinan Al azar berbicara kepada kami menceritakan peran beliau untuk prpgram KB di Mesir, Pimpinan Al Azar minta diterjemahkan. Secara singkat Kyai Sahal menjawab “Lita jauh lebih luas pak”/ Pi,pinan al Azar heran ternyata bahasa Indonesia lebih singkat dari bahasa Arab, Semua heran dan ketawa. Suasana menjadi sangat akrab.

Pada waktu kami diterima Presiden Husni Mubarak, Kyai Al Azar juga diundang mendampingi Presiden. Dalam pertemuan itu dibahas tentang sunat untuk Wanita. Kayai Sahal diminta pendapatnya disbanding dengan pendapat Mufti Besar Al Azar. Presiden Mesir sangat berterima kasih atas pendapat itu dan minta Pimpinan Al Azar untuk menjadikannya referensi yang berguna untuk Mesir yang pada waktu itu masih bersifat kontroversi.  Kyai Sahal sangat puas sehingga kegiatannya di aIndonesia sangat tinggi membuat program KB makin sukses.

Haryono SuyonoComment