Ibu Dr Inanpi dan suami mengembangkan Strategi KIE Gerakan Mencegah Stunting

Inu Dr Inanpi, mantan Kaprodi pada Universitas Trilogi bersama suaminya Agung Pramono B.Eng., MSc., Direktur PT Dimensi Artha Visual, hari ini datang ke rumah kami Jl. Pengadehan Narat guna konsultasi pembuatan Strtegi Komunikasi pencegahan Stunting untuk masyarakat Desa. Karena maksud yang begitu baik, dengan senang hati Ibu Dr Inanpi dan suaminya beserta dr Madiono, MPH (Penasehat Gakeslab), dr Pramudita Rama (Pengusaha Healthcare), Ari Sobari (Marketing Manager PT Dimensi Artha Visual) yang bersama-sama datang dengan konsep strategi dan power point Komunikasi dan Edukasi datang sangat konsep prosedur penanganan stunting yang menarik.

Dengan diantar Bapak Agung Pramono BEng, MSc, suami ibu Dr Inanpi, Dorektur PT Dimensi Artha Visual kemudian dr. Madiono ,emguraikan strategi dan prosedur usaha menanganikasus stunting secara tuntut. Prosedur yang diuariakannya menyangkut peran setiap tahapan dan Langkah-langkah yang perlu diambil sehingga penanganan stunting bisa ditangani dengan koordinasi dan kerja sama berbagai instnasi secara gotong royong. Prof. Dr Haryono tidak banyak memberikan komentar tentang strategi tersebut kecuali secara umum diperlukan komitemen dan keterpaduam yamh ilhlas antar instansi terrkait.

Menanggapi gagasan tersebut mengusulkan gagasan lain yang lebih konkrit guna mebcegah dan mengatasi stunting secsra lebuh focus dan dengan demensi waktu yang trrukur sehingga target untuk menurunkan stunting samapai ke tingkay14 persen dapat dicapai dengan system gotomg rpyong.

Apabila dua strategi tersebut digunakan, khususnya bagian untuk masyarakat luas, narangkali menurut strategi perubahan sosial yang lebih lestari perlu memperhatikan hal-hal berikut yang menurut pengalaman berlaku untuk strategi Kumunikasi, Informasi dan Edukasi serta konsultasi (KIE) tang lebih luas, agar dikembangkan seperti KIE Gerakan KB yang berisi hal-hal yang pada jaman gencarnya grerakan KB sangat ampuh. Bahkan sewaktu diterapkan untuk Gerakan imunisasi berhasil dengan baik. Strategi yang sama berlaku juga dalam Gerakan melawan covid yang tenyata jauh lebih ampuh mencegah cpvid oleh masyarakat luas.

Langkah-lanhkah tersebut perlu memperhatikan antara lain suatu komitmen yang luas melalui Langkah-langkah konkrit sebagai berikut :

Pertama, Kegiatan KIE tersebut harus mampu memperluas jangkauan, artinya membuat komunitas yang gandrung pada usaha mempersiapkan masyarakat untuk waspada agar anggotanya tidak terkena stunting secara mandiri dan berkelanjutan.    Strategi ini sangat penting agar keluarga yang memiliki bayi terkena stunting atau ada resiko terkena stunting “dikepung” oleh sebanyak mungkin ahli pencegahan stunting sampai di luar jam kerja kantor, kontimue dan bersemangat ceria atau optimistis.

Kedua, strategi itu mengandung pesan agar orang tua dan anak-anaknya menyiapkan diri untok menikah pada usia yang cukup matang menurut umur dan keadaan Kesehatan badannya. Karena itu keluarga dianjurkan datang ke Posyandu atau klinik Puskesmas terdekat melakukan pemeriksaan keadaan badannya secara rutin. Apabilaa ada tnda=tanda peyakit seperti gula darah segera ditangani. Sekaligus dibiasakan menimbang berat badan setiap gadis sebahai kebiasaan mengecek kesehatan tubuhnya, termasuk tidak terlalu gremuk atau terlalu kurus dengan diberikan berat ideal menurut umurnya. Apabila seorang gadis tidak memiliki berat badan ideal dianjurkan dengan keras agar menunda perkawiannya biarpun usianya memenuhi syarat.

Ketiga, kepada setiap keluarga dianjurkan mengolah tanah di sekitar rumahnya menjadi Kebun Bergizi agar masukan gizi setiap anggota keluarga terpelihara dengan baik. Terrutama anak gadisnya tidak kekurangan gizi. Setiap keluarga dianjurkan melakukan cek keadaan gizi anggotanya dengan bertanya pada Posyandu atau Dokter dan bidan di Puskesmas.  

Keempat, pada setiap RT RW dianjurkan ada Lomba Kebun Brrgizi sehingga kebiasaan membuat Kebun di halaman rumah menjadi budaya yang dinilai secara massal oleh masyarakat sendiri tanpa banyak campur tangan pemerintah.

Kelima, ada lomba ibu hamil sehat dengan mengukur berat badan ibu hamil yang naik secara teratur setiap bulan di Posyandu. Selaligus memberi pelajaran agar seorang ibu hamil minimum empat kali datang ke Posyandu untuk ditimbang dan kpnsultasi lainnya.

Keenam, sekitar dua minggu sebelum melahirkan mondok atau tinggal pada keluarga yang rumahnya dekat dengan tempat melahirkan agar tidak terjadi gangguan menuju tempat melahirkan karena jarak dari rumah ke fasilitas melahirkan trrlalu jauh.

.Disamping itu pedoman untuk KIE perlu dibuat sederhana agar masyarakat tanpa campur tangan pemerintah dapat dengan bangga berkata bahwa masyarakat “bisa secara mandiri  melaksanakannya”. karena itu srrategi perlu diramu secara sederhana dan praktis.

Setelah itu para tamu dengan santai melakukan diskusi dan tanya jawab  yang menarik guna menambah konsep yang telah dipersiapkan secara matang, termasuk melakukan “penjualan” strategi tersebut untuk silaksanakan secara bertahap dalam Gerakan masyarakat yang luas. Aerinya “mejual gagasan” klepada konsumen yang biasanya suka pada gagasannya sendiri biarpun tidak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi. Semoga berhasil membantu masyarakat menyelesaikan masalah stunting seperti sebelum tahun 2000 yang lalu.

 

Haryono SuyonoComment