Usaha Kecil dengan Jaringan yang dinamis

Pada tahun 1990-an Bapak Presiden HM Soeharto bersama BKKBN mulai mengagas pe,bangunan keluarga karena KB sudah dianggap berhasil mencapai target tahun 2000 sepuluh tahun lebih cepat, Usaha itu sebagai awal memdidik keluarga belajar menabung.

Setiap keluarga dipamcing membuka tabungan pada Bank BNI dengan modal awal dan kemudian dirangsang memggunakan modal simpanan tabungan itu sebagai agunan untuk pinjam modal usaha. Usaha keluarga di desa itu didukung persatuann antar keluarga desa dalam bentuk Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Hasilnya luar biasa, banyak muncul usaha kecil dengan berbagai variasi.

Salah satu dalam bentuk pra koperasi dan kemudian menjadi koperasi. Contoh masih segar hidup bagus sampai sekarang di Tegal. Contoh kedua perorangan yang mekar bagus tadinya di Malang, pindah ke Jakarta menjadi usaha dengan kekuatan sekitar 100 karyawan dan 75 mesin jahit otomatis di Bekasi.        Masih banyak yang lain biasanya bergabung dengan usaha PKK atau dengan Bumdes atau usaha perorangan lainnya.

Salah satu binaan perorangan di Kediri baru buka usaha pribadi gorengan  sendiri. Lita minta mengajak teman-teman sebaya ikut bantu kerja sama cari bahan dan menggoreng. Jaringan penjualan dititip di warung-warung. Siangnya hasil jualan diambil untuk beli bahan baku lagi. Perluasan warung diserahkan kepada pemilik warung dengan system berbagi dengan warung lain di dekatnya sehingga menyebar ke seluruh desa. Anak-anak muda membantu promosi dengan membuat warung kopi untuk kumpul samb[l minum kopi dan makan gorengan.

Setiap ada kegiatan anak muda sajiannya gorengan aneka hasil kebun sehingga ada usaha Kebun Keluarga sebagai sumber bahan baku untuk usaha. Suatu jaringan usaha yang mendatangkan untung berganda.

Haryono SuyonoComment