Semar Membangun Edupark

Prof Dr Haryono Suyono

Gerakan membangun Desa yang makin marak di Indonesia sejak tahun 1980-an dan lebih gencar diresmikan sebagai Program Nasional Pedesaan sejak tahun 2015, gagasan pembangunan desa makin bervariasi. Isi yang dibangun di desa juga makin bervariasi sesuai keinginan atau prakarsa  masyarakat yang makin senang bermukim di Desa. Bahkan sponsor, besar kecil, dalam pembangunan juga berinvestasi yang makin beragam di Desa.

Untuk memberikan gambaran yang lain dibanding yang dibangun di desa pada masa lalu untuk beberapa “pasar malam tiban” untuk beberapa bulan, tetapi lebih langgeng seperti “Taman Mini Indonesia Indah” dalam ukuran kecamatan atau kabupaten yang dipersatukan dengan tempat rekreasi pedesaan lainnya. Gagasan itu mulai diajukan pada Pertunjukan Wayang Kulit dengan cerita bebas mengambil tema “Semar membangun Taman Rekreasi Desa” sebagai model pembangunan Desa yang hampir terasa stagnan atau mandeg.  Idenya Bagong di Dukuh yang Tanahnya masih cukup luas menggarap suatu lahan pertanian bersama yang setiap kali dilakukan panen dan pemasaran bersama, Di  sekitar lahan tersebut ada pusat perikanan, unggas, peternakan kambing, pasar burung dan lahan rekreasi menarik anak-anak muda menggelar acara seni dan budaya daerah. Pembangunannya pada tingkat dukuh bisa dilakukan secara bertahap sehingga terasa murah dan manfaatnya berkembang.

Di tingkat Dukuh dalam kasus Bagong diperlukan persetujuan tingkat “Dewa” yang tidak mudah. Dalam kenyataannya demikian, karena bukan prakarsa tokoh berwibawa. Mengambil contoh Semar, atasan Kabupaten, seperti Pembangunan Desa dewasa ini, bisa menjadi hambatan. Dalam kasus Semar, hambatan itu bisa diatasi karena kepentingan pribadi berjarak terlampau jauh.

Mudah-mudahan “gagasan pembangunan kehidupan kota di Desa. Segera dapat terjadi dengan dimulai membangun Edupark di Desa-desa Strategis” yang siap menjadi Desa Pertumbuhan tanpa meninggalkan ciri pedesaan dan masukan ciri kota dalam kehidupan desa yang tetap akrab dan damai.       

Haryono SuyonoComment