Menggerakkan kemajuan Universitas Trilogi

Dalam bulan Nopember yang lalu secara berturut-turut beberapa Dekan dan mantan Dekan Universitas Trilogi secara khusus diundang silaturahmi oleh Pembina yayasan YPPIJ Prof Dr Haryono Suyono ke kediaman di Perdatam. Diantara para Dekan itu diundang Dekan Prodi Paud Dr Roosdiawati yang ditemani mas Fajar Wiryono karena saya kebetulan lagi tidyr. Ibu Ros pernah pernah sedih karena tidak mendapatkan cukup mahasiswa. Salah satu alasannya adalah kerja sambilam beberapa Dosen membantu Proyek Pengembangan PAUD di beberapa Desa di Jawa. Dengan usaha sungguh-sungguh, menurut Dekannya Ibu Ros, dewasa ini Program Studi ini maju pesat dan mendapat cukup mahaiswa sehingga bisa mensupply beberapa PAUD yang bunda Paudnya masih belum memiliki tenaga Sarjana sebagai guru pembimbingnya. Menurut pak Haryono PAUD yang ada di setiap Desa adalah program studi sangat penting agar cakupan anak didik di Indonesia bisa mulai dari usia sangat awal. Kepada Ibu Ros dan kawan-kawannya dianjurkan membuat acara yang menarik agar ibu-ibu muda bersedia menitipkan anak-anaknya sedini mungkin pada berbagai PAUD yang ada di setiap Desa atau RT/RW.

Tamu lain yang diundang dan datang adalah Dr. Inanpi Hidayati Sumiasih, SP, MSi yang diantar oleh suaminya yang memiliki Kebun Buah-buahan, termasuk Belimbing yang sangat luas di Tuban. Karena sedang panen, maka oleh-olehnya belimbing madu yang manis, sekaligis mBak Ria, anak tertua kak Haryono langsung jadi agen penyalur Belimbing dengan system on line. Ternyata Belimbing madu di Jakatta sedang berkembang pasarnya.

Tenyata ibu Dr. Inanpi Hidayati Sumiasih, SP, MSi tidak lagi memangku jabatan Dekan Fakultas Bio Industri digantikan rekan lain sama sama lulusan ITB. Program studi yang menawarkan Pertanian Perkotaan ini awalnya menunjukkan arah kemajuan yang menggembirakan utamanya untuk generasi muda dan anak-anak muda yang sekitar tempat tinggalnya ada lahan sempit yang bisa dijadikan kebun sayur atau tumbuhan perkotaan yang bermanfaat. Ada juga anak-anak muda yang ingin sekolah pertanian tetapi tidak mau jauh-jauh dari Jakarta sehingga prospeknya menggembirakan. Rupanya para dosen ahli pertanian dari IPB tersebut kurang faham mempelajari sifat peminat dan kurang peka mengajak anak muda dari Jakarta menjadi oetani perkotaan sehingga peminatnya tahun ini kurang memenuhi kuota yang diharapkan. Kebutuhan bea siswa untuk memperingan mahasiswa kurang mampu belum bisa disediakan oleh Trilogi, bahkan Beasiswa Gotong Royong yang direncanakan ditolak Rektor karena dianggap bisa mempengaruhi program studi lainnya. {adahal kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Yayasan HSC yng dipimpin mas Fajar Wiryono di Perdatam mendapat perhatian yang lumayan dari beberapa Walikota misalnya dari Jakarta Selatan dan bahkan akhir-akhir ini mulai merambah Pertanian pada halaman Masjid di Jakarta. Kepada Rektor yang baru diminta perhatian untuk menghijaukan lahan kampung di Jakarta sebagai usaha penghijauan kampung-kampung di perkotaan agar makin sejuk dan memberi manfaat karena tumbunya sayur bergizi tinggi yang ditanam dengan sistem Organik pada setiap halaman rumah yang tidak luas.   

Haryono SuyonoComment