Silaturahmi pak Komar dan Kawan-kawan yamg Menarik

Suatu kombinasi kunjungan silaturahmi diprakarsai Pak Komar, Kepala Kantor Sekretariat Dewan dari Brebes, dulu staf Senior BKKBN, berupa kunjungan langsung dikombinasi hubungan elektronik jarak jauh yang berlangsung sangat memarik. Pak Komar disertai dua orang staf yang sedang Rapat di Jakarta sengaja mampir kerumah di Jalan Perdatam Jalarta imtuk acara silaturahmi. Beliau, yang menjabat Ketua Koperasi, minta ijin apakah dalam era 4.0 dewasa ini bisa mengajak teman-teman Pengurus Koperasi, yang dilahirkan oleh Posdaya di masa lalu, boleh ikut berkunjung secara virtual. Prakarsa Bapak Komar yang menarik itu segera kami setujui dan silahkan dilaksanakan. Mantan staf BKKBN yang sampai sekarang tetap menjabat Ketua Koperasi dengan 6.000 anggota ini segera menyambung pada para Pengurus Ko[erasi, ada Ibu Rini Pujiastuty, Bapak Bambang Setiawan dan Bapak Seno Aji serta lainmya yang saya kenal baik karena perjuangan dalam Posdaya. Satu per satu mincul dengan wajah ceria di layar Hape menyapa dengan ramah disertai senyum kangen karena sudah agak lama tidak berjumpa. Ibu Rini cerita mau pensiun, ada yang cerita bahwa Koperasi yang berasal dari Posdaya itu sekarang tetap lestari mengatur pinjaman bagi anggota dengan baik. Percakapan yang hidup itu merupakan suatu kombinasi pertemuan silaturahmi yang sangat menarik.

Dikabarkan bahwa koperasi yang dikembangkan melalui Posdaya itu sudah beranggota lebih dri 6000 orang desa yang melakukan simpan pinjam melalui koperasi dengan omset lebih dari Rp. 4 milyar dari modal awal berasal pinjaman dari Yayasan Damandiri. Tidak kurang dari Rp. 500 juta telah dikembalikan. Sisanya sebanyak Rp. 150 juta diharapkan menjadi hibah guna menutup kerugian selama masa pandemi Covid-19 karena sebagian tidak membayar cicilan pinjamannya.

Karena koperasinya merupakan koperasi simpan pinjam Prof. Dr. Haryono Suyono menganjurkan agar para anggota dianjurkan melakukan produksi komoditas, mulai untuk keperluan sendiri dan akhirnya untuk dijual kepada umum. Awalnya bisa berupa Kebun Bergizi agar keluarga Brebes yang terkenal miskin dan banyak yang kekurangan gizi bisa makin sehat dan  sejahtera. Untuk itu Prof Haryono telah hubungi Ibu Monica dari Semarang agar mengirim 5 karung bibit Kelor cukup untuk 50 keluara awal ditanam di halaman rumah dan hasilnya bisa disebar luaskan. Segera bibit Kelor datang bisa dengan mudah di tanam di halaman rumah karena bisa tumbuh dengan mudah. Setelah tumbuh subur bisa dipotong untuk dibagikan kepada keluarga lain yang lebih luas lagi.

Daun kelor baik sekali untuk masak sayur bobor dengan nilai gizi sangat tinggi, untuk bahan pembuatan teh atau kopi kelor atau sangat baik diramu menjadi makanan bebek dan ayam guna menghasilkan telur dengan nilai gizi tinggi. Tanaman lain yang mudah ditanam adalah kangkung, bayem, dan lainnya sekaligus guna mengatasi penduduk kurang gizi, utamanya ibu-ibu muda pengantin baru atau ibu sedang hamil guna mencegah stunting atau kemungkinan melahirkan anak dengan berat badan kurang dari tiga kilogram. Kegiatan tersebut akhirnya akan membuat anggota koperasi simpan pinjam makin berkembang menjadi koperasi produksi yang untungnya kian berlipat.

Terima kasih atas kunjungan Bapak Komar yang membawa inspirasi untuk pembangunan masyarakat luas di Indonesia.     

Haryono SuyonoComment