Athea Sarastiani, Sarjana Arsitektur yang jadi Doktor Ekonomi

Hari Rabu tanggal 26 Oktober 2022, Athea Sarastiani, seorang Sarjana Arsitektur melalui Pendidikan S2 Manajemen Pelayanan akhirnya bisa menjadi seorang Doktor dalam Ilmu Ekonomi. Pada hari Rabu pagi Athea akan mengikuti ujian terbuka oleh beberapa Guru Besar dan para pembimbingnya pada Universitas Trisakti yang untuk beberapa lama ditekuninya dalam kuliah tingkat lanjutan yang berhasil. Disertasinya yang berjudul “Analisis Keberlanjutan Muslim Frenfly Tourism di Indonesia” sudah sangat sempurna dengan berbagai data statsitik yan kuat mendukungnya.

Disertasi ini telah melewati berbagai tahap ujian secara internal diantara para pembimbingnya dan hari Rabu siap diujikan oleh para dosen tamu lainnya. Disertasi yang penuh dengan analisis statistik ini adalah hasil penelitian dari hampir 300 responden dari empat provinsi yang kaya kegiatan touris Muslim yang marak. Secara rajin peneliti terjun langsung melakukan penelitian guna menjawab puluhan hipotesa yang secara berani dikemukakannya pada awal akan melakukan penelitian lapangan, biarpun  akhitnya tidak banyak yang bisa dijawab dengan tepat karena tidak mendapat dukungan data hasil penelitian yang memuaskan.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan survey. Data dikumpulkan dari responden yang pernah mengadakan kunjungan ketempat kunjungan wisata Muslim Ftiendly Tourism unggulan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatra Varat dan Nusa Tenggara Barat. Kunjungan turis itu paling sedikit dua kali agar bisa menggali informasi tentang beberapa variable guna mengetahui kebenaran hipotesa yang dikembangkan peneliti sebelumnya.  Pengalian informasi itu dilakukan pada 265 sample yang tersebar di empat propinsi tersebut melalui system mailing yang terkontrol. Beberpa variable yang diamati memberi gambaran tentang hipotesa yang dapat memberi petunjuk disamping beberapa tidak bisa diterima.

Penelitian Athea mirip penelitian Perubahan Sosial yang marak dalam Ilmu Sosiologi yang salah satunya menjadi pedoman dalam penerimaan budaya baru seperti KB yang berhasil mencapai target sepuluh tahun lebih cepat. Tindak lanjut penelitian Athea perlu pengembangan komunikasi yang lebih akrab dan tidak pelit didasarkan pada untung rugi dalam system ekonomi yang tidak dinamis, tetapi perlu berubah pada system yang memberi dukungan bagi yang lemah dan memiliki motivasi untuk maju. Selamat Ibu Doktor Athea Sarastiani semoga segra disusul dengan gelar Guru Besar. Selamat juga untuk mas H. Sukri Agama SH, MH yang setia mengantar isteri tercintanya dengan penuh kasih sayang.

Haryono SuyonoComment