Mempercepat Penerimaan Inovasi Baru
Dalam praktik sehari-hari, ada beberapa trik komunikasi yang dilakukan untuk mengajak masyarakat menerima inovasi baru. Salah satunya adalah “mengajak mayarakat” merasakan nikmat inovasi itu dengan “mencoba” secara langsung inovasi yang ditawarkan. Trik ini banyak dilakukan oleh pabrik rokok memberi kepada konsumen dua batang rokok secara gratis, atau pabrik minyak wangi yang mengoleskan minyak wangi kepada konsumen yang berada di dekat tempat penjualan kosmetik, atau penjual mobil yang mempersilahkan calon pembeli “mencoba mobil” sebelum membeli. Ada juga yang secara sengaja menggunakan pengaruh dari tokoh untuk ikut datang kepada acara tentang perkenalan dengan inovasi baru tersebut.
Pada masa kampanye program KB di tahun 1980 atau 1990, trik-trik yang dilakukan dan sebagian diturunkan dari teori komunikasi atau praktik oleh lembaga-lembaga swasta seperti itu banyak diambil alih dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi diterapkan untuk memperkenalkan kegiatan KB di Indonesia, utamanya di daerah dengan cakupan kecil tetapi disiarkan secara nasional. Salah satu trik adalah membawa seseorang yang berpengaruh kepada kalangan ibu-ibu di daerah. Seperti contoh bagaimana kita merekayasa kunjungan Ibu Tutut Soeharto ke Kabupaten Ngawi mengunjungi sebuah Desa berjumpa para akseptor KB. Proses kedatangan Ibu Tutut diumumkan jauh hari bahwa Ibu Tutut ada kemungkinan berkunjung. Para akseptor dan semua perangkat diminta siap untuk bertemu dan wawancara dengan beliau, ada yang petugas, para akseptor, relawan atau siapa saja yang terlibat. Persiapan kunjungan itu merupakan “event” yang menarik dan melibatkan banyak kalangan, termasuk Bupati, Camat, Kepala Desa dan aparatnya. Kejadian itu menjadi pijakan untuk meningkatkan komitmen Bupati, Ketua Tim Penggerak PKK dan lainnya.
Kalau persiapan itu berjalan lancar, maka kunjungan seorang yang dianggap “public figure” seperti ibu Tutut akan membawa dampak peningkatan komitmen dan kegiatan operasional yang sangat tinggi. Dalam hal program KB akan meningkatkan stimulan kepada akseptor muda yang diikuti dengan banyak peserta yang bergabung pada saat kunjungan. Oleh karena itu selama waktu tersebut, setiap tamu penting diusahakan berkunjung ke desa dan kedatangan tamu disambut besar-besaran.
Kunjungan tamu penting itu juga merupakan peristiwa yang diingat para “karyawan muda” seperti penyimpan gambar ini, Ibu Liesa, yang dulu seorang PLKB yang ditugasi membawa payung, kini sebagai pejabat senior bisa memberi petunjuk kepada generasi muda di kantor bahwa program ini sangat penting dan menarik perhatian kunjungan tamu dan keluarga penting yang mengikuti acara kunjungan dengan antusiasme yang sangat tinggi.
Sentuhan kecil akan mengubah status kegiatan yang membawa nuansa terhormat di luar jangkauan manusia biasa. Salah satunya adalah sampai dewasa ini, Ibu Ketua Tim Penggerak PKK, atau ibu Bupati, sering melakukan kunjungan ke Desa memelihara komitmen, dan warna yang indah dan nyaman untuk gerakan KB di Indonesia.