Hari Pramuka yang mengesankan

pram1.png

Hari ini adalah Hari Pramuka tahun 2021. Ada sekit sejarah yang muncul slam Media Soaial yang menarik. Kami kutibkan swebagai berikut : “Atas berkat rahmat Allah, demikian Sultan Hamengkubuwono IX mengisahkan dalam Takhta untuk Rakyat, beliau selamat dalam misi khusus dari Yogyakarta ke Surabaya jelang pertempuran 10 November 1945.

Tidak banyak yang tahu bahwa kala itu beliau secara incognito meninjau keadaan wilayah Bang Wetan yang sedang genting sambil mengonsolidasi laskar-laskar rakyat dengan TKR yang baru terbentuk. Ketika itu banyak bandit bayaran baik yang bekerja untuk Belanda maupun untuk PKI menyebar untuk membunuh beliau. "Mana yang namanya Dorojatun?", pertanyaan itu sering terdengar di berbagai penghadangan.

pht.png

Beliau yang diincar selamat, tapi rekan seperjalanan berbeda mobil, Gubernur Jawa Timur, Raden Mas Suryo gugur di Ngawi oleh bandit PKI. Dalam masa itu, peran para Pandu yang selama ini sangat mengenal Sri Sultan sebagai tokoh panutan mereka sangat besar. Kelak ketika nama 'Pandu' atau 'Pathfinder' diidentikkan oleh Presiden Soekarno sebagai 'kebarat-baratan' dan 'berbau neo imperialisme dan kolonialisme', sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Prijono dicurigai akan memakai nama 'Pemuda Perintis' yang dianggap berbau Komunis, maka Sri Sultan mengusulkan nama jalan tengah, PRAMUKA.

Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Tapi sebelum singkatan ini ditetapkan, kata Pramuka asalnya diambil oleh Sultan Hamengkubuwono IX dari kata "PARA MUKA" yang berarti pasukan terdepan dalam perang. Persis yang beliau temui dalam masa Revolusi Fisik 1945-1950 di garis depan perjuangan.

Bahkan Panglima Tentara kebanggaan Indonesia yang memimpin gerilya, Soedirman juga seorang 'Para Muka'. Berani memimpin di garis depan. Latar belakang beliau adalah seorang Pandu Hizbul Wathan Muhammadiyah.”

Bersama Sri Sul  tan Hamengkubuwono X

Bersama Sri Sul tan Hamengkubuwono X

Selama Bapak HM Soeharto menjabat sebagai Presiden, dilanjutkan oleh Presiden pengganti beliau, kita para pengasuh Gerakan Pramuka, merasa bangga bahwa setiap tanggal 14 Agustus berkumpul dengan baju seragam Pramuka, dihiasi tempelan simbul tanda kehormatan serta pencapaian krida dari masing-masing dengan penuh kebanggaan. Sejak pagi Lapangan Cibubur yang biasanya sepi sudah penuh anggota segala usia, datang dari segala penjuru tanah air, ada yang muda dan ada yang tua. Setalah itu ruang tamu yang sangat luas satu demi satu diisi oleh tamu-tamu terhormat tetap dalam pakaian Pramuka, HIPPRADA, atau pejabat dengan pakaian resmi sebagai tamu untuk upacara yang bisanya dipimpin langsung oleh Bapak Presiden HM Soeharto dalam seragam Pramuka. Biasanya didampingi Ibu Tien Soeharto yang sangat sayang pada Gerakan Pramuka.

pram3.jpg

Pada waktu kami masih menjabat sebagai Kepala BKKBN, didampingi Dr. Mulyono D Prawiro, kami duduk beberapa baris di belakang jajaran Bapak Presiden bersama para Menteri atau Kepala Lembaga Negara setingkat Menteri lengkap dalam seragam Pramuka. Tatkala kami menjabat sebagai Menko, maka tempat duduk kami bergeser bersebelahan dalam jajaran Presiden karena kami  menjabat Ketua Harian Pembina Pramuka, duduk bersebelahan Ketua Ka Kwarnas Pramuka. Tatkala pensiun kami menjabat sebagai Ketua Umum HIPPRADA, duduk kami minggir ke sebelah kanan barisan terdepan bersama para Gubernur, Bupati dan Walikota yang semuanya berpakaian Pramuka mewakili Pembina Provinsi masing-masing, termasuk Sri Sultan Hamengkubuwono ke X  dari Yogyakarta, yang kebetulan putra pencetus Gerakan HIPPRADA, suatu kehormatan yang sangat besar karena dalam keadaan santai kami bisa berbincang, membahas janji untuk ketemu, atau membahas program yang akan kita laksanakan di provisi yang bersangkutan.

Kesempatan duduk sejajar dengan para pejabat daerah itu, terutama setelah pensiun dan sebagai Ketua HIPPRADA, memberi peluang lobby yang sangat efektif karena hubungan informal tanpa batas. Banyak kesempatan HIPPRADA dapat dikembangkan di daerah, yaitu Pramuka yang berusia diatas 25 tahun tetapi tetap aktif membantu kegiatan Pramuka muda yang makin banyak di lapangan berhubung adanya bonus demografi di berbagai provinsi. Apalagi kalau sempat bertemu dengan Ibu Gubernur yang biasanya, juga dalam pakaian Pramuka, ikut serta dalam Upacara Hari Pramuka tanggal 14 Agustus.

Bersama IIbu Dra Idah Syaihdah Rusli Habibie, MH, steri Gubernur Gorontalo

Bersama IIbu Dra Idah Syaihdah Rusli Habibie, MH, steri Gubernur Gorontalo

Tahun ini kesempatan Peringatan Hari Pramuka dengan upacara besar-besaran dipercepat dalam skala lebih kecil karena adanya pandemi Covid-19 yang membatasi gerak langkah pembangunan di tanah air tercinta. Banyak hal bisa dibahas di lapangan dan diambil tindak lanjutnya di daerah, sehingga perjanjian bertemu atau mengembangkan gagasan bisa direalisasikan dengan cepat dan tidak lagi tunggu berbelitnya Birokrasi yang rumit. Apalagi kegiatan para pensiunan yang jumlahnya di seluruh Indonesia sudah melebihi 5.000.000 orang dan tersebar sampai ke tingkat desa-desa. Kami rindu pada budaya lama, tetapi siap menyongsong budaya baru yang lebih dinamis. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa segera membebaskan bangsa kita dari serangan pandemi Covid-19 dan memberi kesempatan kepada kita melalui Pramuka, HIPPRADA dan komponen pembangunan lain membangun SDM berkualitas menyongsong Indonesia jaya dan sejahtera. Salam Pramuka, Salam HIPPRAD. Amiin YRA.

Haryono SuyonoComment