Selamat Jalan Dr Charles Purba, SE, MSi yang Sedang Gandrung Kerja Sosial
Dengan sangat terkejut kami baca berita WA Charles B Purba, SE, MSi, Ketua STIE IFGI (International Global Institute) Jakarta,, anggota PWRI pegawai tinggi dari OPI Kementerian Keuangan yang akhir-akhir ini gandrung pada kerja sosial kemasyarakatan. Selama hidupnya, menurut penuturan beliau, selalu rajin bekerja sebagai pegawai tinggi dalam bidang keuangan, khususnya akuntansi sehingga oleh kantor beliau selalu ditugaskan keliling ke daerah membantu berbagai urusan keuangan dan pembenahan administrasi keuangan sebagai mana pegawai Kementerian Keuangan pada umumnya.
Kami mulai berkenalan secara akrab pada saat OPI Kementerian Keuangan yang ditugasi menjadi Ketua Panitia Hari Natal dan Tahun Baru bersama mengadakan Peringatan Hari Natal untuk para pensiunan Pegawai Negeri sekitar dua tahun atau tiga tahun yang lalu.
Panitia Hari Natal itu berhasil secara gotong royong mengumpulkan dana untuk disumbangkan kepada keluarga miskin serta beberapa lembaga yang mempunyai minat untuk memberi kemudahan kepada penyandang cacat dan keluarga miskin atau anak-anak terlantar. Salah satunya, sebagai Ketua Umum PB PWRI kami usulkan untuk disumbangkan kepada Ibu Yuli, Ketua Yayasan Anggrek KCB di Bekasi yang mengurusi anak-anak penyandang cacat, berupa sebuah mesin untuk mengolah sampah plastik. Bapak Charles Purba kami minta bantuan untuk mengikuti dan membantu mengembangkan sistem manajemen dari usaha olah sampah tersebut.
Rupanya Bapak Charles Purba tidak saja membantu manajemen Olah Sampah, tetapi tertarik pada usaha sosial kemasyarakatan yang lain. Usaha itu termasuk pembuatan Masker yang jumlahnya puluhan ribu sampai akhirnya jutaan melayani Pemerintah Jawa Barat dan organisasi sosial lainnya. Bahkan beliau terlibat bagaimana mengatasi “upah karyawan” yang selalu tekor karena dibayar sekali tiap bulan. Padahal karyawan yang menunggu gajih terpaksa harus pinjaman dari “tengkulak” untuk biaya makan sehari hari. Tatkala Ibu Yuli mendapat gagasan untuk menghilangkan “hutang” yang selalu mencekik dan sampai pada gagasan “membayar upah setiap hari”, Pak Charles terkejut pada “gagasan yang bisa menghilangkan hutang yang mencekik” tersebut. Upah yang dibayar tiap hari ternyata “menghilangkan ”hutang bulanan”. Para karyawan hanya makan dan belanja sebatas pendapatan harian. Kalau seorang karyawan mendapat upah lebih dari rata-rata harian, kelebihan itu disimpan untuk keperluan karyawan yang bisa diambil sewaktu-waktu. Suatu gagasan cemerlang guna mengatasi hutang bulanan yang efektif.
Tidak lama beliau bergerak dalam Bidang Sosial Kemasyarakatan, karena biasa mengajar pada berbagai Perguruan Tinggi karena beliau memiliki gelar akademis sebagai seorang Doktor dalam Bidang Ekonomi, khususnya Accounting, beliau ditawari jabatan sebagai Ketua Suatu Sekolah Tinggi Ekonomi yang terkenal. Tawaran itu diterima dengan baik dan kami anjurkan agar beliau segera mengumpulkan “cum” untuk bisa diangkat sebagai “guru besar” agar ikut mengangkat nama baik Perguruan Tinggi yang dipimpinnya.
Melanjutkan minatnya dalam meningkatkan mutu Perguruan Tinggi yang dipimpinnya Dr. Charles mendengarkan anjuran kami untuk lebih sering membuka kegiatan “kuliah Terbuka” untuk mahasiswanya dikembangkan seperti kegiatan Webinar yang terbuka untuk umum agar diketahui kualitas Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi International Golden institute yang dipimpinnya. Ternyata betul, kuliah terbuka itu mengangkat nama baik dan minat mahasiswa baru dan membuka cakrawala bahwa Dosen Perguruan Tinggi yang dipimpinnya bermutu tinggi. Gagasan lain yang beliau angkat adalah bahwa beberapa “mahasiswa diperbantukan” dalam kegiatan Ibu Yuli mengadakan bakti sosial ke kampung-kampung kumuh membantu keluarga miskin yang kebanjiran “rob”, air laut luber ke darat. Bantuan yang diberikan berupa pemberdayaan agar keluarga itu makin bisa mandiri menghadapi kedatangan “rob” berikutnya. Mahasiswa tertarik dan melihat kenyataan lapangan yang sangat membutuhkan pemikiran ilmiah jangka panjang dalam ilmu yang mereka tuntut di Kampus.
Dr. Charles Purba yang menunggu pemberian gelar “Guru Besar” dari pemerintah rupanya mendapat panggilan dari Tuhan Yang Maha Kuasa lebih dulu. Biarpun sudah di Vaksin, pagi-pagi kami terkejut bahwa beliau terserang Covid-19, suatu peringatan bagi kita semua bahwa biarpun sudah di Vaksin, tetap saja tidak bisa menolak panggilan dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak bisa ditunda. Selamat Jalan Sahabatku, semoga Arwah Pak Charles Purba ditempatkan di sisi-Nya yang terbaik, diampunkan semua dosa-dosanya, cita-citanya diteruskan anak-anak muda sahabatnya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. Aamiin YRA.