Forum Seni Budaya: Puisi
Ajal
(Aam Bastaman)
Aku membayangkan saat aku dipanggil Yang Maha Kuasa untuk segera memasuki alam kematian. Suatu dunia lain yang belum aku pahami.
Aku melihat diriku sendiri terbujur kaku, tanpa jiwaku dalam tubuhku lagi.
Aku menjadi bukan siapa – siapa, hanya seonggok tubuh yang tidak bernyawa.
Kutinggalkan orang – orang yang ku sayang. Satu – satu, teman, kerabat, sahabat dan handai tulan mendengar kepergianku.
Aku tidak tahu nanti roh ku akan terbang kemana.
Sementara ragaku menyatu bersama tanah bumi.
Roh ku akan selalu ada, namun rumah roh ku akan ada dimana aku tidak tahu.
Yang kuyakini jiwaku akan ada dalam genggaman Sang Maha Pencipta.
Tuhan telah mengatur segalanya.
Peranku dalam lakon dunia akan selesai sudah.
Tuhan akan menarikku kembali ke tempat sebelum aku memiliki jasadku.
Peran–peran baru dalam lakon dunia telah Tuhan tetapkan. Manusia-manusia baru akan selalu Tuhan ciptakan.
Aku menjadi tahu aku hanya sekadar menjalani peran dalam panggung drama yang tidak lagi begitu lama.
Peran – peran canda gurauan di tengah – tengah pencarian jadi diri yang tidak pernah berhenti.
Hanya masalah waktu, dengan pengaturanNya Tuhan Sang Maha Sutradara akan memanggiku kembali, keluar dari panggung drama dunia. Peranku akan selesai sudah. Ada tempat lain yang Tuhan tetapkan, namun tiada peran baru lagi.
(Aam Bastaman) . Pegiat dunia menulis)