Srikandi dan Bima Posdaya Jatuh dan Bangkit Kembali dengan Tegar

virus.png

Bak dalam Perang Barata Yuda, Pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir, telah membawa akibat banyak Srikandi dan Bima yang bertempur melawan serangan Pandemi, biarpun sudah sangat hati-hati, waspada dan melengkapi diri dengan Vaksinasi, satu demi satu terpaksa terkapar dengan sangat menyedihkan. Salah satu sebabnya adalah bahwa musuh Covid tidak Satria, tidak menampakkan diri, resisten terhadap berbagai jenis obat atau “senjata pamungkas”, dan lebih dari itu bisa masuk seseorang tanpa tanda-tanda sehingga seorang yang menderita bisa disangka sehat. Tersangka itu dianggap normal, tetapi membawa Virus yang bagi dirinya tidak berbahaya tetapi bisa menular kepada rekan lain tanpa diketahui. Sungguh pelibatan yang sangat keji tanpa tata krama.

Para Srikandi Posdaya yang biasa bergembira bersama kami dan Dr. Mulyono D Prawiro itu dari kawasan Timur ada Dr. Sudarti dari Universitas Jember yang terpaksa isolasi diri. Kita doakan segera sembuh dan aktif kembali dalam perjuangan bersama para mahasiswa. Dari Surabaya banyak sahabat Srikandi kita yang terkena serangan Covid-19. Ibu Dr. dr. Annisa Ulya Rasyidi MSi dengan suami Dr. dr. Muh. Ardian SpOG sedang terpapar yang lebih dua puluh hari masih positif. Kita doakan segera sembuh dan aktif kembali bersama masyarakat luas. Di Surabaya juga ada juga Dr dr. H. Sunaryo, dosen senior Unair yang sangat rajin membimbing mahasiswa S3 bersama Ibu juga terkena serangan, semoga beliau segera dapat melepaskan diri dari serangan yang tidak pandang bulu tersebut. Di Solo ada seorang Bima Dr. Koeswaji dari Universitas Muhammadiyah Surakarta tidak tahan mendapat serangan terpaksa di rawat di isolasi RS. Kita doakan segera lekas sembuh dan jangan putus asa tetap selalu berdoa dan mengikuti disiplin obat dan makan gizi yang baik pak.

Di Yogyakarta ada Ibu Dr. Atiek Siti Rochmiyati, MPd Ketua LP3M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) yang sangat terkenal tidak luput dari Serangan sehingga dengan semangat Srikandinya tetap memberikan bimbingan kepada para mahasiswa yang dinamis dan maju pesat. Di Madiun Ibu Ardining Wresti atau Ibu Iin tidak luput dari serangan yang karena sudah mendapat Vaksinasi segera dapat dibebaskan serta mendapatkan hasil pemeriksaan negatif sehingga bisa kembali memeluk putranya yang sangat disayang dan selalu manja pada ibunya tercinta.

Di Jakarta, sejak awal ada serangan Covid-19, beberapa tokoh Yayasan Damandiri, Bapak Dr(HC) Subiakto Tjakrawerdaya dan Bapak Drs Hendro, B. Setiadi, SE, AK yang sebelumnya menderita penyakit jantung dan darah tinggi mendapat serangan Covid bersama beberapa teman dari Yayasan lain. Rupanya Bapak DR(HC) Subiakto yang jauh lebih muda, sangat fit, bahkan kalau ada waktu masih sanggup bermain golf satu minggu dua kali, terkejut bahwa Covid-19 tidak pilih sasaran sehingga beliau terpaksa menyerah memenuhi panggilan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pak Hendro yang memang sedang menderita sakit jauh lebih sabar dan dewasa ini segar bugar bekerja seperti biasa. Kita doakan agar semua dosa Bapak Dr. Subiakto  diampuni oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan diberikan tempat terbaik disisiNya. Aamiin YRA.

Di Jakarta ada juga seorang dokter senior yang karena sudah sepuh, dan suasana rumah sakit yang diperkirakan memiliki risiko tinggi hanya boleh melakukan konsultasi dari rumah saja. Kami mendapat pemeriksaan terakhir di RS dan diberikan petunjuk agar hati-hati dan tidak banyak keluar rumah. Hari berikutnya beliau hanya menerima konsultasi dari rumah kediaman saja.

Hanya beberapa hari di rumah, rupanya sopir beliau membawakan oleh-oleh Covid-19, sehingga Prof Dr. Hadiarto Mangunnegoro, SpP ..yang sudah sepuh dan sangat baik hati itu meninggalkan kita semua dengan setumpuk amal ibadah pengabdiannya yang sangat luhur. Kita doakan agar semua dosanya dimaafkan dan almarhum ditempatkan disisiNya dengan penuh kehormatan. Aamiin YRA.