Mendoakan Satu Tahun Nenek Astuty menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa
Kemarin hari Minggu sampai jauh malam hari tidak putus-putusnya kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena Ibu Astuty yang tercinta genap satu tahun meninggalkan kita. Masih sangat terasa senyum Nenek yang penuh kebahagiaan saat cucu atau cicitnya datang langsung memeluknya.
Kemarin sore tatkala cucu-cucu datang mereka hanya memeluk kakeknya saja, tidak ada nenek yang dipeluknya. Sehingga terasa agak sepi bahwa cucu ini tidak didekap lagi oleh neneknya dengan penuh kasih sayang, hambar dan ada juga celingak-celinguk mencoba mencari ke mana neneknya.
Setelah sebagian sembahyang mahgrib kita duduk bersama untuk membacakan doa untuk nenek tersayang. Sengaja kali ini kita tidak mengundang orang lain karena para Saudara berkumpul dengan khalayak ramai di Kampung Melayu. Konon di Kampung Melayu itu tanpa undangan, karena nenek berasal dari sana dan setiap lebaran selalu berbagi tanda kasih hampir kepada setiap orang di sekeliling tempat tinggal nenek semasa kecil, kasih sayang Saudara dan keluarga lain di Kampung itu seakan andaikan nenek mau jadi Bupati bisa langsung terpilih karena tidak ada yang terlewat selalu mendapat sentuhan tangan halusnya diserta cinta kasih yang penuh rasa syukur.
Secara khusus Haji Keling dan Bibit setia tidak segera pulang karena ingin ikut berdoa biarpun pagi harinya telah ikut berdoa di Makam nenek di Kali Bata. Anak-anak dan cucu yang belum sempat ke Kali Bata ikut hadir secara lengkap, sehingga suasana doa yang khusuk bertambah menggembirakan karena diikuti keluarga yang lebih lengkap.
Setelah doa selesai maka semua p[indah ke meja makan mengambil makanan dan duduk di tempat menurut pilihan masing-masing. Mereka dengan gembira makan hidangan sederhana yang dipersiapkan dr. Rina dengan penuh kasih sayang. Semoga nenek Astuty masih bisa merasakan kebagiaan kita semua dan tetap bahagia berada disisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin YRA.