Mendengarkan Nasehat Sesepuh Bangsa

PakHarto.jpg

Minggu depan, tepatnya tanggal 8 Juni 2021, Bangsa Indonesia akan memperingati satu abad Hari Lahir sesepuh Bangsa, Presiden RI kedua, Almarhum Bapak HM Soeharto. Melalui kontroversi dunia yang sangat tajam, secara sistematis beliau mengembangkan program KB setapak demi setapak mengikuti alur yang sangat sistematis membangun komitmen nasional secara bertahap. Mula-mula mengikuti sejarah Bung Karno yang di tahun 1950-an memberi ijin kepada dokter pribadinya ikut aktif dalam gerakan KB oleh para dokter. Tahapan itu diikuti berikutnya oleh Pak Harto dengan memberi ijin kepada salah satu Gubernur dalam lingkungan kepemimpinannya, Gubernur Ali Sadikin dari DKI Jakarta mulai membuka kesempatan kepada para dokter DKI menyelenggarakan program KB di kawasan DKI Jakarta. Selanjutnya, pada tahun 1969 beliau mengutus Menko Kesra Idham Khalid mewakili Presiden RI memberikan sambutan pada Konperensi Kependudukan Asia Pasifik di Jakarta.

bisrip.jpg

Kesabaran beliau untuk melakukan berbagai hal secara sistematis itu dibuktikan juga pada waktu mengesahkan Pancasila sebagai Dasar Negara dan falsafah utama untuk pola hidup bermasyarakat dan berbangsa sampai semua partai politik setuju terhadap gagasan tersebut. Nasehat itu bersifat selintas, karena menyangkut maju mundurnya program KB secara operasional yang sesungguhnya menjadi “wewenang Kepala BKKBN”. Tetapi bagi kami, generasi muda dengan latar belakang ilmu dan teori yang belum kenal langkah operasionalnya, dan kebetulan hadir pada waktu petunjuk diberikan, sungguh suatu pemecahan yang sangat tepat. Salah satu yang kami ingat dan sangat memperlancar jalannya program KB adalah “mendapatkan restu” dari para sesepuh agama, utamanya para sesepuh Pimpinan Pondok Pesantren.

Secara spontan langkah tindak lanjutnya adalah serentetan acara Deputi KB mengadakan silaturahmi dengan Pimpinan Pondok Pesantren di daerah-daerah. Kunjungan pertama dilakukan pada Kyai Bisri Samsuri di Jombang. Dengan fasilitasi Kepala BKKBN Jawa Timur dan Bupati Jombang kunjungan kehormatan itu dilakukan secara pribadi dan alhamdulillah mendapat sambutan yang sangat akrab dan membesarkan hati. Kunjungan silaturahmi kehormatan itu disiarkan secara luas melalui media masa dan utamanya televisi dan radio yang pada masa itu merupakan media masa yang sangat besar pengaruhnya.

pandem.jpg

Suasana silaturahmi yang akrab tersebut ternya mengundang simpati para kyai asuhan atau mantan santri beliau dari seluruh Jawa Timur sehingga dengan mudah para Kepala BKKBN dari setiap kabupaten dan Kota menjadi sahabat kaum ulama. Penjelasan tentang KB, utamanya bagaimana Agama Islam sangat mendukungnya mendapat keterangan langsung dari para Kyai, tidak perlu para Kepala BKKBN berusaha membaca dan menjelaskan ayat-ayat yang mendukung KB.

Persahabatan dengan para ulama di Jawa Timur itu meluas kepada para ulama di Jawa Barat dan di daerah luar Jawa lainnya. Di Jawa Barat BKKBN berhasil mengadakan persiapan Konperensi Alim Ulama Dunia dengan bantuan para Kyai dari Pandeglang. Bupati Pandeglang, Bapak Drs H Karna Suwanda, yang kemudian melaju sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat,  menjadi Tuan Rumah untuk Pertemuan persiapan Konperensi Dunia dengan alim ulama tersebut. Diundang hanya 30 alim ulama Jabar tetapi yang hadir ribuan sehingga dengan liputan TVRI yang sangat berpengaruh pada masa itu, rancangan Konperensi Alim Ulama untuk KB Dunia  di Indonesia sukses luar biasa dan menghasilkan Indonesia ditunjuk sebagai Pusat Pelatihan KB Dunia, terutama pelatihan lapangan, bagi negara-negara dengan masyarakat yang beragama Islam. Suatu penghormatan dan sekaligus penghargaan terhadap partisipasi para ulama.

tuanguru.png

Berkat kedekatan dengan para ulama tersebut Kepala BKKBN menjadi sangat bersahabat dengan para ulama dan pesantren di seluruh Indonesia. Tidak jarang diundang dan memberikan ceramah pada Pondok Pesantren dan acara-acara haul dari para Kyai Pimpinan Pondok yang berpengaruh, antara lain Tuan Guru dari NTB. Ceramah pada para santri itu selalu ditambah ribuan pasangan usia subur sari desa-desa yang oleh para Petugas PLKB pasangan usia subur itu diundang untuk memeriahkan acara oleh Pak Kyai Pimpinan Pesantren yang pengaruhnya sangat besar.

Kedekatan dengan para Kyai Pondok itu sangat menguntungkan. Pada waktu ada kampanye Pemilu, Kepala BKKBN sebagai Kader Golkar, setelah jam kerja, mendapat tugas sebagai koordinator wilayah Jawa Timur. Persahabatan dengan para Kyai membuat kehadiran di desa selalu diundang “makan pagi” mampir di Pondok Pesantren. Padahal pak Kyai adalah Pimpinan PPP, sehingga secara kelakar pak Kyai minta “agar tidak seluruhnya dijadikan Golkar”,  sebagian untuk partai PPP. Dengan mendengar nasehat sesepuh bangsa Pak HM Soeharto, Alhamdulillah, kampanye KB di seluruh Indonesia menghasilkan kesertaan yang tinggi. Kesertaan itu meluas kepada hasil Pemilu 84 persen suara untuk Golkar, suatu kebanggaan yang luar biasa. Terima kasih Indonesia.

Haryono SuyonoComment