Ketua Umum PB PWRI ajak Anggotanya Terapkan Pola Hidup Sehat
Ketua Umum PB PWRRI Prof Dr. Haryono Suyono, 83 tahun, dalam Acara bulanan Webinar bersama Para Pimpinan PWRI dari daerah seluruh Indonesia, khususnya dari Provinsi DI Aceh dan Provinsi Kalimantan Barat, mengajak para anggota yang berjumlah lebih dari 5 juta belajar dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk hidup lebih sehat. Usaha itu perlu disertai dengan disiplin tinggi dengan lebih banyak melakukan silaturahmi antar keluarga dan sahabat dengan secara sungguh-sungguh mematuhi protokol kesehatan, berpikir positif, olah raga, makan makanan bergizi dan tidur secara teratur. Pesan Ketua Umum yang disampaikan pada Acara Webinar bersama BPJS Kesehatan siang ini didukung Ir. Sujai, 94 tahun, Ketua OP PWRI Kementerian Pertanian yang menyarankan anggota banyak makan sayur, buah, melakukan kegiatan secara santai dan mengikuti berbagai kegiatan bersama para sahabat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat. Karena itu Ketua Umum meminta para anggota yang usianya lebih dari 60 tahun mengikuti ajakan pemerintah yang disertai penyediaan fasilitas untuk Vaksinasi Covid-19 tanpa rasa takut.
Untuk makan sayur dan buah lebih banyak itu para lansia dianjurkan, utamanya dalam keadaan lebih banyak belajar dan bekerja dari rumah, mengumpulkan sampah dedaunan dan kotoran binatang piaraan untuk diolah menjadi pupuk Organik serta mengolah halaman rumah dikembangkan menjadi kebun sayur dan buah dengan masukan pupuk tersebut. Kesabaran mengajak anak cucu setiap pagi sebelum mengikuti pelajaran dari para guru dengan sistem daring dari sekolah. Bagi yang lebih dewasa dapat dilakukan sebelum melaksanakan tugas bekerja dari rumah. Kegiatan itu, seperti dilakukan Bapak Ir Sujai dengan olah raga pagi, akan memberikan gerak tubuh dan sinar matahari pagi yang mendukung pola hidup sehat tersebut.
Seperti biasa, Sekjen PB PWRI Drs Joko Sidik Pramono MM, yang bertindak sebagai moderator mempersilahkan Ibu Dra Masni Rani MSi, Ketua Kerta Wredatama PWRI menyampaikan berbagai kendala yang menjadi keluhan sebagian anggota serta usul perbaikan untuk pelayanan BPJS Kesehatan yang pada umumnya sudah sangat baik. Ibu Masni Rani juga mengharapkan agar dalam setiap kesempatan di daerah BPJS daerah mengadakan kerja sama lebih erata agar berbagai sistem guna mempermudah pelayanan melalaui sistem elektronik dijelaskan secara tuntas kepada anggota agar pelayanan yang secara teoritis bisa diakses melalui berbagai sistem itu bisa dijangkau makin mudah.
Catatan Dra Masni Rani MSi itu disambung komentar Ketua PWRI Banda Aceh yang sangat menghargai acara Webinar tersebut sehingga mereka hadir dalam jumlah yang cukup besar dalam ruangan yang tertata rapi sesuai protokol kesehatan.
Secara sengaja Ketua PWRI Banda Aceh menghadirkan para anggotanya untuk ikut aktif mendengarkan paparan dari Ketua UMU, Ibu Ketua Kerta serta paparan BPJS Kesehatan. Secara umum PWRI Banda Aceh tidak mendapat kesulitan berhubungan dengan BPJS Kesehatan karena hubungan yang erat dengan Kantor Cabang yang ada dua Banda Aceh.
Komentar dari Banda Aceh itu disambung dengan komentar Ketua PWRI dari Kalimantan Barat yang bersama anggotanya juga menjimak Acara Webinar bersama BPJS Kesehatan yang makin populer tersebut. Wakil Sekjen PWRI Bapak Prof Dr. Gatot Sutadi secara dini telah memberi kabar dan mengundang wakil-wakil dari Kalimantan Barat, sehingga Ketua PWRI juga hadir bersama beberapa anggota mengikuti Acara yang makin menarik tersebut.
Seperti juga dari DI Aceh pada umumnya anggota PWRI dari Kalimantan Barat makin lancar mengikuti berbagai prosedur guna memanfaatkan penggunaan dana yang disediakan melalui BPJS. Para anggota juga tertarik dan sudah mulai membuat Kebun Bergizi di halaman rumah. Bersamaan dengan Vaksinasi makanan yang diperkaya dengan hasil kebun bergizi itu memperkuat daya tahan tubuh agar jauh dari berbagai penyakit.
Acara Webinar yang menarik itu diakhiri dengan sajian BPJS Kesehatan yang diwakili oleh BPJS Pontianak dengan sajian yang sangat menari atas berbagai sistem elektronik mulai dari pendaftaran, situasi rumah sakit rujukan dan berbagai sistem elektronik yang bisa diakses oleh setiap anggota PWRI. Satu masalah yang tetap rumit adalah bahwa “para lansia masih dalam keadaan belajar” memakai sistem elektronik dan belum seluruh anggota bisa menerima akses sistem tersebut karena belum aktif dengan perangkat keras yang belum umum digunakan anggota yang sudah sepuh. Karena itu pendidikan orang tua melalui Webinar ini merupakan terobosan yang menarik guna mengikuti era 4.0 yang serba elektronik dan sangat cepat. Semoga.