Resepsi Pernikahan pada Musim Pandemi
Sungguh sangat menarik di Gedung Graha Jala Puspita di Jalan Gatot Subroto Jakarta, keluarga Bapak H. Syamsoel Bahroel dan ibu Hj.Yarmaniati serta Bapak Agung Sumargana Sirod dan Ibu Susi Susanti menggelar resepsi unduh mantu kedua anak mereka yang berbahagia Muhammad Rizky dengan Mulyanisa Nadhifali Sirod yang telah ijab kabul seminggu lalu. Kedua pengantin memasuki Gedung Pertemuan diiringi Tabuhan ala Minang yang melengking meriah sekali seperti upacara kerajaan. Hanya pada hari ini pengiringnya dibatasi dan menggunakan seragam Minang yang gemerlapan penuh pesona seakan iringan keluarga raja pada cerita seribu satu malam, hanya bedanya setiap mulut dan hidung para pelaku iringan agung itu menggunakan Masker menutup mulut dan hidungnya sesuai protokol kesehatan yang berlaku.
Iringan musik yang sangat keras dan berirama tergesa-gesa itu mengantar kedua pengantin dan kedua orang tua kedua pihak memasuki Gedung Upacara langsung naik ke panggung kehormatan yang telah diatur dalam dua jalur, satu untuk pengantin dan kedua orang tua serta jalur kedua disediakan untuk para tamu yang akan memberikan doa restunya, suatu modifikasi mengikuti petunjuk keamanan yang diperlukan sehingga tidak ada satu tamu bersentuhan dengan pengantin atau kedua orang tua pengantin. Suatu modifikasi aman untuk semua kalangan. Semula kami dan ananda dr. Rina ragu-ragu untuk datang, tetapi karena ibu pengantin adalah mantan Sekretaris kami di tahun 1973 dan adiknya Ibu Masni Rani adalah Ketua PB PWRI, kami paksakan untuk hadir dengan melihat suasana ruang pesta yang ada dan kalau berkerumun segera mengambil ancang-ancang keluar mencegah bertemu banyak orang.
Alhamdulillah ruangan pesta diatur dengan jarak antar kursi yang nyaman sesuai protokol kesehatan. Kami ditemani seorang Bapak dari Minang yang kabarnya dinikahkan oleh Ibu Masni Rani yang adalah Pengurus PB PWRI dengan cerita bahwa jumlah tamu sangat dibatasi terdiri dari keluarga dan kawan dekat keluarga. Ada teman-teman dari BPS, kebetulan teman dulu di SMA dan Akademi Ilmu Statistik Bapak Yuwono dan beberapa lagi dari BKKBN atau Kantor Urusan Pegawai Negeri, suatu lembaga yang dekat dengan BKKBN.
Kemudian menyusul sambutan Tuan Rumah yang diwakili oleh anak muda, konon putra ibu Masni, yang tidak mau memakai sergam Tanah Minang, tetapi lengkap dengan jas biasa karena mungkin contoh Minang Modern yang lebih cocok. Sambutan yang menarik dengan pidato seperti biasa serta ucapan terima kasih pada para tamu undangan.
Yang unik adalah bagaimana kita “menikmati konsumsi” yang disajikan. Setiap meja tempat kita duduk dibatasi hanya untuk empat orang, suatu aturan jarak yang cukup aman untuk tidak menimbulkan kontaminasi penyemburan virus kepada tetangga yang duduk bersama dalam satu meja. Petugas makanan mendatangi setiap meja dan menanyakan pilihan jenis makanan. Jadi tamu tidak seperti biasa memeriksa makanan yang tersedia dan memilih sendiri, tetapi ada menu yang bisa dipesan. Begitu pesanan dicatat, tidak terlalu lama, pesanan, sesuai selera, datang dan kita buka Masker menikmati pesanan yang datang dengan kecepatan tinggi itu. Tidak lagi pilihan langsung yang diambil dari meja besar dengan aneka pilihan.
Suatu pesta yang dimodifikasi sesuai protokol kesehatan yang ketat. Semoga tidak mengurangi kenikmatan dan arti pesta yang dimaksud serta semua pihak memberikan doa restunya untuk kedua pengantin dan kedua orang tuanya yang berbahagia. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kedua pengantin dan kedua orang tua serta keluarga besarnya. Aamiin YRA.