Menggerakkan Anak Muda Masuk Desa membantu Pembangunan

timbngkb.jpg

Setelah  Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 yang dimulai pada tanggal 1 Juni 1999, gema Pancasila diharapkan makin marak dan meluas.  Tiba waktunya meningkatkan Pembangunan di semua wilayah berlandaskan Pancasila dengan lebih kokoh lagi. Untuk itu perlu digalang persatuan dan partisipasi generasi muda dalam pembangunan. Dalam upaya tersebut karena terdapat kesenjangan yang makin melebar antara kota dan desa, perlu digalang makin banyaknya tenaga muda profesional terjun aktif dalam pembangunan di desa.

sayurl2.jpg

Di masa lalu partisipasi tenaga muda profesional di desa itu diisi melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), TNI ABRI Masuk Desa, pegawai Negeri Sipil, para istri pejabat yang tergabung pada PKK dan lainnya berkiprah dan terjun ke desa. Bersama pendamping resmi, pegawai negeri sipil yang bertugas di desa seperti Petugas Lapangan KB (PLKB), Petugas Pendidikan Masyarakat (PPM), Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian (PPL Pertanian) dan lainnya yang bertindak sebagai pendamping keluarga desa, partispasi keluarga dan pemuda desa ditingkatkan partisipasinya. Para kader formal dan informal itu sangat aktif dalam pemberdayaan keluarga di desa sehingga banyak program berbagai Departemen di Desa berhasil sukses yang luar biasa.

hln3.jpg

Kita masih ingat tatkala Program KB sedang getol-getolnya masuk desa sekitar tahun 1980 – 2000 di mana TNI ABRI, PKK, PLKB dan relawan lainnya sangat intensif mendampingi masyarakat desa memahami dan tidak takut ikut KB karena penjelasan bukan hanya oleh aparat BKKBN tetapi aparat lain dan relawan yang dianggap keluarga desa mempunyai pengaruh dan dapat dipercaya. Kita ingat juga bagaimana para petani getol sukseskan program penanaman pagi sampai kita sanggup membantu negara sahabat dengan beras tatkala mereka mendapat kesulitan kurang pangan.

ed2.jpg

Pada saat generasi muda di Indonesia membengkak karena keberhasilan program KB dan Kesehatan, maka jumlah generasi muda di Indonesia yang membengkak itu, dan ada dimana-mana seperti sekarang, perlu pendampingan sesama generasi muda gar mereka tidak tinggal diam. Mereka perlu pendampingan guna memperkuat minat dan motivasi untuk sekolah dan belajar setinggi-tingginya agar makin mampu menjadi kekuatan bangsa membangun keluarga, bangsa dan negaranya dengan kualitas yang terbaik.

Setelah tahun 2000 kegiatan anak muda di banyak wilayah dipengaruhi banyak reformasi yang lebih mengutamakan demokrasi, utamanya demokrasi yang diisi dengan kebebasan berpendapat yang kemudian tercermin dengan makin banyaknya kegiatan politik untuk pemilihan wakil-wakil di DPRD, DPR termasuk pemilihan Bupati, Walikota dan Gubernur. Upaya dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan, KB dan pendidikan masyarakat dalam arti luas menjadi sangat tersisih. Apalagi upaya yang mengandalkan partisipasi masyarakat dalam bentuk kerja gotong royong dan saling memberikan partisipasi yang tinggi dan ikhlas.

panen1.jpg

Solusi yang dilakukan pemerintah dengan Pembangunan Desa dan Masyarakat Desa sejak tahun 2015   sedikit membantu “kekosongan partisipasi” masyarakat di Desa. Tetapi karena ukuran keberhasilan banyak dilakukan melalui serapan anggaran pemerintah, maka “unsur partisipasi masyarakat” kurang mendapat perhatian. Para pejabat sibuk melakukan alokasi anggaran yang disediakan pemerintah kurang menggalang “penggerakan masyarakat” untuk mengembangkan partisipasi yang ikhlas. Ini merugikan karena tersedianya anggaran pemerintah itu bisa menjadi pendamping agar tekad dan anggaran yang disediakan oleh masyarakat luas dalam bentuk partisipasi bisa lebih tinggi.

Mula-mula kejadian ini sangat menarik karena dengan kecepatan tinggi pemerintah bisa menyelesaikan berbagai proyek atau kegiatan dengan sempurna. Tetapi dengan partisipasi masyarakat yang makin kendor, apa yang dapat dicapai oleh pemerintah itu sangat terbatas. Kegiatan pemerintah menjadi tontonan rakyat dan makin lama rakyat makin menjadi “penonton pasif” dari upaya pemerintah.

Keadaan tersebut perlu segera diubah. Kegiatan TNI ABRI masuk desa perlu diperbanyak diarahkan untuk memperkuat daya tahan rakyat dengan melakukan kegiatan bercocok tanam di Kebun halaman rumah ditanami sayur yang bergizi tinggi, buah-buahan, berternak ayam dan binatang piaraan yang bergizi tinggi sehingga daya tahan seluruh anggota keluarga bertambah baik. Mahasiswa KKN sebagai wujud “kuliah Merdeka”, biarpun masih musim pandemi, perlu segera di realisasi agar masyarakat desa tidak terpaku tinggal di rumah, tetapi dengan protokol kesehatan yang baik bisa terus bertani dengan aman. Produksi di desa berjalan lancar sehingga penurunan tingkat kemiskinan di desa bisa diselesaikan.

hlm5.jpg

Turunnya TNI ABRI dan mahasiswa ke desa itu diharapkan bisa mempengaruhi pikiran anak muda untuk belajar setinggi-tingginya sehingga kualitas SDM bertambah baik. Tentu diharapkan bahwa tenaga TNI dan Mahasiswa KKN tidak “mengambil oper” atau “menggantikan peranan anak muda desa” tetapi bisa menjadi pimpinan teladan yang mendorong kerja sama yang baik bagi anak desa. Para pendamping harus bisa membangkitkan semangat pemuda desa tidak kalah gesit dibanding dengan pendampingnya. Dengan demikian kita harapkan kualitas pembangunan di desa akan bertambah baik dan cakupannya bertambah luas. Aamiin YRA.

Haryono SuyonoComment