Webinar Weka & Indah Talk Menarik Minat Anak Muda

weka1.png

Menjelang Hari Ulang Tahun Prof. Dr. Haryono Suyono, Dr. dr. Wekadigunawan MPh yang memiliki dan mengasuh Acara Webinar Weka & Indah Talk  mengundang dalam acara bincang-bincang melalui Webinar yang rencananya akan disiarkan secara langsung dan ditayangkan secara luas melalui You Tube dan media sosial lainnya. Dalam acara itu dimanta secara khusus ingatan pak Haryono tentang langkah-langkah strategis tentang program dan gerakan KB secara nasional yang diasuhnya di masa lalu dengan para karyawan dan sukarelawan yang mengejutkan dunia. Acara itu dirancang untuk selama satu setengah jam dengan pembukaan Dr. dr. Wekadigunawan pribadi didampingi dua pendamping muda, cantik dan cerdas, Indah dan Vivi yang biasa dipanggil Ipip dimasa muda. Dari petunjuk Dr. dr. Weka pengalaman mengundang beberapa tokoh penting dalam Weka Talk, diminta paparan singkat yang disambung dengan pertanyaan dua pembawa acara yang s3belumnya telah mempelajari materi untuk acara Talk itu, mengorek informasi mendalam yang diminati banyak penonton generasi muda.

weka2.png

Tidak diketahui, barangkali gara-gara diam dan bekerja dari rumah, banyak generasi muda yang sempat  bercengkerama dengan kedua orang tua mendengar pengalaman dan cerita masa lalu. Cerita mengisi waktu bersama orang tua itu ada juga tentang program pemerintah atau pengalaman pribadi, termasuk gemparnya kampanye KB di masa silam. Barangkali para orang tua mereka masih ingat seakan tidak ada hari tanpa terdengar lagu Mars KB, sandiwara Radio Butir-butir Pasir di Laut serta dagelan Wayang Kulit dengan selingan Goro-goro Semar, Gareng, Petruk dan Bagong yang padat materi KB dan disajikan sangat lucu, menarik, menghibur serta mengundang ketawa yang menggembirakan.

Sesuai skenario, Prof. Dr. Haryono Suyono setelah acara dibuka Dr. dr. Wekadigunawan MPH dari Surabaya secara singkat karena beliau segera kembali ke Rumah Sakit menunggu ibunda yang sedang dirawat di ICU karena terjatuh, maka di sampaikan secara runtut sejarah Program KB. Dipampang melalui slide ppt jasa utama dari Ketua LIPI yang kebetulan Dokter Ahli Kandungan, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI, serta program KB Pemerintah pertama kali di DKI Jakarta yang disponsori secara berani oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

weka3.png

Gerakan PKBI dan Program Ali Sadikin itu pada awal tahun 1967 mengundang dunia internasional mengadakan Konperensi Kependudukan Dunia di Jakarta. Gubernur Ali Sadikin dan Menko Kesra Idham Khalik memberikan sambutan yang meyakinkan bahwa Indonesia siap segera melaksanakan program KB secara nasional.

Pada tahun 1969 Presiden HM Soeharto ikut menanda tangani Deklarasi Kependudukan Dunia yang menyatakan bahwa negara-negara yang ikut memberikan tanda tangan siap mengatasi masalah kependudukan dunia. Berkat komitmen itu lahirlah BKKBN pada tahun 1970 untuk melaksanakan program KB pada kabupaten sampai desa di Pulau Jawa dan Bali yang dianggap padat penduduk.

weka4.png

Pendekatan awal program KB adalah pendekatan klinik. Baru setelah tahun 1973 dikembangkan studi tentang Pendekatan Masyarakat dengan mengikut sertakan masyarakat luas. Pada sekitar tahun 1978 Pendekatan Masyarakat itu menjadi bagian dari kegiatan operasional secara luas, sementara program KB diperluas dengan 11 provinsi lagi, kemudian ke seluruh Indonesia. Pada tahun 1983 tatkala Dr. Haryono sebagai Kepala BKKBN pendekatan Masyarakat itu ditetapkan sebagai strategi nasional dengan dukungan program KIE yang sangat kuat. Seakan “tiada hari tanpa terdengar nyanyian KB lewat radio, tv dan media massa lainnya”, berita KB selalu muncul di radio dan surat kabar sehingga RRI memperoleh penghargaan dunia. Program KB juga sangat terkenal dengan sistem logistik yang luar biasa melayani peserta sampai ke tingkat desa terpencil sehingga BKKBN mendapat penghargaan “Manajemen Awards” dari Hong Kong dan Tokyo selama tiga tahun berturut-turut.

weka5.png

Informasi KB dan logistik kontrasepsi ada di Desa dan pelayanan klinik untuk penggunaan kontrasepsi bisa dilakukan di Desa, di Pesantren dengan melibatkan dokter TNI ABRI, dokter dan bidan praktik swasta. Program KB menjadi gerakan masyarakat yang sangat luas dan mulai digagas target penurunan kelahiran separo dari keadaan tahun 1970 pada tahun 2000 dipercepat sepuluh tahun lebih cepat. Alhamdulillah dengan strategi yang jitu, kerja keras serta dukungan segala pihak, Indonesia berhasil dengan baik. Kita mendapat penghargaan UN Population Awards dari PBB pada tahun 1989.

Program selanjutnya membangun dan memberdayakan keluarga serta membantu mengentaskan keluarga miskin. Sampai tahun 1997 tingkat kemiskinan yang pada tahun 1970 berada pada posisi 70 persen, pada tahun 1990 pada posisi 30 persen, pada tahun 1997 berhasil diturunkan menjadi 11 persen. Untuk itu Indonesia mendapat Penghargaan PBB yang diserahkan kepada Presiden RI di Jakarta. BKKBN, karena mempunyai peran yang sangat tinggi, mendapatkan copy penghargaan itu dari Presiden RI. Suatu kebanggaan yang membuat para karyawan dan relawan program KB sangat terpuji.

weka7.png

Tetapi pada tahun 2000 terjadi perubahan karena komitmen pemerintah menurun dan kita berada pada era demokratisasi yang kadang ada efek sampingnya, yaitu komitmen nasional tidak selalu sama dengan komitmen daerah yang memiliki pilihan berbeda.

Selanjutnya dengan dipimpin oleh dua orang moderator yang cantik, berpengalaman dan cerdas, Indah dan Vivi yang kompak,  acara dilanjutkan dengan diskusi yang sangat menarik, seakan anak-anak muda ingin menggali sukses yang sangat meyakinkan.

Rahasia sukses antara lain karena Program dimonitor dengan ketat melalui sistem  kontrol  yang sempat mendapat penghargaan manajemen dari Hong Kong dan Tokyo selama tiga tahun berturut-turut.  Data pelaporan bersifat internal sebagai petunjuk kegiatan operasional terarah, cepat dan akurat. Penilaian program dilakukan secara independen melalui data Sensus atau Survey yang dilakukan independen oleh Badan Pusat Statistik tanpa intervensi BKKBN dan lembaga-lembaga Riset Perguruan Tinggi.

weka11.png

Setelah presentasi itu, moderator dengan senyum mengundang komentar para peserta Webinar. Komentar dan pancingan datang dari tokoh-tokoh yang pernah berjuang bersama seperti Prof. Dr. Pryono Dosen Fakultas Ekonomi UI dan Dr Sudibyo Alimoeso mantan Deputi BKKBN yang memancing agar sesuatu yang lupa disajikan, diingatkan dan ditambahkan agar pemirsa makin mengetahui langkah-langkah strategis yang lebih utuh. Pertanyaan lain mengarah kepada usaha untuk mengetahui trik-trik yang digunakan seperti misalnya tidak perlu harus semua ibu-ibu ikut KB karena yang sepuh memiliki kesuburan rendah. Sasaran diarahkan kepada pasangan usia muda karena pasti bisa menurunkan tingkat kelahiran lebih cepat tidak dipengaruhi kontrasepsi yang dipilih. Pada masa itu tidak perlu adanya Vasektomi atau Tubektomi karena biasanya diikuti pasangan yang merasa tidak perlu bertambah anak lagi karena jumlah anaknya sudah lebih dari empat atau usianya sudah lanjut. Peserta seperti itu memiliki probabilitas penurunan fertilitas rendah dan lebih dari itu memerlukan biaya tinggi.

Sayang waktu berjalan sangat cepat, satu setengah jam terasa singkat, padahal ada banyak joke  dan trik yang menarik dan disesuaikan dengan budaya lokal membuat pasangan usia subur makin mudah memahami KB, seperti IUD yang sesungguhnya singkatan dari alat KB dalam bahasa Inggris, di Jawa dijelaskan sebagai alat yang “Iki Ucul Dadi” artinya kalau alat itu lepas, maka ibu peserta KB bisa hamil lagi. Alat lain yang namanya dalam bahasa Inggris dan dipasang di bawah kulit, di Aceh diberi nama seperti nama yang berbau Agamis, yaitu “Al Walit” singkatan “alat kontrasepsi itu dipasang di bawah kulit”.

Kepada para pengikut “Acara Weka Talk” kami ucapkan terima kasih dan mohon dukungannya untuk melanjutkan program KB dengan pembangunan keluarga yang berkualitas serta dinamis membangun keluarga, tanah air dan bangsanya. Kita doakan ibunda Dr Weka segera pulih kembali. Aamiin YRA.