Silaturahmi Antar Angkatan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik dengan Sesepuh

ais1.jpg

Beberapa sahabat lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang dulu berstatus sampai Akademi Ilmu Statistik, dan bekerja pada BKKBN seperti Dr Wendy Hartanto dengan istri Neng Amiati,  Dr Munawar Asikin, Dr Edy Setiawan, Chryssanti Widya MSc dan Dr Mulyono Dani Prawiro pada hari Selasa 4 Mei 2021 mengadakan silaturahmi diakhiri dengan berbuka puasa bersama di Haryono Suyono Center, di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, menikmati masakan seorang dokter dr. Rina Mardiana. Menjelang jam 17.00 para sahabat telah datang langsung berbincang masa lalu tentang perbedaan pendidikan dalam Akademi Ilmu Statistik dengan Politehnik atau Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang maju pesat.  Untung bahwa pada Akademi Ilmu Statistik untuk tiga atau mungkin sampai angkatan kelima diajar oleh Dosen terdiri Tenaga Ahli PBB yang diperbantukan untuk berbagai Sensus seperti Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Industri.

ais2.jpg

Kemudian kita mengadakan diskusi tesekitar masalah pendidikan penduduk pada umumnya. Secara khusus kdisinggung pendidikan wanita subur pada umumnya dan hubungannya dengan fertilias. Berkat usaha yang tidak putus-putusnya dari pemerintah sejak Presiden Soeharto mengeluarkan keputusan adanya SD Inpres yang masif, tingkat pendidikan wanita usia subur meningkat pesat. Karena itu dalam Survei yang lalu dari BPS sebagian dari penurunan fertilitas bukan hanya disebabkan penggunaan alat kontrasepsi tetapi karena tingkat pendidikan kaum ibu yang meningkat dan makin banyaknya wanita bekerja di luar rumah. Indonesia makin mendekat keadaan seperti negara maju lainnya.

ais3.jpg

Pembicaraan kemudian melompat kepada keadaan Indonesia yang masih sangat variatif sehingga program KB tetap perlu ditangani dengan serius lebih-lebih dewasa ini terganggu pandemi Covid-19. Survey atau penelitian yang bersifat massal harus dianalisis dengan hati-hati dan sebisa mungkin dipilah-pilah dari daerah padat pasangan usia subur yang relatif modern, tingkat pendidikan tinggi dan rendah serta situasi demografi lainnya. Prinsip mengajak pasangan usia subur muda harus tetap dipegang. Itu sebabnya Pendidikan Kependudukan yang dikaitkan dengan kualitas Penduduk serta sasaran fertilitas perlu dikembangkan sajak anak usia sekolah yang sangat dini.

ais4.jpg

Kita bicarakan juga pengalaman masa lalu dimana semua penilaian diserahkan keapa BPS agar tidak ada kecurigaan bias dari masyarakat umum maupun Organisasi internasional karena BPS dianggap sebagai lembaga nasional yang dapat dipercaya dan memiliki fungsi yang netral. Kegiiatan penelitian BKKBN diarahkan pada penelitian operasional, bahkan dikembangkan sebagai upaya pengembangan program untuk ancang-ancang penerpan secara nasional, sehingga komponennya dalah mencari variabel dengan indikator atau proxy indikator sebagai komponen operasional yang dapat dikerjakan sampai ke tingkat pedesaan. Semoga menjadi renungan anak muda statisyik yang bekerja pada lembaga operasional dengan pendampingan data statistik yang memberi arahan jelas dan terfokus.