Perdagangan Eceran On Line Makin Menjdi Model Baru yang Praktis

sayurR1.jpeg

Pada jaman serba elektronik dewasa ini Perdagangan Eceran juga berubah. Dari menghadapi barang dagangannya sambil menunggu mengusir lalat, hari ini makin canggih. Barang dagangan berupa sayur dan buah disimpan dalam kulkas dan pedagangnya tidak lagi memegang pengusir lalat, tetapi memainkan hape mengirim berita tentang adanya produk sayur atau buah yang baru dan segar. Kadang-kadang diselingi adanya buah-buahan yang datang pada waktu sedang menulis pesan, sehingga segera diingatkan sekaligus adanya komoditas baru yang siap dipesan.  Ananda Ria Indrastuty, biarpun tadinya hanya iseng-iseng, kini menyerupai almarhumah Neneknya Padmirah dari Desa Pucang Sewu di Pacitan menjadi makin serius dan usahanya makin membengkak.

al2.jpg

Nenek Padmirah memiliki Warung sejak jaman Jepang di pojok jalan simpang antara Pucangsewu atau dinamakan “NGGERDON” dan desa di sebelah Barat namanya SUMBERHARJO atau CRAKEN dan Utara namanya SAMBONG. Penduduk dari dua Desa itu setiap pagi turun gunung membawa produk pertanian dari Desanya ke pojok jalan di depan rumah yang berubah menjadi Pasar Tiban.

Hasil bumi yang dibawa termasuk daun pisang, daun jati, ayam dan kadang-kadang kambing diperdagangkan di Pasar Tiban tersebut. Penduduk yang tidak sabar menunggu produk pertanian yang dibawa dari rumahnya di desa laku jual, segera ke Warung nenek untuk “merayu agar barangnya dibeli” atau “ditukar” dengan kebutuhan rumah tangganya. Karen itu setiap pagi Warung nenek penuh  sayur, buah, ayam dan lainnya dari desa.

Nenek memberikan harga untuk pembeli pasar yang datang siang dan pasar sudah sepi sehingga mereka beli dari Warung nenek. Hasil Warung itu jauh lebih besar dibanding gajih ayah yang menjabat sebagai guru SD Desa di desa yang jauh dari kota Pacitan. Sekolah kami dan adik-adik sampai Perguruan Tinggi, bahkan biaya pernikahan kami, praktis di biayai dari hasil Warung nenek.

jagung1.jpeg

Rupanya Warung on line mBak Ria meniru praktik Warung nenek di Pucang Sewu. mBak Ria tidak menolak kiriman barang atau produk pertanian untuk dijual on line. Kadang ada yang mengirim mukena, jilbab, sarung atau baju koko menjelang bulan Ramadhan atau Hari Raya Idul Fitri. Kiriman buah seperti alpokat dan jeruk manis datang dari tempat yang sangat jauh. Sayur-sayuran dan jagung datang dari  Kebun Astuty  di Cinangka, Loji dan dari petani lain sehingga seakan mBak Ria selalu mempunyai stock sayuran segar yang umumnya dikelola dengan sistem Organik, bebas dar residu bahan kimia.

Biasanya kiriman penjualan on line itu segera digunakan oleh penerima untuk di masak dan dijadikan makanan yang jauh sangat terhormat dibandingkan petani desa. Mas Rudi dan Mas Fajar selalu menolong penduduk desa di sekitar Kebun untuk bekerja melanjutkan amal ibadah Ibu Astuty kepada tetangga dua Kebun itu. Penduduk Desa selalu memerlukan pekerjaan untuk menyambung kehidupannya yang sejahtera. Karena itu Kebun Nenek Astuty merupakan suatu amal ibadah yang berkah untuk rakyat banyak yang  terjadi berkat pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa melalui para sahabat yang baik hati. Aamiin YRA.

Haryono SuyonoComment