Panen Sayur dan Jagung di Kebun Astuty di Loji
Hari ini sejak pagi-pagi Drs. Rudi Lubis bersama Pak Keling telah berangkat menuju Loji di Kabupaten Bogor. Kabarnya hari ini akan panen beraneka macam sayur dan Jagung yang sampai mereka berangkat tidak ada gangguan angin ribut atau hambatan. Lain dengan bulan lalu yang gagal panen karena terkena angin ribut sehingga jagung yang sudah mulai berbuah tumbang satu dengan lainnya saling bertumpuk. Tidak seperti manusia kalau saling bertumpuk bisa tegak kembali. Seorang petani jagung kalau jagungnya rebah terkena angin maka petani akan gigit jari karena jagung yang rebah tidak mudah ditegakkan dan tumbuh kembali serta berbuah. Barangkali itu sebabnya petani tetap miskin karena keringat yang menanam tanaman idolanya dengan mudah bisa disapu angin atau hama dan meninggalkan petani menderita rugi besar tenaga dan bibit yang dibelinya untuk modal serta biaya untuk tenaga kerja.
Bagi mas Rudi mengatur target panen itu dilakukan setiap minggu, suatu cara panen yang diatur begitu rupa dengan cara tanam yang dilakukan setiap minggu juga. Panen yang teratur itu memudahkan cara jual on line dan tidak perlu membawa sayur dan jagung ke pasar. Semua produk mingguan hanya di pajang on line agar para pelanggan memilih dengan mudah dan membeli berapa kilo yang mereka kehendaki.
Seperti hari ini, panen mas Rudi dan pak Keling selesai tengah hari dan langsung kirim berita berapa jenis sayur yang ada. Dijelaskan juga berapa kilo panennya. Segera mbak Rina dan mbak Ria di Jakarta langsung pasang pengumuman hasil panen di Instagram masing-masing sehingga sebelum sayur produksi sampai Jakarta, semua hasil produksi sudah habis terjual.
Loji nenek di Kabupaten Bogor biasanya tidak hanya untuk Kebun Sayur tetapi digunakan untuk Camping para siswa dan Pramuka dan rumahnya selain untuk PAUD yang bersifat rutin setiap hari juga untuk disewa guna Rapat dan Pertemuan Kantor atau Pemda setempat. Gara-gara pandemi, maka kegiatan camping dan lainnya selain berkebun terpaksa tidak dapat dilakukan. Sehingga pendapatan dari Kompleks Loji nenek Astuty tidak lebih dari lima puluh persen kondisi normal. Hasil pertanian tidak bisa menutup ongkos karyawan dan tenaga kerja yang memelihara Kompleks dan Kebun yang ada. Tetapi karena amanah dari Nenek Astuty maka karyawan tetap bekerja menanam beraneka sayur dan jagung seperti biasa serta memelihara kompleks dengan baik.
Yang menarik adalah bahwa sayur yang ditanam adalah permintaan dari konsumen yang menghendaki sayur yang ditanam dengan sistem Organik tanpa pupuk kimia sehingga sangat menjamin kesehatan para konsumennya. Tidak kurang dari 15 jenis sayuran setiap minggu ditanam seperti labu siam kecil, putren, lobak putih, baby pock choy, caisim, kacang merah kulit, kacang tanah, pohpohan, selada hijau kriting, selada romaine, daun pucuk labu, daun bawang, terong bulat dan jagung.
Masing-masing tanaman tidak terlalu banyak sehingga kalau panen tidak lebih satu hari pasti terjual habis, sehingga setiap minggu ada dana untuk membayar tenaga kerja yang mengatur dan memelihara tanaman. Tenaga-tenaga itu adalah keluarga dari sekitar kebun yang kerjanya sangat tekun dan andaikan Kebun yang tetap diberi pekerjaan sejak nenek masih sering berkunjung, sehingga mereka tidak kehilangan pekerjaan. Suatu amal ibadah yang dipesankan Ibu Astuty yang ingin menolong keluarga di sekitar Komplek yang dibeli Ibu semasa masih hidup untuk hiburan dan “kunjungan kerja bersifat amal” bersama masyarakat sekitar. Semoga almarhumah Ibu Astuty tenang, dan bahagia disisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin YRA.