Panen di Kebun Astuty Haryono di Cinangka menggembirakan

panena1.jpg

Beberapa bulan sebelum bulan Ramadhan, sambil merancang pembaharuan pengelolaan Kebun Nenek Astuty di Cinangka, beberapa lahan yang penuh belukar, di sebelah atau disela-sela pohon langka yang menjadi kebanggaan Ibu, mulai di babat rumput liarnya dan diolah. Pengolahan tanah-tanah liar itu dilanjutkan dengan pemupukan seperlunya karena selama ini tanah-tanah kosong di sela atau di sebelah pohon liar itu dibiarkan tidak ditanami kecuali rumput liar. Sebenarnya rumput liar bisa dihabiskan oleh kambing yang otomatis menghasilkan kotoran sebagai pupuk, tatapi karena tidak banyak memiliki kambing, maka pembersihan dilakukan dengan membabat rumput liarnya. Hasil babatan rumput sebagian untuk makan kambing dan sebagian lain disiapkan untuk menggarap lahan lainnya.

panena2.jpg

Sebagian tanah itu dipersiapkan untuk tanaman Edamame, suatu tanaman yang biasa menjadi makanan selingan di Restoran Jepang. Ternyata Edamame tumbuh subur di atas tanah yang digarap dengan penuh kasih  sayang. Tanaman pertama telah menghasilkan sekitar 15 kg yang membuat mas Rudi, mas Fajar, mas Sule yang menjadi arsitek Pertanian Organik gembira dan dr. Rina bagian tes kualitas merasa puas sehingga lahan segera dipersiapkan untuk tanaman periode berikutnya.

kba4.jpg

Di bagian lain ditanami jagung manis berdasar pengalaman para petani muda tersebut di Kebun Ibu di Loji. Berdasar pengalaman yang berhasil di Loji, dengan sistem penggarapan tanah gersang yang semula tidak menghasilkan kecuali rumput liar, selama tiga bulan terakhir ini jagung yang ditanam juga tumbuh subur tidak kalah dibanding dengan tanaman jagung di tanah yang udaranya jauh lebih sejuk dengan lahan di Cinangka. Pada hari Minggu di tengah bulan Ramadhan, tanaman jagung sementara menghasilkan 25 kg jagung manis. Setelah dicoba di rebus untuk Buka Puasa, hasilnya sama manisnya dengan hasil dari Kebun Ibu di Loji. Dalam waktu singkat, malam ini juga 25 kg jagung itu habis terjual melalui penjualan dengan sistem on line kepada sahabat yang sudah menunggu karena kegagalan panen di Loji yang terserang angin pujuh yang menyebabkan tanaman jagung yang mulai berbuah menunduk dan terpaksa gagal panen.

panena5.jpg

Seperti kita ketahui, semasa hidupnya, Ibu Astuty, biarpun sebentar, selalu rajin mengadakan peninjauan ke kebunnya di Cinangka. Beliau selalu mengagumi hasil positif menanam pohon-pohon langka yang selalu membuat terheran-heran para pelajar SD, SMP dan SMA serta para pramuka yang belajar menebak nama pohon-pohon lamgka tersebut. Apabila keadaan pandemi mereda, hampir pasti anak-anak mmuda yang biasa melakukan camping akan terheran-heran karena sekaligus bisa “belajar menjadi petani” tanpa harus kotor berlumpur kotoran karena lahan untuk Edamame dan Jagung sangat bersih dan mudah dilihat dengan sangat nyaman karena di kelilingi jalan yang dilapisi beton baru yang nyaman.

Barangkali Kebun Astuty tinggalan Almarhumah Ibu Astuty yang sejak semula dirancang sebagai wadah pendidikan berupa pengenalan dan tambahan pengetahuan tentang pohon langka, dewasa ini sekaligus anak-anak muda kota bisa mengenal cara dan hasil bertani, selain mengenal tanaman langka. Di Kebun Astuty anak-anak muda, SMP, SMA dan Pramuka dapat menikmati cara membuat pupuk, mempersiapkan lahan siap tanam, menyemai tanaman, dan memetik hasilnya. Lebih dari itu juga bagaimana menggunakan limbah hasil panen seperti potongan batang jagung yang ternyata baik sekali untuk makanan ternak kambing atau sapi. Kambing atau sapi menghasilkan kotoran sebagai bahan naku untuk membuat pupuk Organik bebas dari bahan kimia menyuburkan tanaman.

panena3.jpg

Kepada mbak Ria, Mas Fajar, Mas Rudi, dr Rina, Mas Sule dan teman-temannya yang bekerja keras mulai dari design Kebun dan jenis tanaman yang ditanam, dipesankan agar Pohon Langka yang menjadi idola Ibunda Astuty tidak diganggu. Di samping itu sekarang dipersiapkan alat-alat permainan bagi anak-anak usia dini atau pelajar PAUD yang ingin diajak Bunda PAUD mengenal tanaman dalam bentuk aslinya. Siapa tahu anak-anak balita itu kelak makin tertarik mempelajari masalah pertanian karena Negara kita adalah Negara Agraris.

Mohon doa restunya semoga Ibu Astuty yang meninggalkan kita dengan warisan yang berharga dan memberikan manfaat bagi generasi kini dan generasi yang akan datang, makin tenang beristirahat di tempat yang nikmat di sisiNya. Aamiin YRA.