Silaturahmi Dengan Dirjen Bina PemDes Membahas Peningkatan Kapasitas Aparat

bangdes1.jpg

Setelah pertemuan dengan Sekjen Kementerian Dalam Negeri Dr. Muhammad Hudori, MSi hari Rabu yang lalu, hari ini Dekan FHISIP Universtas Terbuka, Dr. Sofyan Aripin didampingi oleh Dr Sri Wahyu Kida Sakti dan Ayi Karyana MSi diantar oleh Prof Dr. Haryono Suyono, Dr. Mulyono D Prawiro, Drs Fajar Wiryono dan Ir. Sutarto Alimoeso, MM, hari ini  bersilaturahmi dengan Dirjen Bina Pemerintahan Desa, Dr Drs Yusharto Huntoyungo, MPd di kantornya  di kawasan Pasar Minggu, Jakarta. Pertemuan yang akrab dan diantar pula oleh Kepala Pusat Fasilitasi Kerjsama Kementerian Dalam Negari, Dr Heriyandi Roni, MSi dan staf lainnya sebagai tindak lanjut pertemuan dengan Bapak Sekjen. Pembicaraan kerja sama yang telah dimulai dengan pak Sekjen yang terjalin selama ini antara Kementerian Dalam Negeri dan Universitas Terbuka dilanjutkan lebih detail.

Kerja sama itu meliputi pelatihan para karyawan Kementerian Dalam Negeri di seluruh Indonesia sebagai mahasiswa dari Universitas Terbuka yang mengikuti kuliah dengan sistem on-line yang sangat teratur. Seperti diketahui dari lebih 320.000 mahasiswa Universitas Terbuka ternyata banyak sekali mahasiswa yang berasal dari karyawan Kementerian yang mengikuti kuliah tanpa harus meninggalkan pekerjaan dan haru pergi ke Kampus yang terletak di Jakarta. Mereka bisa mengikuti kuliah dari rumah masing-masing dan mengadakan konsultasi melalui sistem on-line atau tatap muka dengan para dosen dari berbagai Perguruan Tinggi yang menjadi mitra dari Universitas Terbuka. Karena itu para karyawan setiap tahun bertambah banyak dan tetap dapat ditampung dengan baik karena fasilitas Universitas Terbuka bisa menampung sampai tiga kali lipat dari jumlah mahasiswa pada saat ini.

bangdes2.jpg

Menanggapi keterangan Dekan yang mewakili Rektor yang berhalangan hadir karena sedang pemilihan Rektor baru, Dirjen menjelaskan bahwa Kementerian Dalam Negri sangat memperhatikan kerja sama yang telah berlangsung, namun dijelaskan juga bahwa  Kementerian Dalam Negeri juga mengadakan kerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi untuk pendidikan staf. Dirjen menanggapi positif adanya suatu daerah yang timpang karena sebagian stafnya bisa membiayai pendidikan lanjutan dengan dana sendiri sedangkan yang lain tidak. Tentu hal ini perlu dipikirkan demi keadilan yang lebih merata. sebagian bisa membayar biaya kuliah atau pendidikan lanjutan sedang lainnya tidak mampu sehingga tidak maju karena keterbatasan dalam pendidikan yang diraihnya.

bangdes3.jpg

Dijelaskan juga bahwa Universitas Terbuka pernah dan sedang mengadakan pelatihan dalam bentuk paket untuk beberapa tahun yang bisa diperhitungkan oleh pegawai yang bersangkutan sebagai angka kredit kalau yang bersangkutan ingin melanjutkan untuk pendidikan tingkat sarjana. Suatu kesempatan yang sangat menguntungkan seorang pegawai yang ingin maju dan bagi pemerintah merupakan investasi yang berguna karena dipastikan meningkatkan mutu pengabdian staf pada umumnya..

Dalam kesempatan yang sama Prof Dr. Haryono Suyono yang semasa menjabat sebagai Deputi KB dan Kepala BKKBN selama tiga puluh tahun sangat erat hubungannya dengan PKK, mengajak Dirjen Bina PemDes untuk bersama Pimpinan PKK melakukan revitalisasi Posyandu yang sangat penting peranannya dalam menurunkan tingkat kematian ibu hamil, kematian bayi, gizi dan tumbuh kembang anak balita. Lebih-lebih Posyandu sangat vital dalam usaha kita menghilangkan stunting yang akhir-akhir ini merebak di banyak daerah. Lebih dari itu, dalam tahun-tahun dewasa ini jumlah generasi muda subur lipat dua setengah sampai tiga kali dibanding masa-masa tahun 1970-1980 sehingga kebutuhan penyegaran peran Posyandu di desa menjadi sangat penting. Secara sukarela Haryono menawarkan diri untuk membantu karena setelah pensiun dari Menko Kesra sempat selama dua puluh tahun bekerja bersama tidak kurang dari 450 Perguruan Tinggi melakukan Kuliah Kerja Nyata mendampingi masyarakat Desa membangun melalui Posdaya di desa sampai Presiden Jokowi memberlakukan Program Pembangunan Desa dan masyarakat Desa sejak tahun 2015.

Akhirnya pertemuan diakhiri dengan saling siap untuk mengambil tindak lanjut guna membantu pembangunan Desa dan masyarakat desa utamanya pada era 4.0 yang serba cepat menjelang ulang tahun RI yang ke 100 tidak lama lagi di tahun 2045.

Haryono SuyonoComment