Tiga sesepuh Bangsa mendapat Vaksinasi Covid-19
Prof Dr. Subroto (92 tahun), mantan Menteri Pertambangan, Prof. Dr. Emil Salim (91 tahun) mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Prof. Dr. Haryono Suyono (hampir 83 tahun) mantan Menko Kesra Taskin, hari ini Jum’at 5 Maret 2021, jam 14.00 WIB secara hampir bersamaan datang pada Fasilitas Kesehatan BPSDM dari Kementerian Kesehatan di Jalan Hang Jebat Jakarta guna mendapat suntikan Vaksin Covid-19. Ketiga tokoh sepuh tersebut datang dalam keadaan sehat wal’afiat pada fasilitas BPSDM yang disulap menjadi salah satu pusat pelayanan suntikan Vaksin Covid-19 dengan sangat menarik.
Pada saat datang sesepuh bangsa tersebut mendapat penghargaan staf yang biasanya melayani peserta pelatihan, bertindak sebagai pelayan tamu terhormat yang sehat tetapi tetap kepingin sehat. Konon BPSDM ini dipimpin oleh Pj Kepala Ibu Dr. Kirana yang baru saja pensiun dari Jabatan Dirjen dan kini konon menyandang tanggung jawab juga sebagai Staf Ahli Menteri. Sebagai penghargaan kepada para sesepuh, para petugas Kesehatan, yang mungkin saja di masa lalu pernah kita latih, membawa kita langsung ke meja pemeriksaan. Tidak dapat dipercaya, hampir tidak antri, kami langsung diperiksa dokter akan adanya kemungkinan kontra indikasi untuk mendapatkan vaksin. Setelah pemeriksaan yang teliti secara oral oleh dokter dan pembantunya serta dinyatakan tidak ada kontra indikasi berbahaya, termasuk pemeriksaan tekanan darah, langsung digeser disiapkan mendapatkan suntikan vaksin.
Setelah yakin dari koleganya bahwa syarat-syarat medis untuk mendapatkan Vaksin dianggap cukup, maka petugas langsung mempersiapkan segala sesuatunya untuk segera mengambil langkah-langkah persiapan tindak lanjut. Dengan cekatan dipersiapkan alat suntik dan kotak berisi vaksin. Setelah mengoleskan kapas beralkohol pada lengan atas sebelah kiri; sebagai persiapan suntikan, dipegang tangan kita dengan lembut, tidak menakutkan, jarum suntik langsung disuntikkan pada lengan kiri bagian atas itu hampir tanpa sakit. Dalam hitungan detik vaksin masuk ke dalam lengan dan dengan ramah suster yang bertugas mencabut jarum suntik dan berkata “sudah pak”. Terima kasih suster yang bekerja dengan cekatan dan tidak menyakiti salah satu sesepuh bangsa yang hari ini ikut sukarela menjadi contoh disuntik Vaksin Covid-19. Sret-sret tuntas dan tidak sakit tetapi cukup solit, barangkali agar tidak berteriak seperti “dagelan pada media sosial.
Para petugas harus bekerja cepat dan efisien karena hari ini menurut rencana harus menyelesaikan target sekitar seribu orang pada Pusat Pelayanan ini. Sehingga setelah selesai disuntik kami dipersilahkan menuju ke Kamar Observasi bergabung dengan Bapak Prof. Dr. Subroto dan Prof Dr. Emil Salim yang sudah disuntik terlebih dahulu. Sayang karena ada “pedoman menjaga jarak”, maka antara ruang suntik dan kamar observasi lumayan sehingga para sesepuh itu terpaksa jalan memutar dengan sabar.
Setelah ketiganya tiba di ruang Observasi ternyata sudah ada Dr. Kirana bersama Wakil Menteri Kesehatan yang masih muda menunggu dengan senyum para senior yang mungkin bukan bapaknya, tetapi “kakeknya karena pada 1970-an para pejabat itu masih muda. Di kamar observasi diamati reaksi suntikan dalam jangka pendek. Dr. Kirana dan staf serta Wakil Menteri Kesehatan Dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, KEMD yang ahli Penyakit Dalam siap mengamati dan mendampingi kami bertiga dengan senyum di bibir seakan memberi isyarat agar tidak perlu takut karena Vaksin telah melalui uji ilmiah yang meyakinkan.
Semangat para pejabat teras Kementerian Kesehatan itu seakan seperti teori dan praktik Pembangunan berbasis masyarakat yang sangat berhasil mengantar pengembangan “program KB” “gerakan KB” dengan komitmen yang tinggi, partisipasi para sesepuh dan pemimpin bangsa di semua sektor sehingga mampu mengatasi segala halangan yang ada. Gerakan KB pada waktu itu berhasil “menurunkan fertilitas menjadi separo dari keadaan tahun 1970” dalam waktu sepuluh tahun lebih cepat bukan karena kekuatan birokrasi pemerintah semata, tetapi adanya komitmen dan gotong royong yang kuat antara semua elemen dan kekuatan pembangunan.
Pertemuan “observasi” tersebut diakhiri “jumpa pers” yang spontan dan menarik.. Prof. Haryono yang diantar oleh dr. Rina, anak bungsunya serta Ibu Yayuk, mantan Sekretarisnya tatkala menjabat sebagai Kepala BKKBN dengan suaminya itu sekaligus “menempatkan para sesepuh” sebagai “penggerak mempercepat tumbuhnya kepercayaan masyarakat” menerima Vaksinasi tanpa rasa takut. Utamanya agar para lansia siap menjadi pelopor Vaksinasi untuk segera diikuti keluarga muda yang sementara menunggu keadaan aman harus patuh pada protokol kesehatan yang merupakan norma baru pendukung budaya baru dalam era 4.0 yang serba cepat dan efisien. Mudah-mudahan kita cepat dan mampu memperkuat daya tahan tubuh serta memiliki kemampuan tinggi untuk pembangunan bangsa.