Menikmati Desa Wisata PakseBali

sarung.jpg

Bberapa waktu lalu jauh sebelum masa Pandemi Covid-19, kami serta beberpa staf senior, pak Dr. Moh Sudarmadi dan Dr, Mulyono D Saputra dari Yayasan Damandiri menyempatkan diri berkunjung ke salah satu Banjar Paksebali yng masyarakatnya sangat gesit mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga yang disebut Posdaya..

Karena sangat kreatif Kepala Desa atau Pimpinan Banjarnya menggunakan peta keluarga Desa pada waktu mulai membangun. Peta Keluarga Desa itu selalu dibuat oleh PLKB berisi semua keluarga di desa terdiri dari keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III serta sejahtera III plus. Keluarga prasjahtera dan sejahtera I dianggap kurang mampu, dalam peta digambarkan dengan tinta merah, dan mendapat “perlakuan khusus” dalam pemberdayaan agar naik pada posisi lebih tinggi, : Setiap Ketua Banjar memiliki tanggung jawab moril untuk mencarikan pekerjaan bagi leluarga prasejhtera tersebut.

Setelah Desa tersebut mengembangkan suatu usaha unuk masyarakatnya maka keluarga miskin tersebut mendapat tugas bekerja dengan anggota masyarakat lainnya, tidak tercecer hanya melihat tetangganya bekerja keras. Produk mereka dikontrol oleh “gurunya” apakah layak jual apa ttdak.  Ternyata dengan pembinaan dan pengawasan yang ketat produk keluarga miskin tersebut ttdak kalah kualitasnya dengan produk penduduk lainnya. Hasil positifnya adalah bahwa kegiatan dalam Posdaya itu terarah mengentaskan kemiskinan dengan memanfaatkan “peta keluarga” yang  dibuat oleh PLKB.

Haryono SuyonoComment