Rombongan Kuwu dan Ibu-ibu dari Cirebon Meninjau Kebun Nenek di Cinangka
Setelah mendapat informasi yang cukup dari Prof Haryono di HSC Perdatam, romongan Pak Kuwu Bapak E. Kasturi yang didampingi ibu Nurul Iman,, Ibu Nurma, Ibu Umiyati, Ibu Titin Kustinah, Bapak Arifudin, Bapak Johar, Bapak Mastur, Ibu Mei Roseiyani dan Bapak Eko Sunaryo dan melihat Kebun Bergiai diatap rumah HSC di Jakarta, mereka penasaran dan ingin melihat Kebun yang lebih luas di Cinangka. Diantar oleh Mas Rudi dan Mas Fajar, rombongan menuju ke Cinangka daerah yang berbatasan dengan Bogot. Ditempat ini mereka akan melihat Kebun Bergizi yang lebih luas dengan sistem pupuk Organik yang bebas zat kimia sehingga jauh kebih aman tanpa gangguan untuk di konumsi.
Seperti biasa dalam perjalanan telah dijelaskan apa yang akan bisa dilihat di Kebun Cinangka. Ada peternakan kambing yang menghasilkan bahan pupuk Organik, ada kolam ikan untuk tanaman Orgonik dan ada lahan yang luas ditanami sayur mayur dan jagung manis yang enak sekali untuk sayur.
Pak Kuwu yang tidak terlalu muda tetapi tegas dengan baju batik yang rapi, menceritakan bahwa desanya dewasa ini sedang membangun dengan dana desa seperti desa-desa lainnya. Beliau bersama masyarakat di desanya, karena relatif dekat dengan ibukota kabupaten merasa bahwa usahanya belum maksimal. Dengan demikian beliau ingin menarik anak-anak muda untuk mengikuti berbagai lomba yang diadakan oleh pusat hiburan yang akan dikembangkan, seperti arena permainan, taman hiburan yang menarik yang bisa menjadi idola masyarakat luas. Beliau juga sadar diperlukan seorang petugas yang kerjanya menciptakan hiburan dalam bentuk lomba. Untuk pertama Pak Kuwu tidak segan meminta bantuan kepada pemilik toko di kota agar bisa berlomba menyumbang atraksi yang menarik. Selanjutnya Pak Kuwu juga tidak segan mengikut sertakan murid SMP dan SMA yang kaya imajinasi menyumbang ciptaan yang bisa mendatangkan tamu ke tempat hiburan yang direncanakan,
Mendengar uraian tentang wisata sederhana itu Pak Kuwu serta para hadirin mendapat gambaran yang makin jelas bagaimana mengembangkan “agro wisata” di daerahnya, disawah yang tidak subur kemudian disulap menjadi arena hiburan yang menarik. Oleh karena itu pada waktu berkunjung ke Cinangka, waiaupun agak ngantuk setiap anggota rombongan memperhatikan berbagai tanaman langka serta tanaman baru yang bisa menarik wisata ke daerah yang direncanakannya, misalnya ada warung kopi bagi mereka yang ingin ngopi sambil santai setelah bersepeda pagi, ada makanan kecil bagi mereka yang ingin mengudang taman untuk bicara santai dan tidak mau mengundang ke rumahnya dan banyak variasi lain yang menarik.
Kiranya kunjungan satu hari suntuk itu membawa inspirasi baru bagi rombongan yang sejak pagi meninggalkan Cirebon buat belajar langsung. Semoga membawa berkah. Aamiin YRA.