Hari Jum’at yang Penuh Berkah dan Kesejukan
Seperti juga di daerah lain beberapa hari ini di Jakarta hujan sehingga anjuran tinggal di rumah makin diperketat dengan “berkah hujan” untuk dipatuhi dengan baik. Untung acara Webinar bersama para sahabat, termasuk Acara Rapat Pleno melalui sistem daring dengan para pengurus pleno PB PWRI. Kesibukan demi kesibukan ini sungguh mengisi acara harian yang menjadi sangat sibuk.
Tetapi pagi ini begitu kita melihat ke luar rumah tampak sekali udara cerah, matahari bersinar penuh dan udara sepoi-sepoi diantar angin pagi yang sejuk dan setengah hangat. Begitu selesai sarapan pagi dengan nasi goreng masakan yang masih hangat, ananda dr. Rina dan mas Rudi segera siap berangkat ke Makam Pahlawan Kalibata berziarah ke makam istri tercinta Ibu Astuty Haryono.
Baru satu minggu lalu kita berziarah rupanya tetangga ibu di makam sudah bertambah lebih dari tiga makam baru yang terletak di bawahnya. Bahkan rentetan jejeran bagian bawah dari satu ujung ke ujung lainnya dewasa ini sudah penuh. Makam ibu yang tadinya terletak di pinggir hari ini makin ke tengah di kelilingi makam para Jendral dan tokoh lain yang memiliki hak di makamkan di Makam Pahlawan Kalibata. Alhamdulillah sampai hari ini kami masih diberikan tambahan hidup sehat melanjutkan bhakti untuk sebesar-besar kesejahteraan masyarakat dan bangsa yang kita cintai sehingga ruang kosong di sebelah ibu masih tetap kosong dan pagi-pagi, seperti biasa sudah diberi kursi oleh petugas, sebagai tempat duduk kita sekeluarga membacakan Alfatihah dan surat Yasin mendoakan Ibu tercinta.
Suasana hening pagi Jum’at ini sungguh nikmat karena udara yang hangat di pagi hari dihembus angin yang sepoi-sepoi seakan menderu seperti aliran udara sejuk dari aliran AC yang memenuhi hamparan makam yang penuh kedamaian. Segera bunga yang sudah sampai di rumah sejak kemarin sore dari langganan yang selalu mengantar bunga Rose merah, kuning dan putih serta beberapa bungkus melati putih berbau wangi itu siap di pajang di atas makam dan ditaburkan dengan penuh kasih sayang. Ada juga bunga yang begitu dibuka bungkusnya langsung berbau semerbak sehingga seakan Tuhan Yang Maha Kuasa memenuhi halaman makam dengan wewangian sebagai istana baru Ibu Astuty yang sangat tenang, anggun dan penuh kesejukan. Kami yang sepanjang kunjungan pagi ini makin betah biarpun sinar matahari makin terik tetapi hembusan angin sungguh sangat memberi “rasa kerasan atau betah” yang sangat nikmat dan enggan meninggalkan makam.
Ananda Rina yang selalu memelihara disiplin ketat segera meminta mas Bibit, sopir yang setia mengambil gambar agar segera meninggalkan pelataran makam. Setelah gambar diambil Rina mengajak menaburkan bunga pada Makam Pak Sutjipto Wirosarjono yang sejak awal karier sebagai pegawai negeri sama-sama bekerja di BPS karena beliau adalah angkatan pertama Akademi Ilmu Statistik.
Biarpun beliau selalu kritis terhadap langkah-langkah operasional program KB tetapi beliau sangat aktif dalam program ini melalui Organisasi KB paling lama di Indonesia yaitu Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia atau PKBI sebagai salah satu Unit Pelaksana Program KB Nasional yang selalu inovatif dengan berbagai program atau kegiatan baru yang menarik.
Belum lama kita tiba di rumah setelah ziarah yang penuh kesejukan, datang mas Fajar, isterinya Finy, lengkap dengan anak-anaknya Bima, Lila, Ocha, dan Lola yang semua mengenakan baju seragam berwarna merah rupanya memberi penghormatan tahun baru imlek yang jatuh pada hari ini. Suasana bertambah meriah dan kita bersiap merayakan kebahagiaan bersama disertai doa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia sehat dan berbahagia. Aamiin YRA.