Mengikuti World Conferenc of Internasional Council on Social Welfare (ICSW)
Sebagai anggota dari Internasional Council on Social Welfre (ICSW), pada tanggal 30 Juni sampai 4 Juli tahun 2008 DNIKS diundang menghadiri suatu Konperensi Dunia di Kota Tours Perancis. Utusan Indonesia diwakili oleh Ketua Umum DNIKS Prof. Dr. Haryono Suyono didampingi Dr. Rohadi Haryanto MSc dan Dr. Mulyono Dani Prawiro. Perjalanan dari Paris ke tempat Konperensi Dunia di Kota Tours cukup jauh dan ditempuh melalui perjalanan kereta api yang nyaman selama tiga setengah jam.
Pertemuan Global itu adalah suatu Konperensi Internasional yang ke 33, disebut sebagai “33rd Global Conference of International Council on Social Welfare – ICSW”. Seperti biasa Konperensi ini membahas berbagai hal yang berhubungan dengan isu strategis yang berkembang di dunia mengenai masalah kesejahteraan sosial. Di sela-sela Conference itu karena Indonesia jarang hadir pada kesempatan Konperensi Internasional, kita sengaja pergunakan kesempatan memperkenalkan Dewan Nasional untuk Kesejahteraan Sosial kepada negara-negara yang kita anggap memiliki kedekatan dengan kita. Setiap kesempatan makan siang selalu kita pergunakan mendekati dan makan siang bersama Pimpinan Delegasi bertentu, berdiskusi dan foto bersama. Kita selalu berdiskusi dan memperkenalkan program kepada antara lain Pimpinan Delegasi ICSW dari Australia, Malaysia, Bangladesh, Amerika Serikat dan beberapa Negara di Eropa.
Dalam setiap pertemuan itu Ketua Delegasi dari Indonesia selalu memperkenalkan program dan kegiatan DNIKS, keberhasilan dan kesulitan mendapatkan dana bagi banyak sekali cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Kami juga memperkenalkan diri tentang kerja sama dan banyak program yang dilaksanakan dengan kerja sama antar lembaga atau organisasi sosial kemasyarakatan, termasuk yang dilakukan oleh berbagai Yayasan seperti Yayasan Damandiri dengan program dan kegiatan masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) berupa pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya di desa-desa. Selain itu disebutkan juga program-program Panti Asuhan yang diselengarakan berbagai Lembaga keagamaan dengan pembiayaan yang dikumpulkan langsung sebagai sumbangan sukarela masyarakat luas.
Biarpun tidak langsung dikoordinasikan oleh DNIKS berbagai kegiatan Indonesia yang dilakukan berbagai Yayasan seperti misalnya Yayasan Dharmais, setiap bulan memberikan bantuan kepada puluhan Panti Asuhan dengan ratusan peserta binaannya. Pemerintah juga memberi santunan kepada anak yatim piatu sebagai bagian dari pelayanan kesejahteraan sosial yang luas. Indonesia juga memiliki Organisasi Wanita yang sangat kuat dinamakan PKK yang bersama Kowani memberi perhatian sangat tinggi pada upaya pemberdayaan kaum ibu yang bersama dengan kegiatan Yayasan Damandiri ikut membantu kaum ibu di Desa melakukan berbagai usaha termasuk upaya pengentasan kemiskinan.
Indonesia juga memiliki Organisasi Kemasyarakatan yang bergerak dalam upaya menolong dan mendampingi para penyandang cacat melakukan pemberdayaan terbatas melalui kerja sama dengan pemerintah maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang lainnya.
Konperensi itu memberikan pelajaran sangat penting bahwa perhatian serta pelayanan kesejahteraan sosial masyarakat tidak harus menjadi monopoli pemerintah tetapi bisa dan perlu dikembangkan partisipasi masyarakat yang luas dengan pendanaan yang dihimpun dari masyarakat dengan dukungan dan partispasi pemerintah secara kuat sehingga tidak terkesan bahwa hanya pemerintah saja yang memberi perhatian dan pelayanan sosial, tetapi masyarakat luas siap secara mandiri ikut aktif berpartisipasi dan tidak dianggap sebagai pesaing pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Sutu pengalaman yang perlu di kembangkan lebih lanjut.