Menerima Kunjungan Silaturahmi Menteri Sosial RI

ris1.jpg

Pagi-pagi hari ini Prof. Dr. Haryono Suyono mantan Menko Kesra Taskin menerima informasi bahwa Mensos Ibu Dr. Ir. Tri Rismaharini , MT berkenan berkunjung ke kediaman di HSC Jl. Pengadegan Barat Jakarta. Setengah kaget karena menurut pembicaraan dengan Bapak Sekjen Kemsos Drs. Hartono Laras MSi yang beberapa hari lalu berkunjung ke rumah, telah mohon perkenan Ibu Menteri untuk berkunjung ke kantor Kementerian guna mengucapkan selamat atas pengangkatan beliau sebagai Menteri Sosial. Pertemuan siang ini dihadiri oleh Drs. Fajar Wiryono, Ketua Yayasan Anugerah, Dr. Mulyono Dani Prawiro, Drs. Rudi Lubis serta dr. Rina Mardiana BSc sebagai Pengelola Yayasan Anugerah.

ris2.jpg

Hubungan Ibu Risma dengan pak Haryono tergolong akrab karena pada waktu -awal menjabat Walikota Surabaya Pak Haryono kebetulan memangku jabatan sebagai Penasehat Walikota Kobe di Jepang sehingga bisa mengusulkan kepada Walikota Kobe agar semua staf senior Wallikota Surabaya diundang study banding ke Kota Kobe silih berganti. Kota Surabaya dijadikan “sister city Kota Kobe” dan diberikan bantuan truk pemadam kebakaran yang apabila tidak dilarang pemerintah, sesungguhnya juga akan dibantu dengan ambulans, kendaraan pengangkut sampah dan fasilitas lainnya. Kota Kobe mengirimkan tenaga senior guna memberikan pelatihan penanganan kebakaran di gedung bertingkat yang tinggi serta berbagai ketrampilan lain dengan standar internasional yang berlaku di Kobe.

Dalam kunjungan siang tadi secara kebetulan pak Haryono baru saja membaca rekaman Pidato ibu Risma yang menyatakan bahwa beliau mengajak karyawan Kemsos melakukan efisiensi dalam lingkungan Kemsos agar bisa membantu masyarakat lebih luas dan lebih besar lagi. Selain dari itu beliau mengajak seluruh karyawan melakukan upaya pemberdayaan sehingga melalui upaya itu, ditambahkan oleh Pak Haryono, sesuai dengan UU yang mengatur kegiatan Kemsos, bahwa tugas utama kementerian ini, selain memberikan bantuan rehabilitasi, untuk fakir miskin, yang lebih penting adalah upaya pemberdayaan dan perlindungan sosial, yaitu membantu pemberdayaan keluarga miskin berkembang menjadi keluarga sejahtera yang mandiri.

Selanjutnya pak Haryono sebagai “tombo kangen” menceritakan bahwa dewasa ini membantu sebagai Pembina Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan di Cibubur yang memiliki Panti Wreda dengan fasilitas hunian lansia yang dibangun pemerintah. Ada sekitar 100 kamar separuhnya digunakan penghuni lansia tetap yang menghuni sejak Panti ini didirikan Ibu Tien Soeharto. Dimaksud separo kamar yang tersedia difungsikan sebagai “tempat hunian tidak tetap” atau “Silver College” yang banyak tersedia di Kota-kota di Jepang yang tamunya lansia datang untuk satu minggu, satu bulan atau lebih, menikmati kesempatan berkumpul, mengadakan kegiatan dan pelatihan bersama para lansia lainnya. Suatu “Sanggar Lansia” yang nyaman karena sesama lansia bisa bercengkerama dan menikmati kebersamaan yang akrab sesama lansia. Tempat ini bisa menjadi pusat pelatihan cara mengelola kelompok lansia dari desa yang jumlahnya melimpah.

ris3.jpg

Dijelaskan juga berkembangnya Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) yang mengatur koordinasi berbagai organisasi sosial di seluruh Indonesia. Lembaga ini perlu perhatian Menteri yang lebih besar agar bisa menjadi mitra terpercaya guna membantu berbagai kegiatan kesejahteraan sosial yang sangat luas di seluruh Indonesia. Lembaga lain yang memiliki anggota yang jumlahnya sangat besar, sekitar 5 juta keluarga yang ada di hampir semua desa di Indonesia, adalah Persatuan Wredatama RI atau PWRI yang ditugasi mendampingi keluarga muda dalam upaya pemberdayaan keluarga karena ketulusannya sebagai mantan Pegawai Negeri dan pegawai BUMN.

ris4.jpg

Berdasarkan pengalaman di Surabaya, kota-kota lain dan di Desa, Pak Haryono mengajak Ibu Menteri menghidupkan kegiatan siulaturahmi melalui sistem kombinasi tatap muka dan hubungan sistem internet seperti Pertemuan dengan sistem Zoom atau lainnya. Pertemuan itu bisa digalang bersama Perguruan Tinggi yang dewasa ini ditugasi mengadakan “Kuliah Merdeka” yang lamanya bisa satu sampai tiga semester di Desa atau di luar kampus. Kuliah merdeka itu bisa menjadi sarana memupuk solidaritas sosial nasional dan perhatian serta tindakan nyata memberikan perhatian kepada keluarga yang memiliki masalah sosial guna menggalang komitmen, solidaritas dan langkah nyata upaya gotong royong mengentaskan kemiskinan melalui berbagai pelatihan dan pengembangan kegiatan inovasi pada tingkat desa atau daerah-daerah rawan masalah sosial lainnya.

Ibu Menteri menanggapi berbagai gagasan itu dengan penuh simpati dan  menyambut baik kesediaan pak Haryono dan Yayasan Anugerah yang dipimpin Mas Fajar Wiryono dan DNIKS yang dipimpin Pak Tantyo Sudharmono dengan Sekretaris Jendral pak Edwil untuk ikut aktif membantu Ibu Menteri Risma maupun Kementerian Sosial dalam berbagai upaya pemberdayaan, termasuk membangun Kebun Bergizi di setiap halaman rumah guna meningkatkan daya tahan tubuh berkat masukan gizi yang baik,  murah meriah karena ditanam di setip halaman rumah keluarga. Pertemuan yang akrab  itu di akhiri dengan foto bersama.

Haryono SuyonoComment