Kimchi

Catatan Aam Bastaman

Saat di Ulsan Korea Selatan saya menginap di Ulsan City Hotel. Makan pagi selalu ada Kimchi dalam jumlah yang besar dan bervariasi. Saya sangat menyukai makanan khas Korea ini, mungkin karena saya pecinta sayuran/lalaban (maklum orang Sunda). Kimchi menjadi makanan favorit selama berkunjung di negeri ginseng ini.

kimchi 5.jpg

Kimchi, makanan khas Korea.

Kimchi sering dikaitkan dengan kuliner khas Korea Selatan. Sering kita dengar juga Korea Selatan identik dengan kimchi. Padahal ini makanan relatif sederhana, mirip asinan sayur di Jawa Barat. Namun Korea Selatan bisa menjadikan makanan sederhana yang terbuat dari sayuran ini menjadi salah satu simbol budaya kuliner Korea Selatan.

Kimchi adalah sejenis asinan sayur hasil dari fermentasi yang diberi bumbu-bumbu pedas. Sayuran yang digunakan untuk membuat kimchi adalah sawi putih dan lobak. Bumbu yang digunakan untuk membuat kimchi terbuat dari udang, kecap ikan, bawang putih, jahe dan bubuk cabe merah. Sayuran sawi dan lobak sebenarnya banyak tumbuh di Indonesia. Jadi semestinya kimchi bukan makanan asing bagi kita, karena kita juga memiliki aneka makanan sayuran terutama populer di masyarakat Sunda.

Di Korea Selatan kimchi dihidangkan diwaktu makan. Dapat juga digunakan untuk berbagai bumbu makanan utama. Dapat ditambahkan sewaktu memasak sup kimchi (kimchi jjigae), ataupun nasi goreng (kimchi bokeumbap), juga masakan lainnya.

Kimchi

Kimchi

Kimchi diyakini memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti memiliki kandugan anti oksidan, mengatur tingkat klesterol, dan bisa menurunkan berat badan. Bagi saya yang menyukai asisnan Bogor, kimchi serasa sangat familiar. Asinan Bogor juga memakai sawi, ditambah dengan sayuran lain, seperti kol, toge, mentimun dan wortel. Bedanya rasa asam asinan Bogor berasal dari cuka, sedangkan rasa asam kimchi berasal dari fermentasi, namun sama-sama pedas, karena ada cabenya, terutama pada asinan Bogor digunakan cabe meah mentah.

Sejarahnya kimchi semula namanya Chim-Chae (sayuran yang direndam). Dibuat sebagai cara masyarakat Korea untuk mengawetkan sayuran di musim panas untuk persediaan di musim dingin. Dengan cara itu dengan waktu untuk mengawetkan yang cukup lama terjadi fermentasi sehingga sayuran dapat disantap untuk musim dingin, memberikan rasa hangat kimchi.

Kekayaan kuliner kita jauh lebih kaya. Mudah-mudahan ke depan kita bisa mengekspor kuliner lokal kita ke arena global.

(Aam Bastaman/Univ. Trilogi). Penulis.

Aam BastamanComment