Srikandi Posdaya Semarang Peduli Pedagang Buah dan Pedagang Pasar
Srikandi Posdaya dari UNNES Semarang, Ibu Dra. Prastiti Kusuna NPd, yang dimasa lalu membantu LPPM Unes dibawah Pimpinan Prof. Dr. Totok Sumaryanto dengan Srikandi lain Ibu Dra Sukarsih yang mantan Kepala SMA dari Palembang, Sumatra Selatan, termasuk sebagai ibu-ibu Srikandi penggerak Posdaya yang tidak kalah gesit dibanding Ibu Srikandi dari provinsi lainnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh LPPM Unnes di Semarang bisanya meliputi wilayah di seluruh Jawa Tengah sungguh luar biasa. Rektor Unes Prof. Dr. Fathur Rachman, sejak tahun 2015 sampai sekarang tetap memberikan dukungan yang tinggi terhadap kegiatan pengembangan Posdaya di desa-desa di seluruh Jawa Tengah sekaligus memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan bergaul langsung dengan masyarakat luas. Sebelum Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di pegang oleh Nadiem Makarim yang memperkenalkan konsep Kuliah Merdeka di desa-desa, Universitas Negeri Semarang telah lebih dulu sejak Rektor Unnes masih dijabat oleh Prof Dr. Sudijono Sastroatmodjo MSi telah melakukan praktek Kuliah Merdeka di desa-desa.
Mahasiswa Semester ke tujuh selalu disebar ke seluruh desa di Jawa Tengah selama sekitar satu bulan kadang lebih untuk bergaul bersama masyarakat, memberikan pelajaran pada PAUD di Desa atau memberikan pelajaran pada sekolah terbuka dalam kursus-kursus ketrampilan kepada anak putus sekolah pada pendidikan di luar sekolah di desa. Bahkan tidak jarang para mahasiswa diberikan kesempatan mengembangkan penggunaan teknologi tepat guna, pengembangan internet untuk melakukan penjualan produk desa dengan sistem on line, sebagai suatu terobosan yang menguntungkan masyarakat desa.
Masker yang dikirimkan oleh Ketua dan Sekretaris Yayasan Anugerah, Drs. Fajar Wiryono dan Drs Rudi Lubis tersebut adalah produksi dari kelompok Ibu Yuli dari Bekasi hasil binaan Anugerah yang sangat maju karena dewasa ini memiliki mesin jahit otomatis tidak kurang dari 60 sampai 70 buah dan membina sekitar 75 anggota yang sebagian besar penyandang cacat yang karena pelatihan dan disiplin yang ketat telah sangat mahir melakukan produksi berbagai produk keperluan yang bersifat massal seperti sarung tangan dan masker untuk pabrik dan keperluan anak-anak sekolah seperti baju seragam, baju dan kaos olah raga, suatu kemajuan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Kecuali aktif dalam kegiatan bersama para mahasiswa, ibu Prastiti juga giat dalam Hipprada, organisasi lanjut usia yang semasa muda pernah menjadi anggota Pramuka atau menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan Pramuka di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Drs. Wartejo. Oleh karena itu pada waktu menerima kiriman Masker beliau langsung ingat pada pedagang buah dan mengusulkan apakah Masker bisa diberikan kepada para pedagang buah. Yayasan Anugerah sangat mendukung pemberian kepada pedagang buah tersebut karena tidak langsung menyelamatkan para pedagang buah dari kontaminasi pembeli yang mungkin membawa Virus Corona. Sekaligus kegiatan ini merangsang Kementerian Pertanian atau Kementerian Perdagangan untuk memberikan perhatian karena mereka adalah penjual produk pertanian yang perlu dilindungi agar usaha petani buah juga tetap mendapat penjual yang langsung berhadapan dengan konsumen.
Semoga usaha yang kecil ini merangsang banyak kalangan yang lebih mampu untuk memberikan perhatian kepada kelompok-kelompok rentan agar keluarga Indonesia bebas dari serangan Virus Corona yang masih mengganas di banyak daerah di Indonesia.