BUMDes Pelangi Desa Atoga Timur Raih Penghargaan Nasional

Pelangi.jpg

Tim Kerja Inovasi Desa dan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa PDTT melaporkan bahwa sebelum ramai peristiwa mraknya Virus Corona, Desa Atoga Timur berhasil rajin mengelola sumber daya alam di desa tersebut menjadi destinasi wisata. Di harapkan bahwa wahana wisata Atoga River View (ARV) Outbond yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pelangi Atoga Timur itu nanti setelah wabah Corona berakhir bisa kembali mampu menyumbang pendapatan asli desa di atas sumbangan masa lalu sebesar 300 juta rupiah. Diharapkan keluarga mencatat keostomewaan daerah ini yang selama ini memperkerjakan kurang lebih 60 orang. Desa Atoga Timuryang terletak di Kecamatan Motongkad, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara itu bekerja melalui BUMDes Pelangi Desa Atoga Timur yang melakukan terobosan untuk memajukan ekonomi masyarakat dengan mengembangkan berbagai usaha.

Setelah sukses dengan pengembangan usaha kerajinan tangan, sejak 2018 lalu, BUMDes Pelangi telah mengembangkan sejumlah desa wisata, seperti Desa Wisata Twin Zip Bike, Hot Air Ballon, Colorful Butterfly, Sun Flower Selfie, Crush Egg Selfie, Hammock on River, dan Bamboo Bridge. Keberhasilan BUMDes Pelangi adalah karena sinergi kerja tim antara BUMDes dan Pemerintah Desa Atoga Timur, terutama dalam mengeksplorasi potensi desa. Wujud dukungan pemerintah desa berupa program membangun fasilitas jalan masuk ke lokasi wisata ARV Outbond yang dikelola BUMDes Pelangi.

BUMDes pelangi rajin mempromosikan inovasinya melalui media sosial. Dampaknyaa, semakin banyak orang mengetahui dan mengenal aneka fasilitas wisata desa. Para pengunjung di ARV Out Bound berasal dari dalam dari luar provinsi. Bagi Desa ini Sektor pariwisata terbukti mampu mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran. Berkat keberhasilan mengelola BUMDes, pada 2019, Desa Atoga Timur menerima penghargaan terbaik kedua nasional kategori BUMDes inovatif dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Haryono SuyonoComment