Jajaran BKKBN dan Posdaya Bisa Bersinergy
Dalam suasana perang besar-besaran melawan penyebaran Virus Corona akhir-akhir ini kita melihat Bangsa ini bekerja dengan luar biasa. Berbagai Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemerintah Daerah dari Provinsi sampai ke tingkat kelurahan, Perguruan Tinggi, Wakil-wakil kita di DPR dan lembaga swadaya masyarakat memeras keringat mengadu Strategi bekerja secara gotong royong melawan Virus yang seakan berada di sekitar kita tanpa kelihatan. Tenaga dokter dan aparat dekatnya bekerja di garis depan mengadu tenaga dan pikiran dengan menyabung nyawa dalam lindungan perlengkapan yang dirasa bisa melindungi diri dari serangan yang mencari celah-celah kelemahannya. Serangan mereka melebihi musuh Belanda dalam perang kemerdekaan yang dilengkapi senjata mdern tetapi kelihatan nyata dengan mata telanjang karena badan mereka besar-besar dan tidak bisa berbahasa Indonesia atau bahasa daerah. Karena itu mudah dikenal dan dengan demikian, biarpun senjata mereka lebih ampuh dari bambu runcing, dengan semangat dan kerja sama yang erat, kita lawan mereka dan akhirnya kita menang. Kita merdeka menjadi negara yang maju. Namun, musuh Virus kali ini, kita dan bangsa-bangsa sedunia lainnya tidak bisa melihat musuh, bahkan para ahli masih berdebat bagaimana ciri-ciri Virus ini menyebar dari satu wilayah ke wilayah lainnya, biarpun WHO sepakat bahwa Virus bisa menyebar lewat udara dan tahan hidup dalam beberapa media lebih lama.
Dalam keadaan terdesak dewasa ini, secara tegas Presiden Jokowi mengambil beberapa kebijakan yang membesarkan hati. Diputuskan bahwa Dana Desa yang sudah dan hampir cair di Desa diperintahkan agar di ubah kegunaannya untuk memberi pekerjaan kepada penduduk desa yang kehilangan pekerjaan atau miskin agar bisa bertahan untuk ikut melawan serangan Virus. Menteri Desa PDTT, Gus Abdul Halim Iskandar yang ditugasi mengawal Dana Desa segera menjelaskan secara terperinci bahwa atas Keputusan Presiden Jokowi tersebut seluruh jajaran Kepala Desa di seluruh Indonesia bisa segera menyesuaikan Rencana Penggunaan Dana Desa 2020, baik yang sudah dicairkan atau akan segera dicairkan agar memastikan disediakannya dana khusus untuk kegiatan Padat Karya Tunai guna melawan serangan Virus Covid-19 yang sedang melanda seluruh wilayah tanah air tanpa pandang bulu. Keterangan itu diperkuat dengan Instruksi tertulis dan keterangan lebih terperinci oleh Pejabat Eselon I Eko Sri Haryanto yang disiarkan langsung dan diikuti oleh keluarga dan penduduk desa sehingga Kepala Desa tidak bisa tinggal diam. Kegiatan yang dapat dibiayai dengan Dana Desa dalam kegiatan Padat Karya Tunai melawan Virus Corona sudah jelas dan tidak dapat di putar bailikkan.
Khalayak umum mengetahui bahwa yang paling rawan dari serangan Virus adalah keluarga yang daya tahannya rapuh yaitu keluarga miskin dan keluarga lanjut usia. Karena itu keluarga miskin harus menjadi sasaran utama kesempatan kerja dalam acara Padat Karya Tunai sekali ini dengan dilengkapi alat pendukung pengaman yang utama yaitu pelindung hidung dan mulut, bekerja dalam jarak dua meter satu dan lainnya, tidak bergerombol dan masukan konsumsi yang baik untuk memelihara daya tahan yang prima. Keluarga lansia yang umumnya lebih mampu dapat menjadi mitra penolong dengan mengajak keluarga kaya untuk membantu secara gotong royong bersama keluarga miskin karena virus rupanya tidak membedakan keluarga kaya atau miskin sebagai sasaran utamanya.
Keluarga senior yang selama ini sebagai peserta KB aktif ikut mengantar suksesnya BKKBN harus segera mengajak BKKBN yang memiliki Peta Keluarga membuka dan membagi daftar keluarga prasejahtera atau keluarga miskin dan keluarga kaya kepada Kepala Desa, dicatat dan dipindahkan dalam Hand Phone (hp) aparat desa masing-masing serta menjadikannya sasaran utama peperangan melawan Virus. BKKBN yang dewasa ini sudah turun ke lapangan mengumumkan kepada setiap keluarga agar tinggal di rumah, harus segera mengajak setiap keluarga miskin ikut aktif bekerja keras dalam acara Padat Karya Tunai melawan Virus. PLKB, Tim Kesehatan Desa dan Posdaya yang dulu memberikan dukungan dalam kesertaan KB yang akrab harus menjadi “pengawal dan konsultan kesehatan” setiap keluarga miskin tersebut.
Secara khusus Dana Desa digunakan melindungi serangan virus Covid-19 melalui pemberian dukungan untuk kerja gotong royong menyelamatkan anak bangsa dengan perlengkapan pelindung hidung dan mulut dan kedua, mendukung pemberdayaan keluarga agar melepaskan diri dari lembah kemiskinan. Agar kedua tujuan itu dapat dicapai dengan baik perlu tegas sasaran yang akan ditangani dengan bantuan dana desa dipertajam, yaitu keluarga prasejahtera atau keluarga miskin, keluarga disabilitas atau penduduk yang menganggur dan miskin, bukan menganggur tetapi kaya.
Karena itu kepada keluarga atau penduduk miskin yang memiliki usaha jahit menjahit harus diberi kesempatan menjahit tutup hidung dan mulut. Apabila tidak ada yang memiliki mesin jahit maka kepada penjahit di desa harus diberikan pekerjaan itu sebagai prioritas utama dengan memperkerjakan penduduk miskin. Hasilnya dibagikan kepada penduduk miskin yang ikut dalam kegiatan Padat Karya Tunai agar bekerja dengan aman dari tularan Virus melalui hidung dan mulut. Bahan bakunya merupakan sumbangan keluarga kaya atau dibelikan dengan dana desa. Hasil jahitan diberikan kepada penduduk miskin yang bekerja dalam Padat Karya Tunai dan sisanya dijual kepada penduduk umum atau keluarga kaya di desa. Kepada mereka harus diberikan penjelasan tentang disiplin cara kerja harus berjarak lebih dari dua meter sesama pekerja lainnya dan selalu memakai tutup hidung dan tutup mulutnya dengan disiplin tinggi. Tidak bergerombol sesama pekerja lainnya demi keamanan bersama.
Dana Desa dapat juga digunakan untuk mengentaskan keluarga miskin dengan membnatu keluarga miskin yang ikut dalam Padat Karya Tunai diarahkan melakukan pemugaran rumah, perbaikan fasilitas tempat tinggal keluarga dan pembuatan jamban keluarga. Dana desa bisa untuk membeli bahan bangunan, kloset atau bahan lain agar penduduk miskin yang ikut padat karya bekerja membangun rumah atau MCK keluarganya sehingga fasilitas tempat tinggal keluarga miskin di desa sangat dibantu. Anak-anak keluarga miskin di sekolahkan sehingga jumlah keluarga miskin berkurang karena rumahnya di perbaiki dan anaknya disekolahkan.
Melalui partisipasi aktif dalam Pasukan Padat Karya Tunai dana desa diarahkan bekerja dalam kegiatan mengolah lingkungan sekitar rumah menjadi bersih dan sehat, mengubah halaman rumah menjadi Kebun Bergizi di tanami sayur dan buah, dan dalam kelompok-kelompok kecil bekerja di sawah di dekat rumahnya tanpa mengundang pekerja banyak, selalu menggunakan penutup hidung dan mulut dan bekerja tidak bergerombol. Dana Desa bisa digunakan “menyewa alat pertanian modern” dan “melatih penduduk miskin” untuk menggunakan mesin pertanian tersebut. Karena memakai alat modern, maka kerja tani di sawah tetap dapat dilakukan karena jumlah orang yang mengolah sawah tidak banyak sehingga dapat dilakukan dengan jarak yang aman serta tetap menggunakan tutup hidung dan mulut tetapi sawahnya tetap diolah, berproduksi dan produktif membangun ekonomi desa.
Contoh lain lagi adalah bahwa dana desa bisa membantu setiap lima atau sepuluh keluarga miskin desa membentuk kelompok PKK terdiri dari keluarga kaya dan miskin di desa dalam kelompok panca atau dasa wisma atau Posdaya seperti dulu, ditugasi menjadi pusat kegiatan ekonomi kampung. Pusat-pusat ini nanti menjadi “prototype” dari Warung Desa yang kalau sudah aman bisa di kembangkan. Sementara dewasa ini dijadikan unit-unit Bumdes dan ditugasi sebagai wakil dari anggotanya “belanja” ke pasar sehingga jumlah yang belanja di pasar tidak banyak. Apabila sudah aman pusat-pusat unit Bumdes darurat ini dianggap sebagai unit prototype Bumdes yang tidak perlu untung tetapi menjadi wakil setiap lima atau sepuluh keluarga belanja ke pasar.
Arahan dan sasaran yang jelas seperti tersebut diatas sungguh tidak sukar karena tujuan Padat Karya melawan Virus bukan untuk membangun rumah mewah, atau jalan tahan banjir tetapi membangun daya tahan dan mengentaskan keluarga miskin agar tidak miskin lagi, bangkit menjadi keluarga sejahtera secara wajar dan berkelanjutan. Semoga memberi inspirasi karena Menteri Desa dan aparatnya telah mendapat petunjuk yang jelas dari Presiden Jokowi yang ingin membebaskan keluarga desa dari lembah penderitaan dan kemiskinan. Semoga.